Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Pemain Timnas Indonesia yang Main Bareng Eks Bintang EPL pada 2025

ilustrasi sepak bola
ilustrasi sepak bola (unsplash.com/Fancy Crave)

Sepak bola modern kerap menjadi jejaring pertemuan tidak terduga. Seorang pemain Timnas Indonesia bisa saja berbagi lapangan dengan nama besar yang dahulu menghiasi akhir pekan di Liga Inggris. Di sanalah pengalaman bertumbuh. Bukan hanya soal menang atau kalah, melainkan juga tentang menyerap standar, termasuk mentalitas yang dibutuhkan di level tertinggi.

Sebagai gambaran, beginilah tiga kisah pemain Timnas Indonesia yang sedang bermain bareng eks bintang English Premier League (EPL). Mereka berada di lapangan yang sama, merasakan aura yang sama pada 2025/2026. Dua di antaranya berkarier di Serie A Italia.

1. Jay Idzes dan Nemanja Matic sama-sama pindah ke Sassuolo pada 2025

Jay Idzes dikenal sebagai bek tengah yang tenang. Dia juga disiplin dan cerdas membaca permainan. Kariernya di Eropa mempertemukannya dengan atmosfer kompetisi yang keras dan tidak kenal kompromi.

Dalam perjalanan itu, Idzes kemudian berbagi lapangan bersama sejumlah bintang. Salah satunya dengan Nemanja Matic, gelandang bertahan legendaris yang namanya melekat kuat pada era kejayaan Chelsea dan Manchester United di Premier League. Pasalnya, keduanya pindah ke Sassuolo pada pertengahan 2025 ini.

Pertemuan dengan figur seperti Matic bisa menjadi laboratorium hidup bagi Jay Idzes. Matic adalah simbol kontrol tempo dan kekuatan posisi, dua hal yang menguji kecermatan bek. Memahami pemain dengan pengalaman final di kompetisi Eropa itu akan memaksa Idzes menaikkan standar konsentrasi.

Dia kini perlu membaca ruang lebih cepat. Begitu pun dalam menahan emosi di bawah tekanan. Pengalaman semacam ini mungkin ikut menempa ketangguhannya, terutama saat kembali mengenakan seragam Garuda.

2. Emil Audero dan Jamie Vardy membela Cremonese di Serie A 2025/2026

Emil Audero tumbuh dalam tradisi kiper Italia yang mengutamakan posisi dan refleks. Kariernya di sana telah mempertemukannya dengan beragam tipe penyerang. Itu termasuk penyerang yang hidup dari kecepatan dan insting.

Dalam konteks saat ini, Audero tengah satu lapangan dengan Jamie Vardy, eks mesin gol Leicester City. Vardy menyimpan kisah legendaris berkat kisah juara Premier League yang nyaris mustahil pada 2015/2016. Dia merupakan striker papan atas yang ketenarannya masih perlu diperhitungkan meski sudah berusia relatif tua sebagai seorang pesepak bola profesional.

Audero dan Vardy sama-sama bergabung dengan UC Cremonese pada pertengahan 2025. Audero bergabung sebagai pemain pinjaman dari Como 1907. Sementara itu, Vardy bergabung setelah memutuskan berpisah dengan klub yang membesarkan namanya, Leicester City.

Jamie Vardy sendiri dikenal sebagai ancaman yang tidak pernah berhenti bergerak selama kariernya sebagai striker. Bagi kiper macam Emil Audero, menghadapinya berarti mesti berjaga-jaga sepanjang 90 menit, bukan hanya saat bola mendekat. Audero kini bisa merasakan langsung bagaimana satu langkah terlambat bisa berujung fatal darinya.

Berbagi lapangan dengan penyerang sekelas Vardy dalam latihan mungkin juga mengajarkan nilai antisipasi dan komunikasi lini belakang. Ini penting dalam pertandingan yang sebenarnya saat Cremonese mesti melawan klub lain. Pelajaran itu bahkan bisa terbawa ke Timnas Indonesia, ketika Audero dituntut menjadi komandan pertahanan terakhir yang tenang, tetapi tegas.

3. Calvin Verdonk bermain bersama Olivier Giroud di Lille

Calvin Verdonk, bek kiri dengan disiplin taktis khas sepak bola Belanda, membangun kariernya lewat konsistensi di Eredivisie. Dalam lintasan kompetisi Eropa, dia pernah berbagi lapangan dengan berbagai bintang hingga akhirnya pindah ke LOSC Lille di Ligue 1 Prancis. Secara otomatis, Verdonk pun mesti bermain di samping Olivier Giroud, penyerang Prancis yang lama merumput di Premier League bersama Arsenal dan Chelsea, yang juga baru pindah ke Lille.

Giroud sebenarnya bukan penyerang cepat, tetapi ahli memanfaatkan ruang dan duel udara. Menghadapi Giroud dalam latihan bisa menjadi ujian penempatan posisi. Verdonk perlu belajar darinya tentang berhadapan dengan striker andal agar cermat memilih jarak, membaca pergerakan tanpa bola, dan mengantisipasi umpan silang.

Pengalaman satu lapangan dengan penyerang bertipe target man kelas dunia juga bisa memperkaya repertori bertahan Calvin Verdonk. Saat memperkuat Timnas Indonesia, wawasan itu bisa ditunjukkan dari kematangannya menjaga sisi lapangan. Apalagi, dia selalu dituntut menutup ruang berbahaya.

Pertemuan-pertemuan ini mungkin tidak selalu tercatat sebagai momen trending, tetapi dampaknya boleh jadi nyata. Sebab, sepak bola ibarat sekolah tanpa papan tulis. Pelajarannya hadir dalam duel, tekanan, dan keputusan sepersekian detik. Ketika pemain Timnas Indonesia berbagi lapangan di klub yang sama dengan eks bintang EPL, yang berpindah bukan hanya bola, melainkan juga standar profesionalisme. Dari sana, Garuda bisa sekaligus belajar terbang lebih tinggi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Atqo Sy
EditorAtqo Sy
Follow Us

Latest in Sport

See More

Start Apik, Indonesia Raih 3 Medali Emas Pagi Ini

17 Des 2025, 10:48 WIBSport