Polemik JIS di Antara Persija dan PSSI

- Polemik JIS melibatkan Persija Jakarta dan PSSI, terkait penggunaan stadion.
- Kerjasama antara PSSI dan Jakpro menimbulkan ketegangan dengan The Jakmania.
- Permasalahan renovasi rumput JIS oleh Erick Thohir mengundang kritik dari warganet.
Jakarta, IDN Times - Jakarta International Stadium (JIS) berpotensi jadi polemik lagi. Tentu saja, polemik itu melibatkan dua entitas yang tidak kalah besar: Persija Jakarta dan PSSI, dalam hal ini Timnas Indonesia.
Polemik ini hadir seiring kedatangan Erick Thohir sebagai Ketua Umum PSSI ke Kantor Gubernur Jakarta pada Senin (3/3/2025) lalu. Ternyata, dalam kunjungan itu terbersit keinginan PSSI untuk kembali memakai JIS.
Sontak, hal ini menimbulkan sebuah luka lama. Polemik tentang JIS yang pernah jadi bahan ribut-ribut jelang Piala Dunia U-17 2023, serta nota kesepahaman tiba-tiba pada 2021 silam, mencuat kembali.
1. MoU JIS dan PSSI yang bikin The Jakmania berang

Pada 2021 silam, tepatnya Agustus, tiba-tiba PSSI dan pengelola JIS, PT Jakarta Propertindo (Jakpro), menandatangani kerja sama optimalisasi Jakarta International Stadium (JIS) untuk pengembangan industri olahraga Indonesia.
"Terima kasih kepada Dirut Jakpro dan Pak Gubernur (kala itu Anies Baswedan) yang telah mengajak kami bekerja sama memakai fasilitas yang membanggakan ini. Ke depannya, PSSI akan selalu bekerja sama dalam rangka peningkatan prestasi sepak bola Indonesia," ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Yunus Nusi.
Sontak, acara penandatanganan yang serupa nota kesepahaman (MoU) ini membuat pendukung Persija Jakarta, The Jakmania, berang. Ketua The Jakmania Diky Soemarno, mengingatkan Jakpro dan Pemprov DKI Jakarta, bahwa JIS untuk Persija.
"Kami tidak tahu pasti kerja sama apa yang terjalin antara PSSI dan Jakpro. Namun, sedari awal, JIS dibangun dari dan untuk masyarakat Jakarta. Sudah pasti yang menjadi prioritas utama adalah Persija, karena mewakili Jakarta di kompetisi tertinggi," ujar Diky.
Polemik ini pun langsung diluruskan oleh Jakpro. Project Director Sportaimment Jakpro, Muhammad Maulana, saat itu menegaskan Persija tetap jadi prioritas utama. Tidak cuma Persija, JIS juga diprioritaskan bagi klub-klub asal Jakarta.
Kendati demikian, Maulana juga menyebut Jakpro membuka kerja sama dengan semua pihak, termasuk PSSI, terkait JIS ini. Kendati begitu, JIS tetap difokuskan untuk warga Jakarta, terutama Persija.
"Sesuai dengan arahan Gubernur DKI Jakarta, JIS diprioritaskan bagi klub-klub asal Jakarta. Misalnya, jika terjadi benturan jadwal dalam penggunaan JIS, Persija akan mendapatkan prioritas," ujar Maulana.
Singkat cerita, polemik ini tuntas seiring adanya soft launching berupa International Youth Championship (IYC) 2021, serta grand launching yang menghadirkan Dewa 19 dan laga Persija lawan Chonburi. Ketegangan mereda.
2. Polemik rumput JIS yang berdampak ke Piala Dunia U-17 2023

