3 Musim saat Sunderland Tembus 10 Besar Premier League

- Sunderland mencapai posisi ketujuh di Premier League 1999/2000, dengan 58 poin dari 16 kemenangan, 10 keimbangan, dan 12 kekalahan.
- Sunderland mempertahankan posisi ketujuh di Premier League 2000/2001 dengan hanya kebobolan 41 gol, meskipun produktivitas Kevin Phillips menurun.
- Sunderland berakhir di posisi sepuluh di Premier League 2010/2011 dengan meraih 12 kemenangan dan diperkuat pemain muda bertalenta seperti Asamoah Gyan dan Danny Welbeck.
Sunderland berhasil memukau publik sepak bola dengan penampilan mereka di English Premier League (EPL) 2025/2026. Tim asuhan Regis Le Bris tersebut mampu menduduki posisi ke-4 per pekan ke-9. Padahal, The Black Cats lolos ke kompetisi ini lewat jalur play-off.
Selain itu, dibanding Leeds United dan Burnley sebagai dua tim promosi lain, Sunderland juga merupakan yang terlama absen dari EPL. Mereka terakhir kali merasakannya pada 2016/2017. Secara keseluruhan, sebelum 2025/2026, terdapat 16 musim ketika Sunderland ikut serta di EPL. Namun, hanya ada 3 edisi saat mereka bisa menembus 10 besar.
1. Sunderland mencapai posisi ketujuh di Premier League 1999/2000
Sunderland bermain di Premier League untuk pertama kalinya pada 1996/1997. Namun, mereka langsung terdegradasi kembali pada akhir kompetisi. Setelah 2 musim berada di kasta kedua, tim yang saat itu dilatih Peter Reid pun akhirnya tampil lagi di EPL pada 1999/2000. Sunderland langsung membuat kejutan dengan bertengger di posisi ketujuh. Mereka mengumpulkan 58 poin dari hasil 16 kemenangan, 10 keimbangan, dan 12 kekalahan.
Tim yang bermarkas di Stadium of Light ini sebetulnya mengawali musim dengan mengecewakan. Mereka kalah telak dari Chelsea dengan skor 0-4. Namun, setelah itu, Sunderland berhasil tancap gas. Mereka hanya kalah 1 kali selama 13 pertandingan berikutnya. Sisanya, Sunderland mampu meraih 8 kemenangan dan 4 keimbangan. Dua hasil paling positif pada periode tersebut adalah ketika menahan Arsenal tanpa gol dan mengalahkan Newcastle United dengan skor 2-1.
Sejumlah pemain memberikan kontribusi yang krusial. Namun, dua yang paling signifikan adalah duet ujung tombak mereka, Niall Quinn dan Kevin Phillips. Quinn berhasil menyumbang 14 gol dan 7 assist. Sementara itu, Philipps menggondol trofi top skor kompetisi setelah mencetak 30 gol. Ia unggul hingga tujuh gol dari Alan Shearer. Padahal, ini merupakan musim debut Phillips di EPL. Selain gol, striker yang saat itu berusia 25 tahun tersebut juga menciptakan empat assist.
2. Sunderland mempertahankan posisi ketujuh di Premier League 2000/2001
Setelah tampil mengesankan di Premier League 1999/2000, Sunderland mampu melanjutkan kejutan mereka pada 2000/2001. Tim yang masih dipimpin Peter Reid ini hanya turun satu poin. Namun, mereka mampu mempertahankan posisi ketujuh. Jika penyerangan menjadi senjata pada 1999/2000, maka Sunderland mengandalkan pertahanan pada 2000/2001. Mereka hanya kebobolan 41 gol. Cuma Manchester United (31 gol), Arsenal (38 gol), dan Liverpool (39 gol) yang kebobolan lebih sedikit dibanding mereka.
Padahal, Sunderland ditinggal dua pilar kuncinya di lini belakang. Paul Butler bergabung dengan Wolverhampton Wanderers dan Chris Makin hengkang ke Ipswich Town. Jody Craddock kemudian berhasil memaksimalkan kekosongan yang ada. Ia tampil 34 kali. Semusim sebelumnya, Craddock cuma bermain 19 kali. Craddock lantas berduet dengan Emerson Thome yang diboyong dari Chelsea. Michael Gray memimpin dari bek kiri. Ia menjadi pemain dengan menit bermain terbanyak (3.174 menit). Sementara itu, Thomas Sorensen kembali tampil solid di bawah gawang.
Di lini depan, produktivitas Kevin Phillips memang menurun tajam. Ia hanya bisa mencetak 14 gol dan 1 assist. Begitu pun dengan Niall Quinn yang cuma menyumbang tujuh gol tanpa assist. Namun, Don Hutchinson berhasil menambal kekurangan tersebut. Pemain yang direkrut dari Everton ini menorehkan 8 gol dan 1 assist. Persebaran gol Sunderland pada musim ini memang lebih besar. Mereka menciptakan 46 gol yang berasal dari 13 pemain. Pada musim sebelumnya, mereka mencetak 57 gol, tetapi dari 10 pemain dengan Phillips dan Quinn yang sangat dominan.
3. Sunderland berakhir di posisi sepuluh di Premier League 2010/2011
Musim terakhir ketika Sunderland berhasil menembus sepuluh besar Premier League terjadi pada 2010/2011. Saat itu, mereka berakhir di posisi 10 dengan 47 poin. Sunderland mampu meraih 12 kemenangan dan 11 keimbangan serta menelan 15 kekalahan. Ini merupakan musim kedua mereka dilatih Steve Bruce. Sunderland naik tiga peringkat karena pada musim pertamanya bersama Bruce memang berakhir di posisi 13.
Sunderland diperkuat sejumlah pemain muda bertalenta di EPL 2010/2011. Mereka mengeluarkan uang yang cukup banyak untuk memboyong Asamoah Gyan dari Stade Rennais. Penyerang asal Ghana berusia 24 tahun tersebut mengakiri musim dengan 10 gol dan 4 assist. Ada juga striker berusia 19 tahun bernama Danny Welbeck yang dipinjam dari Manchester United. Pria asli Inggris itu kemudian menyumbang 6 gol dan 1 assist.
Mayoritas hasil impresif Sunderland di EPL 2010/2011 terjadi pada paruh pertama. Mereka menaklukkan Manchester City dengan skor 1-0 pada pekan ketiga. Sunderland lantas menahan Arsenal (1-1), Liverpool (2-2), dan Manchester United (0-0) secara beruntun pada pekan ke-5--ke-7. Pada pekan ke-12, Sunderland juga bisa mengimbangi Tottenham Hotspur (1-1). Sepekan kemudian, mereka membantai Chelsea dengan skor 3-0.
Sunderland berada di peringkat ke-4 per pekan ke-10 English Premier League 2025/2026. Performa sejauh ini menunjukkan mereka tampaknya bisa bersaing jika hanya untuk sekadar menembus sepuluh besar. Namun, mampukah Sunderland angkatan 2025/2026 melewati pencapaian seniornya pada 1999/2000 dan 2000/2001?


















