Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Peraih Golden Ball Piala Dunia U-17 yang Gagal di Klub Besar Eropa

Kelechi Iheanacho (fifa.com)
Kelechi Iheanacho (fifa.com)

Piala Dunia U-17 selalu memunculkan nama-nama pemain muda yang cukup menarik. Terlebih lagi dari jajaran bintang yang mendapatkan penghargaan individu, seperti Golden Ball atau pemain terbaik turnamen. Mereka biasanya digadang-gadang akan menjadi pemain hebat dalam beberapa tahun ke depan. Akan tetapi, tidak semua pemain yang meraih Golden Ball di Piala Dunia U-17 mampu menjalani karier gemilang setelah pindah ke klub-klub besar Eropa.

Berbagai masalah mereka alami selama membela klub-klub top Eropa. Misalnya, cedera, tidak cocok dengan gaya permainan pelatih, dan sikap yang kurang profesional. Seperti empat peraih Golden Ball Piala Dunia U-17 ini yang gagal ketika membela klub besar Eropa.

1. Florent Sinama-Pongolle kurang bersinar di Liverpool dan Atletico Madrid

Florent Sinama-Pongolle (uefa.com)
Florent Sinama-Pongolle (uefa.com)

Florent Sinama-Pongolle menerima dua penghargaan sekaligus saat membawa Prancis U-17 meraih gelar juara Piala Dunia U-17 2001. Ia mendapatkan Golden Ball dan Golden Boot atau top skor turnamen setelah mencetak 9 gol dalam 6 laga. Sinama-Pongolle mengukir sejarah sebagai satu-satunya pemain yang mampu memenangi kedua penghargaan tersebut di Piala Dunia U-17 yang sama.

Ia kemudian bergabung dengan Liverpool dari Le Havre pada musim panas 2003. Sayangnya, Sinama-Pongolle tidak mampu menampilkan permainan terbaiknya. Ia hanya mencetak 9 gol dan 3 assist dalam 65 pertandingan di semua kompetisi bersama Liverpool. Sinama-Pongolle sempat dipinjamkan kepada Blackburn Rovers dan Recreativo Huelva. Ia lalu dipermanenkan Recreativo Huelva pada musim panas 2007.

Sang pemain dapat menemukan kembali performa terbaiknya selama di Recreativo Huelva dengan menorehkan 22 gol dan 6 assist dalam 71 pertandingan. Sinama-Pongolle kemudian hengkang ke Atletico Madrid pada musim panas 2008. Akan tetapi, ia kembali menemui kegagalan dengan hanya mencetak 7 gol dan 4 assist dalam 57 laga di semua kompetisi. Sinama-Pongolle sempat berganti-ganti klub sebelum memutuskan pensiun pada Juli 2019.

2. Sani Emmanuel tidak mencapai potensi terbaiknya di Lazio karena cedera

Sani Emmanuel (fifa.com)
Sani Emmanuel (fifa.com)

Sani Emmanuel berhasil membawa Nigeria sampai ke babak final Piala Dunia U-17 2009. Sayangnya, ia gagal membawa negaranya menjuarai Piala Dunia U-17 2009 setelah kalah 0-1 atas Swiss U-17. Meski begitu, Emmanuel tetap mendapatkan Golden Ball usai tampil fantastis dengan mencetak lima gol sepanjang turnamen.

Ironisnya, Emmanuel gagal mencapai potensi terbaiknya ketika bermain di level junior bersama Lazio. Ia mengalami beragam cedera yang membuatnya kesulitan menemukan permainan terbaiknya. Emmanuel memang mencetak 18 gol dari 35 laga di semua kompetisi, tetapi tidak pernah mendapat kesempatan tampil di skuad senior Lazio. Ia akhirnya hengkang ke klub Israel, Maccabi Netanya, pada musim panas 2014. Emmanuel tercatat sudah tidak memiliki klub sejak 2015. Terakhir kali, ia membela klub asal Swedia, Oskarshamns AIK.

3. Kelechi Iheanacho tidak bisa bersaing dengan para bintang Manchester City

Kelechi Iheanacho (mancity.com)
Kelechi Iheanacho (mancity.com)

Kelechi Iheanacho berhasil meraih penghargaan Golden Ball dan Silver Boot ketika membawa Nigeria menjuarai Piala Dunia U-17 2013. Ia menunjukkan kualitasnya sebagai striker potensial dengan torehan 6 gol dan 5 assist dalam 7 laga sepanjang turnamen. Berkat performa gemilangnya itu, Manchester City merekrutnya pada musim panas 2014.

Ia sempat bermain di tim U-18 sebelum menjalani debut di English Premier League (EPL) melawan Watford pada 29 Agustus 2015. Sayangnya, Iheanacho tidak mendapat menit bermain cukup karena sulit bersaing dengan striker papan atas Manchester City, seperti Sergio Aguero, Raheem Sterling, dan Gabriel Jesus. Ia akhirnya dilepas ke Leicester City pada musim panas 2017.

Iheanacho memang menjadi bagian dari tim Leicester City saat menjuarai Piala FA 2020/2021. Akan tetapi, permainannya tidak begitu spesial. Menurut data Transfermarkt, ia hanya sekali mencetak lebih dari sepuluh gol di EPL pada 2020/2021. Iheanacho juga tidak mampu menyelamatkan Leicester City dari degradasi pada 2022/2023.

4. Kelechi Nwakali gagal menembus tim utama Arsenal

Kelechi Nwakali (arsenal.com)
Kelechi Nwakali (arsenal.com)

Kelechi Nwakali dan Victor Oshimhen membentuk duet luar biasa selama gelaran Piala Dunia U-17 2015. Kemitraan keduanya mampu membawa Nigeria sampai ke tangga juara. Victor Oshimhen meraih penghargaan Golden Shoes atau top skor turnamen, sementara Nwakali meraih Golden Ball dengan menorehkan 3 gol dan 3 assist dalam 7 laga. Akan tetapi, keduanya memiliki perjalanan karier yang bertolak belakang.

Oshimhen sukses menjadi salah satu striker tertajam dan termahal di Eropa serta membawa Napoli meraih gelar juara Serie A Italia 2022/2023. Sedangkan, Nwakali gagal menembus skuad utama Arsenal. The Gunners merekrutnya dari Diamond Academy pada musim panas 2016.

Pihak klub meminjamkan Nwakali kepada beberapa klub, seperti VVV-Venlo, MVV Maastricht, dan FC Porto B. Sayangnya, Nwakali tidak pernah mendapatkan kesempatan tampil di skuad utama setelah kembali dari masa peminjaman. Ia akhirnya hengkang ke SD Huesca secara permanen pada musim panas 2019. Nwakeli saat ini bermain untuk klub Liga Portugal, GD Chaves, sejak Juli 2023.

Keempat pemain di atas bisa menjadi contoh bagi peraih Golden Ball Piala Dunia U-17 2023, Paris Brunner. Meskipun mampu tampil gemilang dan sukses menjuarai Piala Dunia U-17, bukan berarti kariernya bakal mentereng. Brunner yang kini bermain di Borussia Dortmund U-19 patut mewaspadai kegagalan para pendahulunya yang tidak mampu bersinar ketika membela klub besar Eropa. Ia hanya perlu fokus, memiliki sikap profesional, dan berkomitmen kepada karier sepak bolanya agar tidak berakhir seperti empat pemain di atas.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Gagah N. Putra
EditorGagah N. Putra
Follow Us