Potensi Besar PSG Bikin Bayern Munich Terluka

Setelah hengkangnya Edinson Cavani, PSG praktis cuma mengandalkan duet Neymar dan Kylian Mbappe di lini serang. Siapa sangka, dua pemain ini ternyata tetap mampu menghadirkan ketakutan bagi lini pertahanan lawan, tak terkecuali Bayern.

Di leg 1, pergerakan dari kedua pemain ini sukses membuat lini belakang Bayern kelimpungan. Neymar lebih berperan sebagai pelayan, sedangkan Mbappe jadi seorang penyelesai akhir yang klinis. Tiga gol yang PSG lesakkan di leg 1 adalah andil dari kedua pemain ini.

Di bawah asuhan Mauricio Pochettino, PSG memang tidak selamanya meraih hasil positif. Mereka bahkan sempat kalah di tangan Nantes dan OSC Lille. Namun, di bawah asuhan Pochettino, PSG jadi lebih seimbang. Mereka tidak lagi main serampangan.

Para pemain PSG tidak melepaskan tekanan secara membabi buta. Mereka tahu kapan harus menekan dengan agresif, serta saat menunggu di lini pertahanan. Yang pasti, setelah kehilangan bola, transisi dari menyerang ke bertahan berlangsung cepat.

Begitu juga ketika bola sudah direbut kembali, transisi dari bertahan ke menyerang dilakukan dengan cepat. Alhasil, saat melawan Bayern di leg 1, mereka mampu mencuri kesempatan lewat skema serangan balik.

Terlepas dari hasil positif yang mereka dapat di leg 1, PSG tetap menyisakan sejumlah PR bersar, termasuk di lini pertahanan. Salah satu yang terlihat kentara adalah bagaimana mereka menahan serangan yang berasal dari bola-bola atas.

Dua gol yang dicetak Bayern di leg 1 berawal dari skema tersebut. Gol Eric Maxim Choupo-Moting serta Thomas Mueller, sama-sama berasal dari skenario bola atas. Hal ini perlu jadi catatan tersendiri bagi PSG, apalagi Bayern punya beberapa pemain yang andal mencari ruang kosong di lini depan dan cukup tangguh dalam duel udara.