Kisah Haru si Bengal Balotelli dan Ibu Angkatnya

Ia diadopsi keluarga Italia sejak umur 3 tahun

Membicarakan striker Italia, Mario Balotelli, tentu tak lepas dari berbagai aksi bengalnya, baik di dalam maupun luar lapangan. Sudah tak terhitung lagi berapa yang melibatkan kasus pria 30 tahun itu. Mulai kecelakaan mobil hingga berseteru dengan rekan satu tim semua sudah pernah ia lakoni.

Tapi, tak banyak yang tahu tentang kisah masa kecil seorang Balotelli. Pemain keturunan Ghana tersebut adalah seorang anak hasil adopsi oleh keluarga Balotelli asal Italia.

1. Lahir di Palermo, Balotelli berasal dari keluarga imigran 

Kisah Haru si Bengal Balotelli dan Ibu AngkatnyaInstagram.com/mb459

Mario Balotelli lahir di Palermo, Italia pada 12 Agustus 1990 dengan nama Mario Barwuah. Ia merupakan anak pasangan imgran Ghana, Rose dan Thomas Barwuah. Lantaran kondisi ekonomi, pasangan yang memiliki anak ini pun tak mampu merawat Balotelli dengan baik. 

Mereka pun kemudian menyerahkannya ke tempat penitipan anak. Tak hanya soal makanan sehari-hari, keluarga itu akhirnya menyerahkan Balotelli karena mereka tak mampu membiayai perawatan kesehatan sang anak. Balotelli kecil diketahui mengidap sebuah penyakit yang mengancam jiwanya.

2. Ia diadopsi oleh keluarga Balotelli saat masih berusia 3 tahun

Kisah Haru si Bengal Balotelli dan Ibu Angkatnyafacebook.com/MarioOfficialBalotelli

Beruntung sepasang keluarga kaya, yaitu Sylvia dan Fransesco Balotelli dari Brescia datang ke tempat tersebut. Mereka kemudian memutuskan untuk mengadopsi Balotelli yang kala itu berusia 3 tahun sekaligus mengubah namanya menjadi Mario Balotelli. Pada beberapa tahun pertama, Balotelli masih kerap bertemu kedua orangtua kandungnya. Namun, menginjak remaja, ia tak mau lagi melakukannya. 

Ia bahkan menolak kembali kepada kedua orangtuanya. Padahal, dalam perjanjian adopsi disebutkan saat dewasa Balotelli berhak memilih kembali pada ayah dan ibu kandungnya. Ia mengaku sakit hati karena merasa ditinggalkan. 

Baca Juga: Ingin Bahagiakan Putrinya, Balotelli Berhasrat untuk Gabung Napoli

3. Sakit hati ditelantarkan, Balotelli tak mau kembali pada ibu kandungnya

Kisah Haru si Bengal Balotelli dan Ibu AngkatnyaInstagram.com/mb459

Keputusan itu pun membuat Balotelli kian dekat dengan Sylvia. "Bahkan, saat tidur, ia tak mau melepas genggaman tangan ibu," kata Christina, kakak Balotelli seperti dikutip dari The Guardian. Tak hanya sebagai ibu, Sylvia juga adalah pendukung utama Balotelli dalam bermain bola. Ia kerap mendampingi sang anak saat berlatih. 

Pada usia 11 tahun, Balotelli mulai menjalani karier sepak bolanya bersama tim junior Lumezzane. Di klub inilah kebintangan "Super Mario" mulai terlihat. Setelah masuk tim senior, ia kemudian dilirik oleh Inter Milan. Bahkan, sempat menandatangani kontrak sebagai pemain pinjaman. 

4. Ia dedikasikan dua gol penting di EURO untuk sang ibu

Kisah Haru si Bengal Balotelli dan Ibu AngkatnyaTwitter.com/World Soccer Talk

Salah satu puncak karirnya adalah saat membela tim nasional Italia pada Euro 2012. Dalam laga semifinal, ada sebuah peristiwa yang paling diingat oleh pencinta bola dunia. Ia menjadi penentu dengan dua golnya saat Italia mampu mengandaskan Prancis di semifinal. 

Usai pertandingan, ia pun berlari menuju tribun penonton dan memeluk Sylvia sambil menangis. Balotelli mengaku mendedikasikan dua gol tersebut untuk Sylvia yang selama ini telah merawatnya. 

"Saya langsung berlari ke arahnya dan membisikkan bahwa dua gol ini untuknya. Saya telah menantikan momen ini begitu lama, terlebih ketika saya tahu ibu ada di bangku penonton," ujar Balotelli.

5. Sylvia selalu ada saat Balotelli sedang dilanda masalah 

Kisah Haru si Bengal Balotelli dan Ibu AngkatnyaInstagram.com/mb459

Selain kisah tentang kebengalannya, Balotelli juga dikenal kerap menjadi korban tindakan rasisme. Sejak kecil bahkan ia kerap menerima cemoohan "Tidak ada Italia yang hitam". Aksi serupa pun kerap menimpanya setelah menjadi pesepak bola profesional.

"Saya izin kepada ibu untuk bermain bola setelah semua PR selesai. Namun, saat saya bertanya kepada teman-teman di lapangan, mereka malah menjawab saya tak bisa ikut bermain hanya karena kulit saya,".

Saat itulah ada sosok Sylvia yang selalu mendampinginya. Bahkan, saat masih bermain di Manchester City, Sylvia kerap mengunjungi kamar tempatnya menginap untuk sekedar membersihkan sekaligus memberinya semangat. 

Publik mungkin akan mengenal Balotelli sebagai salah satu pemain bengal dengan berbagai kasusnya. Namun, di mata Sylvia, Balotelli tetaplah seorang anak yang akan ia sayangi, selamanya. 

Baca Juga: Menjelang Laga Uji Coba, Mario Balotelli Ingin Dipanggil Timnas Italia

Kuncoro Photo Verified Writer Kuncoro

Penikmat tanggal muda

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya