3 Pelatih yang Berpisah dengan Klub per Pekan 10 Bundesliga 2025/2026

- Erik ten Hag dipecat Bayer Leverkusen setelah dua laga di Bundesliga
- Borussia Moenchengladbach mengakhiri kerjasama dengan Gerardo Seoane setelah pekan ketiga
- Paul Simonis berpisah dengan Wolfsburg setelah pekan kesepuluh
Bundesliga Jerman 2025/2026 memang masih didominasi Bayern Munich hingga pekan kesepuluh. Namun, persaingan ketat dialami tim-tim lainnya dari papan atas hingga papan bawah. Situasi tersebut membuat tekanan terhadap sejumlah pelatih meningkat seiring hasil yang tidak konsisten pada awal musim.
Tiga klub akhirnya memilih berpisah dengan pelatihnya demi mencari arah baru dan memperbaiki performa tim hingga pekan kesepuluh atau per 11 November 2025. Pergantian ini mencerminkan betapa tingginya tuntutan di Bundesliga, di mana kestabilan hasil menjadi kunci bertahan di kursi kepelatihan. Siapa saja pelatih yang telah berpisah dengan klubnya?
1. Erik ten Hag dipecat Bayer Leverkusen setelah dua laga laga di Bundesliga
Erik ten Hag menjadi pelatih pertama yang berpisah dengan klub Bundesliga 2025/2026. Dilansir The Guardian, sosok asal Belanda itu dipecat Bayer Leverkusen pada 1 September 2025. Situasi tersebut sekaligus menandai kiprah singkat Ten Hag yang hanya sempat mengawal Die Werkself dalam tiga laga berbeda.
Bayer Leverkusen memilih Ten Hag pada musim panas 2025 sebagai sosok pengganti Xabi Alonso yang memilih memulai petualangan baru sebagai juru taktik Real Madrid. Tugas tersebut diberikan kepadanya setelah tak memiliki klub selama lebih dari setengah musim. Sebelum itu, ia mengalami masa-masa sulit di Manchester United hingga dipecat pada Oktober 2024.
Di bawah kendali Ten Hag, Bayer Leverkusen meraih hasil yang beragam dalam 3 laga di 2 ajang berbeda. Laga pertama berakhir dengan kemenangan telak 4-0 atas tim kasta keempat di DFB-Pokal. Lalu, mereka meraih 1 keimbangan dan 1 keimbangan di Bundesliga, yang menjadi salah satu alasan pemecatannya. Selain itu, perbedaan misi dengan manajemen juga menjadi salah satu faktor utama.
2. Borussia Moenchengladbach mengakhiri kerjasama dengan Gerardo Seoane setelah pekan ketiga
Kebersamaan Gerardo Seoane dengan Borussia Moenchengladbach resmi berakhir pada 15 September 2025. Dilansir laman resmi Bundesliga, pihak klub memilih untuk mengakhiri kerja sama tersebut setelah tim tampil mengecewakan pada awal musim. Pelatih tim cadangan, Eugen Polanski, kemudian ditunjuk untuk menangani tim utama sebagai pelatih interim.
Seoane gagal mempersembahkan kemenangan bagi Die Fohlen dalam tiga laga awal Bundesliga 2025/2026. Kevin Diks dan kolega melewati pekan pembuka dengan hasil imbang 0-0 dengan Hamburger SV. Setelah kalah 0-1 dari Stuttgart pada pekan kedua, mereka dibantai 0-4 oleh Werder Bremen pada pekan ketiga.
Berbekal karier di Bundesliga, Seoane tak butuh waktu lama untuk menemukan klub baru. Pada akhir Oktober 2025, ia ditunjuk sebagai pelatih klub yang pernah ia tangani pada 2018–2021, Young Boys. Dalam 3 laga pertama, Young Boys meraih 1 kemenangan, 1 keimbangan, dan 1 kekalahan.
3. Paul Simonis berpisah dengan VfL Wolfsburg setelah pekan kesepuluh
Wolfsburg resmi tak dilatih Paul Simonis mulai 9 November 2025. Keputusan tersebut diambil manajemen seiring rentetan hasil buruk di Bundesliga 2025/2026. Daniel Bauer, pelatih tim U-19, diberi tugas menangani skuad utama untuk sementara waktu.
Bersama Simonis, Wolfsburg kesulitan bersaing di Bundesliga 2025/2026. Dalam 10 laga, mereka berada di peringkat ke-14 dengan 8 poin dari hasil 2 kemenangan, 2 keimbangan, dan 6 sisanya berakhir dengan kekalahan. Itu termasuk 4 kekalahan beruntun dari pekan 4 hingga 7.
Sama seperti Ten Hag, Simonis juga baru memulai kiprahnya di Bundesliga pada musim panas 2025. Tugas sebagai juru taktik Wolfsburg didapat setelah menorehkan prestasi apik di Eredivisie. Di bawah kendalinya, Go Ahead Eagles finis di peringkat ketujuh musim 2024/2025, pencapaian terbaik sejak finis di posisi yang sama pada 1970/1971.
Tiga pelatih di atas menjadi korban kerasnya persaingan di Bundesliga 2025/2026. Tekanan besar untuk meraih hasil positif yang konsisten membuat posisi pelatih begitu rentan terhadap perubahan. Setiap keputusan pemecatan tentu diambil dengan harapan dapat membangkitkan performa tim dan mengubah arah musim.

















