10 Pemain yang Dibeli dan Dijual Kembali dalam Satu Jendela Transfer

Kesulitan finansial yang tengah melanda Barcelona bisa terlihat dalam transfer yang melibatkan Emerson Royal. Bek kanan tersebut baru saja dibeli oleh Blaugrana pada Juli 2021 lalu dari Real Betis dengan harga 243,34 miliar rupiah. Namun pada deadline day sebulan kemudian, mereka secara resmi melepasnya ke Tottenham Hotspur dengan harga hampir dua kali lipat.

Hal yang cukup mengherankan adalah sebelum membelinya dari Real Betis, pemain kelahiran 14 Januari 1999 tersebut sejatinya adalah milik Barcelona. Ya, Barca membelinya dari Atletico Mineiro pada April 2018 dan menjualnya ke Betis pada Februari 2019.

Barca pernah melakukan transfer yang jauh lebih mengherankan yang melibatkan Marc Cucurella. Pada musim 2018/2019, mereka meminjamkan pemain akademinya tersebut ke Eibar. Di musim berikutnya, Eibar yang puas atas jasa sang pemain memutuskan untuk membelinya pada 1 Juli 2019.

Namun, hanya dua minggu berselang, Barca memutuskan untuk mengaktifkan klausul pembeliannya kembali. Tidak berhenti di situ, alih-alih menjadikannya bagian dalam rencana tim di musim tersebut, Barca nyatanya malah meminjamkannya ke Getafe dua hari setelah dibeli kembali.

Ketika meminjamkannya ke Getafe, terdapat klausul di mana Getafe memiliki opsi untuk mempermanenkannya seharga 97,65 miliar rupiah dan Barca akan mendapat bagian sebanyak 40% jika Getafe menjualnya di masa depan.

Hal tersebut pun menjadi kenyataan karena Getafe baru saja menjual bek kiri tersebut di awal musim ini ke Brighton & Hove Albion dengan mahar mencapai 312,87 miliar rupiah.

Selanjutnya ada nama mantan bek asal Argentina, Martin Demichelis. Pada 11 Juli 2013, sang pemain direkrut secara gratis oleh Atletico Madrid dari Malaga. Namun di awal September, sang pemain secara resmi bergabung dengan Manchester City.

Menit bermain menjadi alasan utama di balik keputusannya karena bersama Atletico ia hanya didapuk sebagai cadangan bagi Diego Godin dan Miranda. Ia ingin menjaga kansnya untuk mendapatkan satu tempat di skuad Argentina untuk Piala Dunia 2014.

Terlebih, pelatih Manchester City saat itu adalah Manuel Pellegrini yang merupakan mantan pelatihnya di Malaga. Pada akhirnya, kedua pihak saling mendapat keuntungan.

Atletico mendapat biaya transfer sebesar 78,22 miliar rupiah dan Demichelis bukan hanya bisa bermain di Piala Dunia 2014, namun juga berhasil menjadi juara Premier League dengan bermain dalam 27 pertandingan.

Benik Afobe cukup berperan dalam keberhasilan Wolverhampton menjuarai Championship musim 2017/2018 yang membuat mereka promosi ke Premier League di musim depannya. Striker lulusan akademi Arsenal tersebut bermain dalam 16 pertandingan dan mencetak enam gol.

Wolves yang meminjamnya dari Bornemouth kala itu akhirnya memutuskan untuk mempermanenkannya pada 1 Juli 2018 dengan biaya 198,15 miliar rupiah. Namun, hanya satu hari berselang, mereka justru melepasnya ke Stoke City dengan bayaran 234,65 miliar rupiah.

Menariknya, kala itu kedua klub sepakat bahwa dalam enam bulan pertama, status transfer tersebut hanya berupa pinjaman. Baru pada Januari 2019, Afobe resmi menjadi pemain milik Stoke City.

Pendukung Manchester United pasti tidak akan lupa dengan nama Tiago Manuel Dias Correia alias Bebe. Pemain asal Portugal tersebut digadanng-gadang akan menjadi bintang yang sayangnya berakhir sebagai seorang flop.

Pemain tersebut hanya pernah mencatatkan tujuh penampilan dengan koleksi dua gol bersama Setan Merah. Ia sendiri dibeli dari Vitoria Guimares pada 1 Agustus 2010 dengan biaya 152,96 miliar rupiah.

Padahal, klub asal Portugal tersebut baru saja merekrutnya sebulan sebelumnya dari CF Estrela dengan mahar 869,8 juta rupiah. Guimares jelas sulit menolak tawaran dengan uang sebesar yang diajukan MU.

