Pindah dari Sampdoria, 7 Pemain Ini Akhirnya Sukses Juara Serie A

Vladimir Jugovic datang ke Sampdoria pada 1992 dari Red Star Belgrade. Ia sebenarnya tampil baik selama di I Blucerchiati. Jugovic memainkan 81 pertandingan Serie A dan membuat 18 gol. Namun, titel tertinggi yang berhasil ia raih cuma Coppa Italia 1993/1994.

Setelah 3 tahun, gelandang berpaspor Yugoslavia tersebut menerima pinangan Juventus. Walau hanya 2 musim berseragam La Vecchia Signora, Jugovic meraih banyak trofi, termasuk gelar juara Serie A, UEFA Champions League, UEFA Super Cup, dan Intercontinental Cup.

Tidak banyak yang tahu bahwa klub pertama Clarence Seedorf di Italia adalah Sampdoria. Ia didatangkan dari Ajax Amsterdam pada 1995. Namun, gelandang berpaspor Belanda ini hanya bertahan semusim dan akhirnya hijrah ke raksasa Spanyol, Real Madrid.

Cukup sukses selama membela Los Blancos, Seedorf kembali ke Italia untuk membela Inter Milan pada 1999. Nasib kemudian mengantarkannya ke AC Milan pada 2002. Di klub ini, Seedorf 2 kali merasakan scudetto Serie A dan 2 kali trofi UEFA Champions League.

AS Roma menjadi pelabuhan pertama Sinisa Mihajlovic saat menginjakkan kaki di kompetisi sepak bola Italia. Namun, namanya mulai populer kala membela Sampdoria. Saat itu, bek dengan kaki kiri mematikan ini dikenal berkat kemampuannya mengeksekusi bola-bola mati.

Sayangnya, selama berseragam Il Doria hingga 1998, Mihajlovic gagal mendapatkan trofi. Ia pun pindah ke Lazio dan akhirnya merasakan titel juara Serie A pada 1999/2000. Gelar itu sukses dia replikasi pada 2005/2006 saat berseragam Internazionale Milan.

Siapa tidak mengakui sepak terjang Vincenzo Montella selama membela Sampdoria? Berseragam Il Samp pada 1996—1999, penyerang berpaspor Italia ini membukukan 54 gol dalam 83 pertandingan Serie A. Sayangnya, ia gagal mencicipi trofi domestik.

Pada awal 1999/2000, striker berjuluk The Little Aeroplane itu memutuskan hijrah ke AS Roma. Tidak butuh waktu lama, Montella akhirnya merasakan trofi Serie A pada 2000/2001. Ia sendiri berseragam Serigala Roma hingga 2009 dan gantung sepatu di sana.

Nama Juan Sebastian Veron mungkin melambung bersama Parma. Namun, ia mulai membangun reputasi di pentas Serie A bareng Sampdoria. Gelandang asal Argentina ini bergabung dengan Il Samp pada 1996—1998, tetapi gagal merengkuh trofi sama sekali.

Setelah itu, ia hijrah ke Parma dan langsung merasakan titel Coppa Italia dan UEFA Cup. Cuma semusim bermain di Gialloblu, Veron setuju pindah ke Lazio. Pada musim perdana, ia sukses meraih empat trofi sekaligus, termasuk scudetto Serie A dan UEFA Super Cup.

Fabio Quagliarella pertama kali membela Sampdoria pada 2006/2007. Setelah itu, ia sempat pindah ke sejumlah klub Serie A, seperti Udinese dan Napoli, sebelum mendarat di Juventus pada 2010. Di klub ini, Quagliarella tiga kali merasakan titel juara Serie A.

Empat musim yang gemilang bersama Si Nyonya Tua, striker kelahiran Italia ini melanjutkan karier bersama rival sekota, Torino. Namun, ia cuma bertahan 2 musim sebelum balik lagi ke pelukan Sampdoria. Quagliarella akhirnya menjadi legenda hidup Il Samp.

Sampdoria menjadi klub penyelamat karier Antonio Cassano yang hancur lebur bersama Real Madrid. Ia awalnya tampil cukup baik. Namun, memasuki musim ketiga, mantan penyerang AS Roma ini perlahan dikeluarkan dari tim utama tim karena alasan nonteknis.

Pada Desember 2010, Cassano akhirnya memutuskan hengkang dan AC Milan menjadi pelabuhan berikutnya. Mengisi celah yang ditinggalkan Ronaldinho, ia ternyata sukses membawa I Rossoneri juara Serie A 2010/2011. Sebaliknya, Il Samp justru turun kasta.

Dalam sepak bola modern, pindah klub memang sudah menjadi perkara yang biasa. Tujuannya, selain untuk mendapatkan lebih banyak menit bermain dan bayaran, tentu saja prestasi.