Bali yang Hidup Lagi Lewat BRI Liga 1

Bali sepi, dan olahraga datang untuk meramaikannya

Jakarta, IDN Times - Sebelum pandemik COVID-19 melanda, Bali bak kota yang tak pernah mati. Denyut kehidupan selalu terasa setiap waktu di Bali, sebelum pandemik melanda. Namun, setelahnya, kondisi berubah. Kehidupan di Bali menjadi lesu, khususnya pariwisata.

Melihat Bali senyap, seolah-olah ada bagian yang hilang dari tempat yang acap disebut Pulau Dewata tersebut. Ada suasana yang tidak seharusnya terjadi.

Bali, yang biasanya penuh dengan ingar bingar, ramai musik, serta wisatawan asing dan domestik yang berlalu lalang, sekarang bak wilayah yang mati. Tidak ada lagi keseruan.

Yang ada hanya deretan kios-kios dengan pintu yang tertutup rapat. Malah, ada beberapa di antaranya yang sudah tidak terurus. Sepi, jadi hal yang aneh, selain memasuki hari Nyepi.

Sendi-sendi ekonomi warga yang bergantung pada pariwisata pun terganggu selama pandemik COVID-19. Kondisi ini jadi sorotan pemerintah Indonesia. Mereka tidak tinggal diam. Berbagai cara dilakukan. Selain memberlakukan kebijakan orang asing kembali masuk ke Indonesia, ada satu cara yang juga ditempuh untuk menghidupkan Bali.

Ya, Bali dijadikan tuan rumah beberapa kompetisi olahraga bertaraf nasional dan internasional. BRI Liga 1 2021/22 tidak ketinggalan ambil bagian. Mereka ikut menyemarakkan Bali dengan menjadikan Pulau Dewata sebagai tuan rumah seri empat.

Atmosfer yang Kembali Hidup

Bali yang Hidup Lagi Lewat BRI Liga 1Suasana pertokoan di sepanjang Jalan Arjuna, Legian Kaja, Kuta, Kabupaten Badung, Minggu (15/8/2021). (IDNTimes/Ni Ketut Sudiani))

Kadek Novi (28), salah seorang warga yang tinggal di Kelurahan Legian mengatakan sebelum pandemik, kehidupannya di Legian dipenuhi dengan kebisingan hiburan malam. Sedangkan pada siang hari, ramai wisatawan yang berbelanja dan lalu lalang sepanjang Legian.

Tentu, ini jadi berkah tersendiri buat warga. Mereka bisa berjualan apa saja dan banyak yang laku.

Namun, setelah pandemik menghantam, kehidupannya berubah drastis. Tak ada lagi keriuhan hiburan malam maupun lalu lalang wisatawan asing. Novi pun merasakan keanehan, karena semua mendadak sepi. Ada rindu yang menyeruak, tentang Legian yang biasanya penuh ingar bingar.

"Semua berubah, mendadak menjadi sepi. Bahkan malam hari, pukul 18.00 WITA pun juga sepi. Jalan lowong. Di Monumen Bom Bali yang biasanya ramai dan padat, berubah menjadi sepi. Lorong-lorong Poppies juga sunyi. Seperti itu dan sangat berubah drastis," ungkapnya.

Sementara itu, dua pelaku seni yang kerap jadi impersonator Michael Jackson, Damian dan Casia, mengungkapkan kondisi lokasi hiburan tempatnya bekerja, kini sepi. Berbeda dengan ketika pandemik belum melanda, sekarang mereka kesulitan mendapatkan pundi-pundi uang.

"Saat pandemik, jalan-jalannya kosong. Sangat sepi dan kami kesulitan mendapatkan penghasilan. Semoga kami bisa dapat bekerja seperti sebelumnya. Semoga Bali ramai seperti yang dulu," ungkap keduanya.

Baca Juga: Sensasi Beda Nonton Liga 1 di Stadion Kapten I Wayan Dipta

BRI Liga 1 hingga Badminton Hidupkan Bali

Bali yang Hidup Lagi Lewat BRI Liga 1Indonesia Badminton Festival, Nusa Dua, Bali. (instagram.com/badminton.ina)

Pemerintah bukannya tinggal diam menyikapi situasi di Bali. Pada 14 Oktober 2021, pemerintah coba membuka pariwisata lagi di Bali. Perlahan-lahan, Bali mulai menggeliat. Kendati yang datang masih wisatawan domestik, Bali sudah mulai tidak sepi lagi.

Namun, upaya itu nyatanya belum cukup. Alhasil, terobosan lain pun dilakukan. Beberapa kompetisi olahraga, baik itu nasional maupun internasional, semuanya coba dihelat di Bali. Semua diawali oleh Badminton Festival 2021 yang digelar di Bali International Convention Centre, November sampai Desember 2021.

Tiga turnamen dihelat sekaligus di Bali, mulai dari Indonesia Masters 2021, Indonesia Open 2021, hingga BWF World Tour Finals. Adanya turnamen ini perlahan mulai menghidupkan Bali, meski turnamen ini masih menggunakan sistem bubble.

