Sejarah Piala Konfederasi, Turnamen Antarjuara yang Telah Bubar

Diciptakan Arab Saudi, dilanjutkan FIFA

Piala Konfederasi adalah turnamen internasional yang diselenggarakan pada 1992—2017. Turnamen ini mempertemukan enam negara yang jadi juara di konfederasinya masing-masing, ditambah juara Piala Dunia dan tuan rumah. Biasanya, Piala Konfederasi diadakan setahun sebelum digelarnya Piala Dunia.

Piala Konfederasi sendiri sebenarnya sempat beberapa kali berganti format sebelum menemukan pakem seperti penjelasan di atas. Bahkan, dahulu nama turnamen ini bukanlah Piala Konfederasi.

1. Awalnya diselenggarakan Arab Saudi dengan nama Piala Raja Fahd

Sejarah Piala Konfederasi, Turnamen Antarjuara yang Telah BubarArgentina melawan Arab Saudi di final Piala Raja Fahd 1992. (twitter.com/fifacom)

Piala Konfederasi memiliki cikal bakal dari sebuah turnamen antarnegara yang diselenggarakan Arab Saudi pada 1992. Turnamen tersebut bernama Piala Raja Fahd. Diselenggarakan untuk menghormati Raja Fahd bin Abdulaziz Al Saud yang saat itu memerintah Arab Saudi. Raja Fahd pun turut mengorganisasi turnamen tersebut.

Piala Raja Fahd edisi perdana digelar pada Oktober 1992 dan diikuti empat negara. Arab Saudi menjadi penyelenggara sekaligus tuan rumah. Tiga tim lain adalah Argentina yang menjuarai Copa America 1991, Amerika Serikat sang juara Piala Emas 1991, dan Pantai Gading yang meraih trofi Piala Afrika 1992.

Turnamen itu sendiri akhirnya dimenangi Argentina. Mereka juara setelah mengalahkan Arab Saudi 3-1 di final. Tiga tahun berselang, alias tahun 1995, Piala Raja Fahd kembali digelar dengan enam peserta. Edisi kedua tersebut dimenangi Denmark setelah mengalahkan Argentina di partai final.

2. Mulai diambil alih FIFA pada 1997

Sejarah Piala Konfederasi, Turnamen Antarjuara yang Telah Bubarlogo Piala Konfederasi FIFA 1997 (telemundodeportes.com)

Ide turnamen yang mempertemukan negara-negara juara konfederasi ternyata menarik minat FIFA. Akhirnya FIFA mengambil alih Piala Raja Fahd dan mengganti namanya menjadi Piala Konfederasi. Pada 1997, Piala Konfederasi mulai diselenggarakan, tetapi FIFA tetap mengakui hasil dua turnamen sebelumnya.

Piala Konfederasi 1997 pun kembali mengalami penambahan jumlah peserta menjadi delapan negara. Arab Saudi kembali jadi tuan rumah, ditambah enam negara juara konfederasi masing-masing, dan Brasil sebagai juara Piala Dunia 1994. Turnamen itu sendiri akhirnya dimenangi Brasil.

Sejak itu, Piala Konfederasi diadakan secara rutin tiap 2 tahun sekali. Namun, FIFA kembali mengubah jadwalnya menjadi 4 tahun sekali sejak edisi 2005. Maka, secara total, ada sepuluh edisi Piala Konfederasi yang pernah diadakan sejak 1992—2017.

Baca Juga: Akhir Cerita Piala Konfederasi, Piala sang Raja untuk Dunia

3. Brasil negara tersukses, Jerman negara terakhir yang jadi juara

Sejarah Piala Konfederasi, Turnamen Antarjuara yang Telah BubarJerman menjuarai Piala Konfederasi 2017. (skysports.com)

Brasil adalah tim tersukses di ajang Piala Konfederasi. Negeri Samba memenangi turnamen ini empat kali pada 1997, 2005, 2009, dan 2013. Sementara, tim tersukses kedua adalah Prancis, yang meraih trofi pada edisi 2001 dan 2003.

Empat negara lain yang pernah jadi juara adalah Argentina (1992), Denmark (1995), Meksiko (1999), dan Jerman (2017). Jerman menjadi negara terakhir yang pernah memenangi Piala Konfederasi sebelum turnamen ini dibubarkan.

Dari barisan pemain, sejumlah nama top pernah bersinar di ajang Piala Konfederasi. Ronaldinho (Brasil) dan Cuauthemoc Blanco (Meksiko) adalah top skor sepanjang masa turnamen ini dengan masing-masing sembilan gol. Di belakang mereka ada Fernando Torres (Spanyol) yang mengoleksi delapan gol.

4. Resmi dihentikan pada 2019

Sejarah Piala Konfederasi, Turnamen Antarjuara yang Telah Bubarpotret Presiden FIFA saat ini, Gianni Infantino (skysports.com)

Setelah edisi 2017, Piala Konfederasi seharusnya diadakan pada 2021 di Qatar selaku negara penyelenggara Piala Dunia 2022. Namun, FIFA memutuskan untuk memindahkan tempat penyelenggaran Piala Konfederasi 2021 ke negara lain di Asia. Pasalnya, suhu di Qatar pada pertengahan tahun terlalu tinggi.

Belakangan, FIFA kembali berubah pikiran. Mereka berencana mengganti Piala Konfederasi dengan turnamen Piala Dunia Antarklub, format baru yang melibatkan 24 klub dari 6 konfederasi. Pada 2019, FIFA akhirnya memutuskan untuk menyetujui ide tersebut sehingga Piala Konfederasi pun resmi dihapus.

5. Finalissima bukan bentuk baru Piala Konfederasi

Sejarah Piala Konfederasi, Turnamen Antarjuara yang Telah BubarFinalissima 2022 mempertemukan Italia dan Argentina. (uefa.com)

Meski Piala Konfederasi sudah dihapus, ide pertandingan yang mempertemukan negara-negara juara konfederasi ternyata masih dianggap menarik. Khususnya pertemuan antara juara Piala Eropa dengan juara Copa America. Pasalnya, Eropa dan Amerika Selatan masih jadi yang terdepan dalam hal kekuatan di dunia sepak bola.

Karena itu, UEFA dan CONMEBOL pun meluncurkan kembali partai yang mempertemukan juara Piala Eropa dan Copa America pada 2022 ini. Bertajuk Finalissima 2022, Italia selaku juara Piala Eropa 2020 bertemu Argentina sang juara Copa America 2021. Finalissima sendiri rencananya bakal kembali digelar pada 2025 mendatang.

Meski terkesan baru, Finalissima sebenarnya hanya peluncuran kembali partai serupa yang pernah digelar pada 1985 dan 1993. Saat itu, CONMEBOL dan UEFA juga menggelar pertandingan antara juara Piala Eropa dan Copa America.

Maka, sebenarnya Finalissima 2022 adalah edisi lanjutan dari partai yang sudah lama tak diadakan itu, bukan bentuk baru Piala Konfederasi. Namun, tak menutup kemungkinan suatu saat FIFA bakal mempertimbangkan untuk menggelar kembali turnamen yang sejenis dengan Piala Konfederasi.

Itulah sekilas fakta sejarah tentang Piala Konfederasi, turnamen antarjuara konfederasi yang kini sudah dihentikan. Kalau menurutmu, apakah sebaiknya Piala Konfederasi diadakan kembali pada masa depan?

Baca Juga: 5 Fakta Sejarah Turnamen All England yang Belum Banyak Diketahui

Peter Eduard Photo Verified Writer Peter Eduard

Be weird, because being normal is so boring

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Gagah N. Putra

Berita Terkini Lainnya