Risiko MU Bayar Pesangon Hingga Rp269 Miliar Jika Pecat Amorim
Jakarta, IDN Times - Ruben Amorim tak punya banyak waktu untuk menyelamatkan kariernya di Manchester United. Dia cuma punya tiga laga demi bisa bertahan sebagai pelatih MU.
Manajemen MU memang sejauh ini masih mendukung Amorim. Tapi, mereka cuma memberikan Amorim kesempatan di tiga laga ke depan. Artinya, laga melawan Chelsea, Brentford, dan Sunderland, akan menjadi penentu nasib Amorim.
Jika gagal mengangkat performa MU di tiga laga tersebut, bukan gak mungkin pria Portugal itu dicopot sebelum berduel dengan Liverpool pada 19 Oktober 2025 mendatang.
1. Pesangon Amorim ternyata besar
Meski begitu, MU berisiko untuk membayar mahal pesangon Amorim. Dilansir Daily Mail, MU harus membayar hingga 12 juta poundsterling atau setara Rp269 miliar andai memecat Amorim pada pertengahan musim 2025/26.
Jumlah ini ternyata lebih besar dari kompensasi yang dibayarkan MU kepada Sporting Lisbon saat menebusnya di Januari 2025 lalu. Kala itu, MU cuma bayar 10,6 juta poundsterling atau setara Rp238 miliar, demi memboyong Amorim ke Old Trafford.
2. Juru taktik MU dengan pesangon terbesar kedua
Dengan kompensasi itu, Amorim bisa menjadi manajer kedua yang mendapatkan nilai besar. Sebab, sejauh ini Jose Mourinho menerima penalti paling besar setelah dipecat pada Desember 2018 lalu.
Usai dipecat MU, Mourinho mendapat kompensasi hingga 19,6 juta poundsterling atau senilai Rp440 miliar. Barulah di posisi ketiga ada Ole Gunnar Solskjaer yang menerima 10 juta poundsterling, setara Rp224 miliar.
3. Ada lima calon pengganti Amorim
Manajemen MU sebenarnya sudah merunut siapa calon pengganti Amorim. Sejauh ini, sudah ada lima kandidat yang mengerucut.
Mereka adalah Andoni Iraola (Bournemouth), Oliver Glasner (Crystal Palace), Marco Silva (Fulham), Mauricio Pochettino (Amerika Serikat), hingga eks manajer Inggris Gareth Southgate.
Kemunculan Pochettino dan Southgate sebenarnya tak mengejutkan. Sebab, dalam beberapa kesempatan, manajemen MU sempat berniat mendatangkan salah satu di antara keduanya. Sementara, Iraola, Glasner, dan Silva, dibidik karena prestasinya bersama klub masing-masing cukup mengesankan, meski dengan skuad yang seadanya.
