Pemain Italia dikenal dengan gaya bermainnya yang khas. Mereka kerap menjadi daya tarik tersendiri bagi klub besar Eropa. Tidak heran banyak pemain Italia yang malang melintang di kompetisi top. Salah satunya English Premier League (EPL).
Sejauh ini, kasta tertinggi Liga Inggris itu masih menjadi destinasi utama pemain-pemain asing, termasuk pemain Italia. Apalagi dengan adanya contoh pemain Italia yang sukses berkiprah di Premier League. Siapa saja mereka?
Fabrizio Ravanelli merupakan penyerang depan andalan Juventus selama 4 musim sebelum hijrah ke Premier League pada 1996/1997. Hal tersebut mengejutkan penggemar sepak bola Italia karena semusim sebelumnya ia membawa Si Nyonya Tua juara Liga Champions Eropa. Ravanelli saat itu memilih bergabung dengan klub papan tengah Premier League, Middlesbrough.
Bersama mereka, ia melakukan debut yang cemerlang. Ravanelli berhasil mencetak hattrick. Torehan golnya itu memaksa Liverpool meraih hasil imbang.
Meski begitu, sumbangan gol Ravanelli ternyata belum cukup untuk menyelamatkan Middlesbrough dari jurang degradasi. Mereka terlempar ke divisi dua Liga Inggris pada akhir musim. Ravanelli pun hengkang dari Middlesbrough karena tidak tertarik bermain di kasta bawah.
Pada 2001/2002, ia sempat kembali berkiprah di Premier League setelah direkrut Derby County. Namun, lagi-lagi Ravanelli gagal menyelamatkan klubnya dari degradasi. Itu sekaligus menjadi petualangan terakhir seorang Fabrizio Ravanelli di Inggris.
Datang ke Inggris pada usia yang baru menginjak 22 tahun, Alessandro Pistone memutuskan untuk bergabung dengan Newcastle United sebagai langkah awal membuka kariernya di sana. Setelah meninggalkan Inter Milan, Pistone berjuang untuk mendapatkan tempat utama di Newcastle dengan berbagai aral yang merintangi dirinya. Ia sempat kesulitan beradaptasi dengan bahasa, cuaca, dan budaya yang berbeda dengan negara asalnya.
Untungnya, Pistone selalu menjadi pilihan utama pada awal musim pertamanya. Namun, setelah terjadi pergantian di kursi kepelatihan, ia tidak lagi menjadi pilihan utama, sehingga dibuang ke Everton. Selama di Everton, Alessandro Pistone sendiri berjuang dengan cedera yang dideritanya. Cedera itu membuatnya jarang memainkan pertandingan semusim penuh. Meski begitu, dirinya bertahan di Everton dengan waktu yang sangat lama, yaitu selama 7 musim dengan jumlah 101 penampilan.
Pada masanya, Carlo Cudicini merupakan kiper andalan Chelsea. Ia bermain di sana selama 10 tahun. Cudicini pun menjadi kiper Italia yang sukses berkiprah di Premier League. Ia sempat meraih penghargaan sarung tangan emas pada 2002/2003.
Cudicini juga membawa Chelsea meraih 2 trofi EPL, 1 Piala FA, 1 Piala Liga Inggris, dan 1 Community Shield. Ia telah mencatatkan 216 penampilan dengan 101 clean sheet. Setelah lama memperkuat Chelsea, akhirnya Cudicini memutuskan untuk bergabung dengan Tottenham Hotspur.
Tidak lama kemudian, ia pindah ke Amerika Serikat untuk bergabung dengan LA Galaxy yang sekaligus menjadi klub terakhirnya. Cudicini sendiri pensiun pada 2013 karena usianya yang makin tua. Setelah gantung sepatu, ia kembali ke Chelsea pada 2016 sebagai asisten pelatih Antonio Conte.
Benito Carbone bukan nama asing bagi penggemar Liga Inggris. Sebab, dirinya sudah beberapa kali membela klub Premier League. Selama 6 musim berkarier di sana, Carbone bermain di empat klub berbeda, seperti Sheffield Wednesday, Aston Villa, Bradford City, dan Middlesbrough. Sheffield Wednesday merupakan klub yang paling lama ia bela.
Carbone menjadi pemain Italia dengan jumlah penampilan terbanyak di bawah Gianfranco Zola dan Paolo Di Canio. Selama merumput di EPL, ia telah mencatatkan 177 penampilan dengan jumlah 35 gol dan 35 assist. Setelah memutuskan pensiun sebagai pemain, Carbone menjadi staf kepelatihan di beberapa tim, seperti Ternana Calcio, Varese, Crotone, Venezia, dan Timnas Azerbaijan.
Gianfranco Zola menjadi pemain paling ikonik dalam daftar ini berkat kiprahnya bersama Chelsea di Premier League. Pada 1997, setelah direkrut dari AC Parma, ia selalu menjadi andalan di lini depan The Blues. Zola berhasil mencetak 80 gol dari 312 pertandingan selama 6 musim bersama mereka.
Meski begitu, pada akhir kariernya bersama Chelsea, Gianfranco Zola mengalami penurunan performa. Itu membuat dirinya memutuskan pindah ke klub daerah asalnya, Cagliari Calcio. Namun, bersama Chelsea, Zola patut berbangga karena berhasil membawa klub merengkuh sejumlah trofi.
Pada 2018, Zola kembali ke Stamford Bridge. Ia menerima pinangan sebagai asisten pelatih Maurizio Sarri. Namun, Sarri sendiri tidak lama di sana. Ia bertahan pada 2018–2019.
Paolo Di Canio bisa disebut sebagai penyerang Italia paling sukses di Premier League. Ia telah mencatatkan 66 gol dan 49 assist dari 190 penampilan di EPL. Kehebatannya dalam beradaptasi bersama sejumlah klub Inggris patut diacungi jempol.
Di Canio sendiri mengawali kariernya di EPL dengan bergabung bersama Sheffield Wednesday. Setelah 2 musim memperkuat mereka, ia belum menemukan penampilan terbaik. Di Canio pun memutuskan hengkang ke West Ham United.
Di sinilah ia menunjukkan performa terbaiknya. Dirinya bahkan sempat ditunjuk sebagai kapten kesebelasan. Namun, Di Canio meninggalkan West Ham pada 2003. Ia tidak sempat mempersembahkan trofi. Hanya saja kiprahnya bersama The Hammers mendapat apresiasi yang cukup.
Talenta pemain Italia memang sulit diragukan. Beberapa pemain telah membuktikannya, termasuk enam pemain di atas. Tidak heran klub Inggris belakangan ini berburu pemain Italia.