Rekrut Donnarumma, Guardiola Khianati Filosofi di Manchester City?

- Guardiola ingin kiper yang bisa membagi bola
- Donnarumma adalah shot-stopper, bukan pembagi bola
- Guardiola ingin evolusi dengan merekrut Donnarumma
Jakarta, IDN Times - Kiper asal Italia Gianluigi Donnarumma selangkah lagi bergabung dengan Manchester City. Namun, kedatangannya menjadi anomali. Ada filosofi Pep Guardiola yang dikhianati.
City merekrut Donnarumma dari Paris Saint-Germain (PSG) dengan mahar 26 juta poundsterling, atau setara Rp500 miliar. Dia datang menggantikan Ederson yang hengkang ke Fenerbahce.
Namun, kehadiran Donnarumma ini menimbulkan pertanyaan. Apakah Guardiola sudah tak ingin kiper yang bisa memegang bola?
1. Mengingat momen Guardiola pada 2016
Saat pertama kali datang ke City pada 2016, Guardiola bersikukuh ingin kiper yang bisa membagi bola. Alhasil, dia sampai mengesampingkan legenda klub, Joe Hart, dan sampai menghadirkan Claudio Bravo.
Bravo tidak berhasil, Guardiola putar otak. Dia pun menghadirkan Ederson. Delapan musim bersama City, kiper asal Brasil itu selalu jadi andalan di bawah mistar. Dia sesuai dengan profil Guardiola, yaitu bisa membagi bola.
Lalu, kenapa sekarang Guardiola merekrut Donnarumma? Bukankah dia tipikal kiper yang berbeda dengan Ederson?
2. Donnarumma adalah seorang shot-stopper
Ketimbang sebagai pembagi bola, Donnarumma adalah kiper bertipikal shot-stopper. Dia dikenal karena penyelamatan-penyelamatan gemilang, terlihat jelas saat Euro 2020 di Timnas Italia dan saat Liga Champions musim lalu di PSG.
Donnarumma andal dalam membaca serangan, lalu menghentikan tembakan-tembakan lawan. Musim lalu, dia adalah salah satu aktor penting di balik kuatnya pertahanan PSG. Penyelamatan-penyelamatan gemilang sering dia lakukan.
Alhasil, profil Donnarumma ini sebenarnya tak cocok dengan sistem permainan Guardiola. Jadi, apakah memang benar ada filosofi Guardiola yang terkhianati?
3. Guardiola menampik, singgung evolusi
Dilansir ESPN FC, Guardiola menjabarkan alasan kenapa tertarik merekrut Donnarumma. Dia mengaku sudah bosan main dengan cara yang sama selama delapan tahun terakhir. Dia ingin ada sesuatu yang baru.
Nah, bicara pembaruan tersebut, Donnarumma adalah salah satu sosok yang Guardiola perlukan. Dia adalah epitome dari evolusi yang coba Guardiola terapkan di City sekarang, yaitu kiper bertipe shot-stopper.
"Bosan saya main dengan cara yang sama selama delapan musim. Lalu, harus diakui lawan kerap beradaptasi dengan cara main kami. Jadi, kami juga harus memberikan respons. Kami juga harus beradaptasi," ujar Guardiola.
Guardiola memang belakangan sering berevolusi. Hadirnya Erling Haaland, serta skema dasar empat bek yang mulai rutin dia terapkan, adalah bentuk evolusi yang terus dia lakukan bersama City.
Kini, hadirnya Gianluigi Donnarumma diharapkan jadi bagian dari evolusi yang Guardiola lakukan kembali di Manchester City. Meski harus diakui, cara ini memang tidak sesuai dengan filosofi yang acap dia agung-agungkan.