Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ritual Berlutut Premier League Bisa Hilang di Musim Depan

Potret Erling Haaland dan Trent Alexander-Arnold berlutut sebelum laga dimulai (dailymail.co.uk)

Jakarta, IDN Times - Ritual berlutut yang menjadi kampanye anti-rasialisme di Premier League kemungkinan besar akan menghilang pada musim depan. Seluruh pemain dari 20 klub Premier League sepakat untuk 

Para pemain di Liga Premier mengaku ingin berhenti melakukan aksi berlutut sebelum pertandingan dimulai sebab, mereka yakin kalau gerakan anti rasialisme itu sudah kehilangan pengaruhnya.

1. Diskusi intens di antara para kapten

Potret Harry Kane sedang bertekuk lutut sebelum kick-off (thesun.co.uk)

Daily Mail melansir, kapten dari 20 klub Premier League sudah bertemu dan membahas masalah ini sejak tengah pekan lalu. Mayoritas dari mereka sudah setuju kalau gerakan berlutut dihentikan.

Namun, sejumlah kapten sepakat jika gerakan berlutut tak dihapus sepenuhnya. Nantinya, pada pertandingan tertentu gerakan ini bisa saja dimunculkan kembali sebelum kick-off.

Sementara itu, Premier League belum mengambil sikap terkait permintaan mayoritas kapten klub. Mereka masih menelaah esensi dari kampanye berlutut yang menjadi respons atas gerakan Black Lives Matter. 

Namun, Premier League berjanji kalau keputusan secara definitif akan keluar sebelum laga pembuka antara Crystal Palace versus Arsenal digelar pada 5 Agustus 2022 mendatang.

2. Sudah ada klub yang tak melakukannya

90min.com

Sebenarnya, sejak musim lalu sudah ada beberapa klub yang menghentikan aksi berlutut. AFC Bournemouth menjadi salah satu klub Premier League yang lebih dulu menghentikan aksi tersebut.

Sejak Februari 2021, Bournemouth menghentikan aksi berlutut dalam pertandingan di berbagai ajang. Mereka merasa gerakan itu tak lagi efektif.

3. Sejumlah pemain juga sudah ambil sikap

Wilfried Zaha mengenakan ban kapten di lengan kiri saat memperkuat Crystal Palace. (https://twitter.com/wilfriedzaha)

Sebenarnya, beberapa pemain juga sudah ambil sikap tegas terkait gerakan berlutut. Mereka enggan melakukannya lagi. Menariknya, banyak dari mereka yang merupakan kulit hitam pula, seperti Wilfried Zaha dan Ivan Toney.

Pun, bek Chelsea, Marcos Alonso, juga tak mau melakukannya. Sebab, menurut mereka, gerakan itu sudah kehilangan kekuatan.

''Saya lebih suka meletakkan tangan di logo dan menentang rasialisme secara nyata,'' kata Alonso dilansir Sky Sports.

Share
Topics
Editorial Team
Satria Permana
EditorSatria Permana
Follow Us