Tidak lama kemudian, polemik kembali hadir di JIS. Jelang Piala Dunia U-17 2023, JIS masuk sebagai salah satu opsi venue ajang ini. PSSI pun kembali hadir di JIS, dengan status yang lebih resmi ketimbang 2021 lalu.
Ternyata, masuknya federasi yang saat itu sudah diketuai Erick Thohir ke JIS menghadirkan polemik lagi. Bersama Menteri PUPR saat itu, Basuki Hadimuljono serta Plt Gubernur DKI Jakarta Heru Budi, keributan hadir lagi di JIS.
Perkara akses sempat jadi perbincangan, dan memang ini sudah mengemuka bahkan saat Anies masih jadi gubernur. Problem baru hadir pada 2023 lalu, yaitu rumput. Problem ini mengemuka saat Basuki, Erick, dan Heru menginspeksi JIS.
Menghadirkan Karya Rama Prima, mereka mengklaim, rumput JIS belum sesuai standar FIFA saat itu. Alhasil, perlu ada perawatan lebih lanjut. Analisisnya, akar rumput JIS urung tumbuh karena menggunakan media tanam karpet sintetis.
"Rumput ini jenisnya Japonica, cuma ditanamnya di karpet sintetis, ini jadi masalah, hanya itu saja. Medianya terlalu dangkal sehingga akar tidak tembus ke bawah. Mataharinya juga tidak cukup," ujar Qamal di JIS, Selasa (4/7/2023).
FIFA pun sampai mengeluarkan surat soal JIS ini untuk PSSI, yang bunyinya kurang lebih sama dengan pernyataan Qamal. Akhirnya, JIS direnovasi. Namun, selama proses renovasi itu, suara sumbang bermunculan.
Banyak yang menyebut, utak-atik yang dilakukan Erick ke JIS ini adalah simbol politisasi. Apalagi, Anies juga tengah dalam pencalonan jadi Presiden Indonesia saat itu. Hal itu langsung dibantah Erick.
"Pak Anies (Baswedan) sendiri sudah bicara. Stadion JIS milik Indonesia, milik bangsa kita dan terbuka untuk diperbaiki. Nah sama, kita ini datang ke sana, bukan mempolitisasi aset yang ingin diperbaiki," ujar Erick di Jakarta, Jumat (7/7/2023).
Singkat cerita, inspeksi FIFA rampung dan JIS bisa dipakai untuk Piala Dunia U-17 2023. Memang, sempat ada insiden rumput tak sedap dipandang, sekaligus banjir di JIS. Hal ini pun mengundang tanya publik soal perbaikan rumput yang dilakukan.
Namun, tak ada keluhan berarti dari para tim yang main di JIS ini. Bahkan, beberapa laga besar Piala Dunia U-17 2023 tersaji di stadion ini, seperti Inggris vs Brasil dan Amerika Serikat (AS) lawan Prancis di fase grup.
Lalu, ada laga Inggris lawan Uzbekistan, Prancis lawan Senegal, Spanyol lawan Jerman, hingga Brasil lawan Argentina di fase gugur. Total, JIS menggelar 16 laga selama Piala Dunia U-17 2023.
3. PSSI tiba-tiba kembali ingin memakai JIS

Setelah Piala Dunia U-17 2023, polemik JIS rehat kembali. Namun, tiba-tiba pada awal Maret 2025, Erick bertemu Gubernur Jakarta baru, Pramono Anung. Pertemuan itu ternyata membahas potensi PSSI menggunakan JIS.
"Kami membahas secara khusus mengenai salah satu keinginan PSSI untuk menggunakan JIS secara rutin,” kata Gubernur Pramono Anung di Balai Kota, Senin (3/3/2025).
Publik tersentak. Seolah kembali ke memori buruk 2021 dan 2023 lalu, mereka pun mengeluarkan kritik pedas kepada Erick di media sosial. Apalagi, pertemuan ini muncul tak lama setelah JIS dinobatkan 'Home of Persija'.
Suara-suara sumbang muncul, dan itu semua didominasi oleh para The Jakmania. Mereka heran, kenapa saat JIS sudah ditahbiskan menjadi kandang Persija, PSSI justru malah ingin memakainya?
"Ke depan, akan ada banyak pertandingan sepakbola, khususnya di Juni-Juli. Tidak mungkin menggunakan GBK saja. Maka, kita ingin JIS disinkronisasikan dan dimanfaatkan untuk pertandingan. Memang dibutuhkan dua lapangan besar di Jakarta," begitu ucap Erick.
Uniknya, pemakaian JIS ini muncul seiring masalah rumput yang selalu mendera Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) setiap Timnas Indonesia berlaga. Warganet pun mengingatkan Pramono soal polemik JIS di masa lalu.
"Kemarin menghina JIS lu. Sekarang, Persija mau pakai elu dateng, rusuh bener Erick," cuit akun @dikzz.56
"Dulu bilangnya JIS gak masuk standar FIFA, ucap Thohir," cuit akun @opangg_permana.
"Jangan Pak (Pramono), dulu aja JIS dikucilkan (sama Erick) malah dibilang tidak standar. Sekarang, mau pakai mau deketin JIS apa tidak malu?" cuit akun @rizkiyunansyah.
Sadar warga Jakarta berteriak, Pramono menenangkan semua. Sama seperti Jakpro pada 2021, dia memastikan Persija jadi prioritas utama pemakai JIS. Apalagi, dia memang sudah kadung bilang Jakarta harus lebih Persija.
"Pasti Persija yang utama. Gak mungkin pertandingan PSSI akan berbenturan dengan Persija. Sehingga aturannya dengan demikian, kalender tahunannya akan kita buat lebih lengkap,” tegas Pramono.
Yah, begitulah kisah JIS dengan polemiknya yang tanpa henti, dan tentu melibatkan Persija, PSSI, dan warga Jakarta sebagai tokoh di dalam polemik itu.