Kisah lebih serius dialami oleh mantan striker asal Nigeria, Emmanuel Emenike. Pada 1 Juli 2011, ia dibeli oleh Fenerbahce dari klub Turki lainnya, Karabukspor. Namun, di akhir bulan yang sama, Emenike memutuskan untuk pergi ke Rusia untuk bergabung dengan Spartak Moskow.

Alasannya kala itu adalah karena ia diduga terlibat dalam pengaturan skor hingga harus ditahan di penjara selama empat hari. Namun, pada akhirnya ia terbukti tidak bersalah. Seakan masih penasaran dengan kemampuannya, pada 7 Agustus 2013, Fenerbahce pun membelinya kembali.

Pada 11 Juli 2006, Bolton Wanderers merekrut Dietmar Hamann secara gratis dari Liverpool. Namun, hanya satu hari berselang, sang pemain secara resmi bergabung dengan Manchester City.

Hamann menyebut bahwa alasan di balik keputusannya tersebut adalah karena ia tidak merasa nyaman setibanya di kota klub barunya itu. Menariknya, pada 2013, Phil Gartside yang merupakan chairman Bolton saat itu mengungkapkan dalam sebuah wawancara kepada TalkSport bahwa mereka sebetulnya tidak pernah menandatangani berkas apapun ketika mendatangkan Hamann dari Liverpool.

Sehingga pada dasarnya, menurutnya Bolton menjual pemain yang sama sekali tidak pernah mereka beli. Premier League pun melakukan investigasi akan hal ini.

Hasilnya pun bertentangan dengan klaim Phil Gartside. Mereka mengumumkan bahwa seluruh dokumen transfer Hamann dari Liverpool ke Bolton terpenuhi sehingga ia secara resmi pernah terdaftar sebagai pemain Bolton.  

Keluarga memang menjadi salah satu faktor krusial bagi seorang pesepak bola ketika memutuskan pindah klub. Hal ini juga yang dialami oleh David Unsworth.

Pada awal musim 1997/1998, sang pemain yang di musim sebelumnya membela West Ham mendapat tawaran dari dua klub, yaitu Aston Villa dan Everton. Ia memilih untuk bergabung dengan Villa pada awal Juli 1998 karena kualitas tim tersebut yang lebih baik kala itu.

Padahal, sang istri menginginkannya untuk bergabung dengan Everton agar lebih dekat, ditambah mereka pun baru memiliki anak. Sebagai catatan, Unsworth sendiri memang berasal dari Merseyside dan merupakan lulusan akademi Everton bahkan sempat bermain untuk The Tofees sebelum bergabung dengan West Ham pada 1997. 

Unsworth pun menyesal akan keputusannya tersebut. Menurut pengakuannya, ia sampai harus menempuh perjalanan hingga dua jam dari rumahnya di Merseyside ke tempat latihan Villa. Sebulan berikutnya, Unsworth pun akhirnya secara resmi bergabung dengan Everton. 

Situasi yang sama juga dialami oleh mantan pemain tim nasional Kroasia, Robert Jarni. Pada awal Juli 1998, Jarni yang tiga musim sebelumnya bermain di Spanyol bersama Real Betis hengkang ke klub Inggris, Coventry City.

Namun, hanya empat hari berselang, mantan pemain yang berposisi bek kiri tersebut secara resmi kembali ke Spanyol untuk bergabung bersama Real Madrid.

Selain karena nama besar Madrid, Jarni juga mengungkapkan bahwa istrinya tidak menyetujui keputusan tersebut. Sang istri tidak ingin pindah ke Inggris karena telah nyaman tinggal di Spanyol, ditambah anak-anak mereka kala itu juga masih kecil dan telah bersekolah di sana.

Clive Allen menjadi satu nama terakhir dalam daftar ini dengan kisah yang tidak kalah uniknya. Pada awal Juni 1980, Arsenal membeli sang striker dari Queens Park Rangers dengan biaya 1 juta poundsterling.

Allen yang saat itu masih berusia 19 tahun pun memecahkan rekor sebagai pemain muda termahal kala itu. Namun, sebulan berselang, The Gunners justru memutuskan untuk melepasnya ke Crystal Palace tanpa pernah memainkannya sekalipun.

Kedua klub ternyata melakukan pertukaran pemain di mana sebagai gantinya Arsenal mendapatkan Kenny Sansom. Sang pemain pun heran dengan keputusan tersebut karena tidak diberi kesempatan untuk membuktikan kualitasnya.

Itu tadi 10 pemain yang dibeli dan dijual kembali dalam satu jendela transfer yang sama. Bagi para penggemar, transfer pemain memang terlihat sederhana. Padahal di baliknya, ada proses dan cerita yang cukup rumit serta terkadang unik.