Mengapa Bournemouth Bisa Bersaing di Papan Atas EPL 2024/2025?

Bournemouth mencuat sebagai salah satu tim pesaing di papan atas English Premier League 2024/2025. Ini cukup mengejutkan jika menilik kiprah mereka dalam beberapa musim terakhir. Tim berjuluk The Cherries ini biasanya hanya menjadi penghuni papan tengah.
Berdasarkan klasemen Premier League per 2 Januari 2024, Bournemouth ada di peringkat ketujuh dengan 30 poin. Dari 19 laga, tim besutan Andoni Iraola meraih 8 kemenangan, 6 keimbangan, dan 5 kekalahan. Hasil ini membuat Bournemouth bersaing di zona Eropa.
Lalu, apa yang membuat Bournemouth bisa bersaing di papan atas Premier League 2024/2025? Simak ulasannya berikut ini.
1. Andoni Iraola membawa visi bermain yang jelas dengan gaya direct
Sejak Andoni Iraola mengambil alih kursi pelatih pada Juni 2023 lalu, Bournemouth perlahan menunjukkan identitas dan gaya bermainnya. Juru taktik asal Spanyol ini membawa visi bermain yang jelas ke dalam skuad. Ia memainkan taktik direct football yang membuat intentitas tinggi ketika merebut bola lawan untuk langsung menciptakan peluang.
Musim debutnya di Premier League 2023/2024 lalu, Iraola mengukir pencapaian bersejarah. Ia membawa Bournemouth meraih poin tertinggi selama berpartisipasi di Premier League. Bournemouth finis di urutan 12 dengan mengumpulkan 48 poin. Jumlah tersebut diperoleh dari 38 laga dengan perincian 13 kali menang, 6 kali imbang, dan 19 kali kalah.
Gaya bermain seperti ini dengan tempo tinggi memang sangat berisiko. Namun, ini juga berarti ada antusiasme dan optimisme ketika menghadapi tim-tim papan atas lain. Selain itu, gaya bermain seperti ini juga menguntungkan ketika melawan tim-tim papan bawah.
Beberapa laga melawan tim-tim papan atas menjadi bukti keberhasilan taktik Iraola ini. Arsenal, Manchester City, dan Tottenham Hotspur berhasil ditumbangkan di Premier League 2024/2025. Sejauh ini, sang manajer menekankan pola tekanan intens, baik dengan maupun tanpa bola. Formasi favorit Iraola adalah 4-2-3-1 sehingga lini tengah menjadi kunci permainan.
2. Lini tengah jadi kunci permainan ketika menekan tim lawan
Dalam formasi 4-2-3-1, lini tengah menjadi sektor penting berjalannya taktik Andoni Iraola. Poros lini tengah Bournemouth dipercayakan kepada Ryan Christie dan Lewis Cook. Dua pemain ini menjadi sosok vital penghubung antarlini. Peran keduanya di lini tengah sangat ciamik dalam memutus serangan lawan hingga merebut bola dari pemain musuh.
Premier League mencatat, Bournemouth mempunyai rata-rata berlari lebih jauh hingga 112,2 km per laga. Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan tim Premier League lainnya pada 2024/2025. Dengan pola menekan terus menerus, pemain lawan berpotensi mengalami kelelahan sehingga acap kali menjadi kesempatan bagi Bournemouth melakukan serangan.
Kendati statistik tersebut terbilang mengesankan, Bournemouth masih belum bisa membuat gol dari serangan balik. Penyelesaian akhir masih menjadi hal yang perlu dibenahi ketika taktik tempo tinggi ini dijalankan. Namun, ini hanya tinggal menunggu waktu untuk bisa terciptanya gol. Setidaknya, gaya Iraola di Bournemouth sudah terlihat jelas dan konsisten di tiap laga.
Sky Sports menjelaskan, Bournemouth merupakan salah satu dari tiga tim terbawah yang tak banyak melakukan penguasaan bola. Namun, pola permainan yang efektif membuat mereka bisa bersaing di papan atas. Permainan yang jelas dengan eksekusi klinis menjadi kunci.
3. Tidak hanya mengandalkan satu pemain dalam menciptakan gol
Dengan gaya bermain seperti yang dijelaskan di atas, Bournemouth tidak mengandalkan satu pemain dalam mencetak gol. Pemain dengan jumlah gol tertinggi adalah Justin Kluivert yang memproduksi enam gol. Ini disusul oleh Antoine Semenyo (5) dan Evanilson (4).
Andoni Iraola menjelaskan bahwa taktiknya yang utama adalah merebut bola terlebih dahulu dari lawan. Setelah itu, tujuan utama adalah mencari pemain bernomor sembilan alias ujung tombak serangan. Ini berguna untuk membuka ruang pemain lawan dan juga musuh.
"Hal pertama yang kami coba lakukan saat kami merebut kembali bola adalah bermain kepada pemain nomor 9, karena itu biasanya merupakan momen ketika lawan tidak berada dalam posisi yang tepat dan Anda bisa menemukan ruang lebih baik," ujarnya, dikutip dari Sky Sports.
Taktik ini cukup berbeda jika dibandingkan pada 2023/2024 lalu, Meski terlihat serupa, salah satu yang terlihat berubah adalah soal urusan mencetak gol. Pada musim lalu, ada Dominic Solanke yang berperan sebagai ujung tombak serangan. Ini terbukti dengan torehan 19 gol. Namun, kepergiannya ke Tottenham pada musim panas 2024 lalu membuat Iraola beradaptasi.
Tiga faktor di atas menjadi alasan kompetitifnya Bournemouth di Premier League 2024/2025. Meski musim masih berjalan separuhnya, ini menjadi sinyal positif bagi Andoni Iraola untuk membawa tim menembus empat besar. Konsistensi diperlukan agar tidak terpeleset pada paruh kedua musim nanti. Mampukah Bournemouth menjaga performa ini?