Alexander Isak dan Cara Hidup ala Orang Eritrea

Isak sempat dibandingkan dengan Ibrahimovic

Jakarta, IDN Times - Orang-orang Eritrea memiliki cara hidup tersendiri yang terangkum dalam sebuah adagium The Eritrean Way. Nah, cara hidup ini juga yang dipegang oleh Alexander Isak, pemain Real Sociedad.

Isak lahir di Solna, salah satu wilayah di Stockholm, Swedia. Tempat lahir Isak adalah sebuah komunitas di mana orang-orang Eritrea melarikan diri ke Swedia, ketika Eritrea bersitegang dengan Ethiopia tentang kemerdekaan Eritrea.

Terpapar nilai-nilai ala Eritrea sejak kecil, hal tersebut menjadi pegangan hidup Isak. Ia tumbuh menjadi pribadi pekerja keras, rendah hati, serta dewasa dalam menyikapi berbagai situasi dalam hidup. Nilai-nilai Eritrea ini juga yang dipegang oleh Isak dalam kariernya sebagai pesepak bola profesional.

1. Besar di Solna, dewasa di Willem

Alexander Isak dan Cara Hidup ala Orang Eritreaen.as.com

Sejak usia enam tahun, Isak belajar sepak bola di AIK Solna, klub kota kelahirannya. Ketika usianya beranjak 16 tahun, Isak mulai mendapatkan kepercayaan untuk tampil bersama tim utama Solna. Total, 13 gol sukses ia cetak dari 29 penampilan bersama Solna.

Penampilan ciamiknya bersama Solna ini membawa Isak ke Bundesliga, membela Borussia Dortmund. Sayang, di sana, Isak jarang dapat kesempatan tampil. Tercatat, ia cuma tampil 13 kali bersama tim utama Dortmund. Alhasil, ia dipinjamkan ke Willem II.

Bersama Willem-lah, Isak berubah jadi pesepak bola yang lebih dewasa. Di Belanda, ia kembali mendapatkan waktu tampil yang banyak, sama seperti ketika ia di Solna. Mengecap 18 laga, pemain berusia 21 tahun itu sukses mencetak 14 gol. Pengalamannya bertambah, dan itu berefek baik pada permainannya di Timnas Swedia.

2. Di Timnas Swedia, Isak dibandingkan dengan Zlatan Ibrahimovic

Alexander Isak dan Cara Hidup ala Orang Eritreatwitter.com/fbwonderkids

Isak memang memiliki darah Eritrea dari orang tuanya. Namun, ia memutuskan untuk membela Timnas Swedia. Sejak 2017, Isak mendapatkan kepercayaan dari Janne Andersson untuk membela Timnas Swedia level senior.

Bersama Swedia, Isak mencatatkan 18 caps dan sukses mencetak 5 gol. Dengan potensi yang ia miliki, Isak pun digadang-gadang akan menjadi Zlatan Ibrahimovic yang baru. Ia pun sering dibanding-bandingkan dengan penyerang yang kini membela AC Milan itu.

Sadar bahwa ia kerap dibandingkan dengan Ibrahimovic, Isak menolak dengan halus. Ia merasa bahwa ia memiliki gaya permainannya sendiri, dan ia percaya diri dengan gaya mainnya tersebut.

"Saya kira, saya memiliki gaya main sendiri, dan saya tidak membandingkan diri saya dengan yang lain. Tentu saja, ia (Ibrahimovic) adalah salah satu pemain terbaik di dunia," dalam wawancara tim IDN Times bersama Isak, didampingi perwakilan dari LaLiga.

"Saya juga tidak merasakan tekanan ketika dibandingkan dengan Ibrahimovic. Saat ini, saya juga belum pernah bicara dengannya. Namun, saya harap di masa depan, saya ada kesempatan untuk bincang-bincang dengannya," lanjutnya.

Baca Juga: Alexander Isak Dilahirkan untuk Mematahkan Hati Real Madrid

3. Isak menemukan rumah di Real Sociedad

Alexander Isak dan Cara Hidup ala Orang Eritreatwitter.com/PulzSoccer

Setelah menjadi dewasa bersama Willem, sejatinya Dortmund memiliki peluang untuk memulangkannya lagi. Namun, mereka malah menjual Isak ke Real Sociedad. Sebuah keputusan yang nyatanya tepat. Isak menemukan rumah keduanya di Sociedad.

"Dortmund adalah masa lalu saya, bukan masa depan saya. Lagi pula, saya merasa Liga Spanyol cocok dengan gaya main saya," ujar Isak, dilansir BBC.

Bersama Sociedad, Isak mampu menjaga ketajamannya. Sejauh ini, dari 57 laga bersama Sociedad, Isak berhasil mencetak 18 gol. Ia mencatatkan momen manisnya di klub ini, ketika Sociedad menghadapi Real Madrid di babak perempat final Copa del Rey 2019/20.

Di laga itu, Isak berhasil membobol gawang Madrid sebanyak dua kali. Manisnya lagi, Sociedad menang atas Madrid di laga itu dengan skor 4-3. Sociedad pun akhirnya lolos ke babak semifinal, hingga akhirnya mampu menembus final.

4. Isak sosok yang membumi dan rendah hati

Alexander Isak dan Cara Hidup ala Orang Eritreatransfermarkt.com

Satu hal yang paling dikenang orang-orang dari sosok Isak adalah sifat rendah hati dan kedewasaan yang ia miliki. Nahom Ghidey, pelatih Isak saat ia masih bermain di Solna, mengungkapkan bahwa latar belakang Isak selaku orang Eritrea benar-benar berpengaruh dalam kariernya.

"Orang-orang Eritrea merupakan orang yang kuat, patriotis, dan juga penuh kebanggaan. Latar belakang inilah yang berpengaruh besar dalam kehidupan Isak. Perpaduan antara budaya Eritrea dan Swedia menciptakan sosok Isak yang sekarang ini," ujar Ghidey, dilansir BBC.

Rekan setim Isak di Willem, Jordens Peters, mengungkapkan bahwa Isak adalah sosok yang penuh percaya diri. Kedatangannya ke Willem sukses mengisi kekosongan yang ditinggalkan Fran Sol.

"Ia (Isak) bisa masuk ke dalam sistem apa pun, baik itu ketika tim main dengan penguasaan bola ataupun ketika tim main dengan serangan balik. Kedua kakinya sama bagusnya, dan kebanyakan tembakan yang ia lepas pasti mengarah ke gawang," ujar Peters.

"Ia juga punya insting pembunuh laiknya penyerang lain. Ia begitu tenang, dan tampak tekanan apa pun benar-benar tidak memengaruhi permainannya," lanjutnya.

Ya, Alexander Isak, bagaimanapun, adalah orang Eritrea yang punya etos kerja baik, kepercayaan diri, dan sifat yang membumi. Isak adalah ejawantah dari The Eritrean Way yang membuat ia akan dengan mudah dicintai di manapun berada.

Baca Juga: Calon Pengganti Ibrahimovic, AC Milan Mengincar Alexander Isak

Topik:

  • Ilyas Listianto Mujib

Berita Terkini Lainnya