Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Pemain Afrika yang Mencetak Gol di Final UCL pada Abad 21

ilustrasi bola berlogo UCL (unsplash.com/JanoschDiggelmann)

Para pemain Afrika kerap kali menjadi andalan klub-klub besar Eropa dalam melakoni pertandingan besar seperti final Liga Champions Eropa (UCL). Meski begitu, tidak banyak yang mampu menciptakan gol kala bermain di final UCL. Menurut IFFHS, ada lima pesepak bola Afrika yang mencetak gol di final UCL pada abad 21 atau dalam 25 tahun terakhir sejak Januari 2000.

Namun, kelima pemain Afrika tersebut mengalami nasib yang berbeda-beda. Beberapa ada yang menjadi pahlawan kemenangan bagi klubnya, sedangkan yang lainnya gagal meraih gelar juara UCL meski mencetak gol di final. Uniknya, ada satu pencetak gol yang berposisi sebagai bek.

1. Samuel Eto'o mencetak gol pada final UCL 2006 dan 2009

Samuel Eto'o telah dianggap sebagai salah satu striker Afrika terbaik yang bersinar di klub-klub top Eropa, seperti Barcelona dan Inter Milan, pada era 2000an. Pemain asal Kamerun itu memasuki masa terbaik dalam kariernya kala berseragam Barcelona selama 5 tahun pada 2004--2009. Salah satu pencapaian terbaiknya, yaitu menjuarai Liga Champions dua kali pada 2005/2006 dan 2008/2009.

Eto'o mencetak gol di dua final UCL pada 2006 dan 2009. Barcelona yang tertinggal 0-1 dari Arsenal, berhasil menyamakan skor menjadi 1-1 berkat gol Eto'o pada menit ke-76. El Barca akhirnya menjuarai UCL 2005/2006 setelah mengunci kemenangan 2-1 lewat gol Juliano Beletti pada menit ke-81. Eto'o kemudian membuka keunggulan Barcelona 1-0 atas Manchester United pada final UCL 2009. El Barca keluar sebagai juara UCL 2008/2009 usai menang 2-0 atas MU di laga ini.

2. Didier Drogba mencetak gol penting bagi Chelsea pada final UCL 2012

Didier Drogba memiliki segudang momen apik kala berseragam Chelsea pada periode pertamanya 2004--2012. Salah satu aksi terbaik pemain asal Pantai Gading itu kala mencetak gol ke gawang Bayern Muenchen pada final Liga Champions 2012. Drogba kemudian menjadi pahlawan Chelsea dalam adu penalti.

Laga ini berlangsung sengit sejak menit pertama. Bayern Muenchen memecah kebuntuan lewat gol Thomas Mueller pada menit ke-83. Chelsea berhasil menyamakan kedudukan melalui gol sundulan Drogba pada menit ke-88. Ia kemudian menjadi penendang terakhir Chelsea pada babak adu penalti. Drogba sukses mengeksekusi penalti dengan sempuran dan mengantarkan Chelsea menjuarai UCL untuk pertama kalinya pada 2011/2012.

3. Sadio Mane gagal menjuarai UCL meski mencetak gol pada final 2018

Sadio Mane bersama Mohamed Salah dan Roberto Firmino membentuk trio maut di lini depan Liverpool sejak 2017/2018. Kombinasi ketiga pemain ini berperan penting dalam perjalanan The Reds menembus final Liga Champions pada musim tersebut. Mereka menjadi andalan Liverpool asuhan Juergen Klopp kala menghadapi Real Madrid dalam laga final yang berlangsung di stadion NSK Olimpisky tersebut.

Liverpool tertinggal terlebih dahulu usai Real Madrid mencetak gol lewat Karim Benzema pada menit ke-51. The Reds memberikan reaksi positif dengan mencetak gol penyama kedudukan lewat Mane 4 menit kemudian. Sayangnya, Liverpool kalah 1-3 dari Real Madrid usai Gareth Bale menorehkan brace pada menit ke-63 dan 83.

4. Mohamed Salah mencetak gol lewat sepakan penalti pada final UCL 2019

Mohamed Salah mengalami nasib kurang baik ketika Liverpool kalah 1-3 dari Real Madrid pada final Liga Champions 2018. Ia harus ditarik keluar usai mengalami cedera dislokasi bahu akibat adu fisik dengan bek Real Madrid, Sergio Ramos. Salah memiliki kesempatan tampil di final UCL untuk kedua kalinya kala Liverpool menghadapi Tottenham Hotspur pada 2018/2019.

Ia kali ini tampil apik dengan mencetak satu gol lewat sepakan penalti. Divock Origi menggandakan skor menjadi 2-0 usai mencetak gol pada menit ke-87. Liverpool sukses mempertahankan keunggulan tersebut dan sukses meraih gelar juara UCL keenam. 

5. Achraf Hakimi membobol gawang mantan klubnya pada final UCL 2025

Achraf Hakimi bergabung dengan Paris Saint-Germain (PSG) dari Inter Milan pada musim panas 2021. Ia kala itu didatangkan bersama Lionel Messi, Sergio Ramos, Georginio Wijnaldum, dan Gianluigi Donnarumma, demi memenuhi ambisi Les Parisiens menjuarai Liga Champions. Uniknya, PSG justru berhasil mencapai misi tersebut kala tidak lagi diperkuat para pemain bintang, macam Messi, Ramos, Wijnaldum, Kylian Mbappe, dan Neymar Jr, pada 2024/2025. Sementara itu, Hakimi dan Donnarumma masih menjadi bagian dari Les Parisiens yang menang telak 5-0 atas Inter Milan pada final UCL 2025.

Bagi Hakimi, laga ini terbilang spesial karena Inter Milan merupakan mantan klubnya. Ditambah lagi, ia mencetak gol pertama PSG pada menit ke-12. Hakimi memilih tidak melakukan selebrasi dan menunjukkan gestur minta maaf kepada fans Inter Milan usai menorehkan gol tersebut. 

Kelima pemain di atas merupakan sosok kunci bagi klubnya masing-masing kala berlaga di final UCL. Mereka bahkan telah dianggap legenda berkat kontribusi bagi pencapian timnya saat menjuarai UCL. Uniknya, Drogba dan Hakimi sama-sama mencetak gol dan mengantarkan Chelsea serta PSG menjuarai UCL untuk pertama kalinya kala memenangkan laga final yang digelar di stadion Allianz Arena, Muenchen. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Atqo Sy
EditorAtqo Sy
Follow Us