Gairah yang lama hilang, mulai terasa. Meski, denyutnya belum sekeras yang diharapkan. Tapi, ketika memasuki Januari 2022, kala seri keempat BRI Liga 1 digelar di sana, menggunakan tiga stadionnya, Kapten I Wayan Dipta di Gianyar, Ngurah Rai di Denpasar, serta Kompyang Sujana, mulai menghidupkan pariwisata Bali, meski skalanya masih melibatkan sejumlah wisatawan lokal.

Manajer Bidang Media PT LIB, Hanif Marjuni, menyebut penyelenggaraan BRI Liga 1 di Bali ini memang sebagai upaya untuk kembali menggeliatkan pariwisata yang mati suri. Bahkan, Pemerintah Provinsi Bali sampai rela-rela menyediakan fasilitas swab antigen selama Liga 1 dihelat di Bali.

"Antigen disediakan dari Pemprov Bali, sebagai bagian dari keinginan pemerintah Bali agar kegiatan ekonomi dan pariwisata di Bali menggeliat lagi. Memang, ini jadi bagian kesepakatan dengan pemerintah Bali saat mereka ingin mengadakan BRI Liga 1 di sini," tutur Hanif di Bali United Cafe, Kamis (13/1/2022).

Dampak Positif BRI Liga 1

Bali yang Hidup Lagi Lewat BRI Liga 1Stadion Kapten I Wayan Dipta, Bali. (IDN Times/Sandy Firdaus)

Sejak dihelat di Bali pada awal Januari 2022 lalu, BRI Liga 1 perlahan mulai membawa dampak positif. Pengelola Bali United Cafe, Daniel Rinekso, menyebut berkat BRI Liga 1, ada banyak dampak positif yang dirasakan. Dia bisa mempekerjakan 15 karyawan yang sempat dirumahkan.

Atmosfer pariwisata meningkat, karena hotel-hotel yang tadinya kosong mulai terisi dengan hadirnya tim-tim kontestan BRI Liga 1.

"Kami sangat senang dengan adanya Liga 1, karena ini akan turut membantu bangkitnya sektor pariwisata Bali. Contohnya, dengan terisinya hotel-hotel dengan kehadiran tim Liga 1. Kami pun jadi bisa membuka kembali Bali United Cafe, dan mempekerjakan karyawan yang sudah lama dirumahkan," ujar Daniel pada Kamis (13/1/2022).

Selain bisa mempekerjakan karyawannya lagi, ada hal positif lain yang dirasakan Bali United Cafe berkat kedatangan pengunjung ini. Terdapat lonjakan kunjungan hingga 75 persen sejak cafe tersebut kembali buka. Kinerja cafe pun kembali terdongkrak dengan membukukan omzet harian sebesar Rp8 juta pada hari biasa dan Rp10 juta pada akhir pekan. 

"Traffic harian di Bali United Cafe terbilang baik. Meski tentunya puncaknya terjadi jika ada pertandingan di Stadion I Wayan Dipta. Namun, kami senang dapat kembali membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar dan melayani pengunjung yang sudah rindu dengan suasana di stadion dan menu-menu kami," lanjut Daniel.

Sokongan BRI

Bali yang Hidup Lagi Lewat BRI Liga 1Stadion Kapten I Wayan Dipta, Bali. (IDN Times/Sandy Firdaus)

Kebangkitan Bali yang digerakkan oleh kompetisi olahraga ini tak lepas juga dari peran Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai sponsor liga. Wakil Direktur Utama BRI, Catur Budi Harto, paham betul kultur sepak bola yang kuat di Indonesia membuat Liga 1 disambut antusias oleh masyarakat.

"Masyarakat Indonesia, sudah kita kenal memiliki kecintaan yang besar terhadap sepak bola. Maka dari itu, BRI senantiasa hadir mendukung perhelatan sepak bola karena kami melihat banyak sekali dampak positif yang timbul. Tidak hanya bagi pelaku industri sepak bola, namun juga UMKM," ujar Catur.

Tantangan Buat Bali

Bali yang Hidup Lagi Lewat BRI Liga 1Stadion Kapten I Wayan Dipta, Bali. (IDN Times/Sandy Firdaus)

Badminton Festival dan BRI Liga 1 hanya segelintir dari kompetisi olahraga yang dihelat di Bali. Ke depan, masih ada beberapa kompetisi olahraga lain yang rencananya akan dihelat di Pulau Dewata tersebut.

Selepas BRI Liga 1 2021/22, akan ada perhelatan IBL 2022 di Denpasar, 24 sampai 30 Maret 2022 kelak. Bali juga masih punya potensi jadi tuan rumah ajang olahraga lain. Banyaknya potensi kompetisi olahraga di Bali setidaknya jadi momentum untuk kembali membuat Bali riuh lagi.

Baca Juga: Daftar Juara di BWF World Tour Finals, Indonesia Tanpa Gelar

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya