Dua Kali Juara Piala Dunia, Mengapa Uruguay Punya 4 Bintang di Logo?

Apakah kamu menyadari jika Uruguay memiliki empat bintang di logo mereka meski Uruguay baru memenangkan dua gelar juara Piala Dunia? Faktanya, terdapat makna dan kontroversi  di balik itu semua.

AUF atau Federasi sepak bola Uruguay mengklaim jika empat bintang yang ada di logo mereka bukan hanya dari hasil mereka menjuarai Piala Dunia. Namun, AUF justru menambah dua lagi dari hasil trofi yang mereka dapatkan pada turnamen lain.

Sepanjang sejarah Piala Dunia, Uruguay tercatat pernah menjadi juara Piala Dunia sebanyak dua kali. Momen tersebut mereka rasakan pada Piala Dunia edisi 1930 yang diadakan di Uruguay dan edisi 1950 yang diadakan di Brasil.

Sementara itu, tambahan dua bintang yang ada di logo mereka ternyata didapat dari hasil juara Olimpiade cabang olahraga sepak bola, tepatnya pada edisi 1924 di Paris, Prancis, dan edisi 1928 di Amsterdam, Belanda.

Berbeda dengan aturan milik PSSI yang membebaskan penggunaan ornamen apa pun pada logo, FIFA justru memiliki regulasi khusus. Dalam peraturan peralatan untuk kompetisi FIFA, bagian 16 poin 1, FIFA menyatakan bintang bisa dikenakan dengan alasan tertentu, yaitu Piala Dunia.

"Asosiasi anggota FIFA yang telah memenangkan satu atau lebih Piala Dunia dapat menampilkan bintang berujung lima, atau simbol lain seperti yang diinstruksikan FIFA," bunyi pasal tersebut. Dari bunyi pasal tersebut, FIFA dengan jelas hanya mengizinkan penggunaan bintang pada logo hanya karena Piala Dunia, bukan turnamen lain, termasuk Olimpiade.

Pada awalnya, FIFA tidak memedulikan keberadaan empat bintang di logo Timnas Uruguay. Perseteruan baru dimulai pada tahun 2021, ketika FIFA meminta Puma sebagai aparel Timnas Uruguay untuk menghapus dua bintang tambahan pada logo yang ada di jersey Timnas Uruguay.

Namun, hal tersebut justru dipertanyakan oleh AUF. Mereka mengaku cukup terkejut karena FIFA baru mempertanyakan hal tersebut. Alhasil, AUF menolak dan justru mengatakan jika FIFA pura-pura lupa dengan sejarah berdirinya FIFA itu sendiri.

Menurut beberapa laporan, cabang olahraga sepak bola di Olimpiade memang pernah berada dalam naungan FIFA sesuai hasil kongres tahun 1924. Baru setelah edisi 1924 dan 1928 terlaksana, munculah Piala Dunia pertama tahun 1930.

Pada saat itu, Olimpiade menjadi ajang tertinggi dalam dunia sepak bola. Olimpiade kala itu dianggap setara dengan Piala Dunia yang kini jadi ajang pesta sepak bola terakbar di jagat bumi.

Kontroversi tersebut bikin Wakil Presiden Federasi Uruguay, Gaston Tealdi, mengatakan FIFA harus mengakui secara resmi dua bintang tambahan Uruguay. Sebab, Olimpiade 1924 dan 1928 pernah menjadi kompetisi tertinggi yang diadakan FIFA.

Berkat keputusan tegas dari AUF,  Uruguay pun masih menggunakan empat bintang pada logo mereka. Uruguay juga sudah menyiapkan berkas dan dokumen validitas jika nantinya kasus ini berlanjut ke pengadilan.

Mungkin menurut sebagian orang hal tersebut merupakan hal yang sepele. Namun, bagi FIFA dan AUF, keberadaan dua bintang tambahan dalam logo Uruguay merupakan faktor esensial yang layak untuk dibahas dan bisa berbuah perseteruan.