Obral Pemain ke Arab Saudi, Upaya Chelsea Hindari FFP?

Jakarta, IDN Times - Chelsea jadi salah satu klub yang sibuk di bursa transfer musim panas 2023. Tidak cuma mengincar nama baru, mereka banyak melepas pemain, terutama ke sejumlah klub di Saudi Pro League. Rupanya, ada indikasi mereka ingin mengakali Financial Fair Play (FFP).
Terbaru, ada nama N'Golo Kante yang dipastikan akan hengkang dari Chelsea ke klub Arab Saudi, Al Ittihad. Tidak cuma itu, beberapa pemain macam Hakim Ziyech, Kalidou Koulibaly, Edouard Mendy, dan Pierre-Emerick Aubameyang, juga akan hengkang.
Sekilas, hal ini tampak seperti normal. Akan tetapi, ada udang di balik batu dalam langkah yang dilakukan Chelsea ini. Bahkan sampai menyeret Public Investment Fund (PIF), pemilik saham Newcastle United.
1. Ada keterikatan antara PIF dan pemilik Chelsea

Dilansir Metro, langkah Chelsea yang melego pemain ke klub asal Arab Saudi ini agak mencurigakan. Apalagi, belakangan diketahui PIF punya saham di Clearlake Capital, perusahaan milik bos Chelsea, Todd Boehly.
"PIF berinvestasi banyak di seluruh dunia, sehingga patut diperiksa untuk membuktikan tidak ada konflik kepentingan, karena mereka belanja besar-besaran dengan uang tak terbatas pada pemain-pemain yang tua," ujar salah satu perwakilan klub Eropa.
2. Ada dugaan mengakali FFP

Selain itu, langkah Chelsea menjual banyak pemain ke Arab Saudi diduga sebagai upaya 'Si Biru' mengakali aturan FFP. Apalagi, musim lalu mereka berbelanja besar, sampai habis lebih dari 600 juta poundsterling.
"Lihatlah klub-klub di seluruh Eropa memanfaatkan Saudi musim panas ini sebagai kartu AS penjualan. Akan jadi lebih rumit jika PIF memiliki kepentingan investasi, baik di klub penjual ataupun pembeli," ucap perwakilan klub Eropa itu.
3. Chelsea benar-benar cuci gudang

Memang, skuad Chelsea di musim 2022/23 begitu gemuk. Banyak sekali pemain yang didatangkan dan mubazir. Tak semua pemain anyar itu memberikan kontribusi apik bagi Chelsea di lapangan.
Alhasil, Chelsea memutuskan untuk melepas beberapa pemain. Uniknya, para pemain itu dilepas ke Saudi Pro League. Akankah UEFA atau otoritas sepak bola terkait mengendus keanehan ini?