[WANSUS] Kisah Manis Belanda di Piala Dunia 2014

Kenangan akan kejutan Belanda terekam di benak Ron Vlaar

Jakarta, IDN Times - Ron Vlaar memang bukan pemain Belanda yang dikenal banyak orang macam Virgil van Dijk ataupun Robin van Persie. Namun, bukan berarti dia tidak memiliki kenangan manis. Itu terjadi pada gelaran Piala Dunia 2014 silam.

Kala itu, Vlaar masuk dalam skuad Belanda asuhan Louis van Gaal. Dia turut serta membawa De Oranje melangkah ke semifinal dan finis di peringkat tiga dalam ajang tersebut. Bisa dibilang, dia jadi bagian dari skuad Belanda tak terduga saat itu.

Bagaimana tidak, berbekal para pemain muda, Belanda menggebrak dan melaju jauh. Mereka mengguncang banyak pihak, dengan campuran pemain-pemain muda dan pemain berpengalaman di tim.

Nah, sebagai salah satu saksi sejarah, Vlaar membagikan kisahnya pada IDN Times soal Belanda di Piala Dunia 2014. Dia juga bercerita sedikit soal De Klassieker dan prediksi Belanda di Piala Dunia 2022.

Senang bertemu dengan Anda Ron. Ini kali pertama ke Indonesia?

[WANSUS] Kisah Manis Belanda di Piala Dunia 2014Ron Vlaar, legenda Timnas Belanda. (IDN Times/Gilang Pandutanaya)

Oh tidak, tidak, saya pernah ke sini sebelumnya. Pada 2013, saya pernah ke sini bersama Timnas Belanda, dan saat itu kami melawan Indonesia di Stadion Gelora Bung Karno. Dan ya, itu adalah pengalaman yang luar biasa bagi saya.

Saat itu saya pertama kali datang ke Jakarta, dan sangat senang rasanya main di sini, ditonton oleh fans. Mereka memberikan dukungan kepada kami. Hal yang langka, di mana kami diberi dukungan oleh fans tuan rumah.

Lama tidak ke Jakarta, sekarang melihat ada perubahan di sini?

[WANSUS] Kisah Manis Belanda di Piala Dunia 2014Ron Vlaar, legenda Timnas Belanda. (IDN Times/Gilang Pandutanaya)

Aduh, saya datang ke sini dalam kondisi sudah malam hari, saya sempat coba mengingat-ingat, tapi saya juga tidak tahu di mana kami menginap pada 2013, lalu kami juga sempat jalan-jalan sebentar di SCBD.

Kemudian saya lihat GBK sekarang, dan saya mengingat memori sembilan tahun lalu, saat menjalani sesi latihan di sana. Tapi, ya saya harus melihat langsung kondisinya bagaimana agar bisa ingat lagi semuanya.

Baca Juga: 3 Fakta Menarik Jelang Duel Klasik Belanda Vs Argentina

Sekarang kita bicara soal karier, kamu banyak main di AZ kan?

[WANSUS] Kisah Manis Belanda di Piala Dunia 2014Ron Vlaar, legenda Timnas Belanda. (IDN Times/Gilang Pandutanaya)

Ya, saya bermain di sana sejak level akademi, dan debut bersama tim senior AZ ketika berusia 20 tahun, tepatnya pada 2005. Setelah itu, saya pindah ke Feyenoord, klub Belanda lain. Di sana, saya main selama enam setengah tahun.

Setelahnya, saya pindah ke Inggris, main untuk Aston Villa. Lalu, saya kembali ke AZ pada 2016, dan pensiun di sana beberapa tahun lalu.

Main lama di Feyenoord, tentu tahu rivalitas Ajax-Feyenoord?

[WANSUS] Kisah Manis Belanda di Piala Dunia 2014Logo klub Feyenoord Rotterdam (instagram.com/feyenoord)

Tentu saja. Rivalitasnya sangat kuat. Saya juga punya pengalaman buruk di laga itu. Saya ingat ketika saya main pertama kali di laga itu, Clasico, begitu orang Belanda menyebutnya, dan saat itu fans Ajax tandang ke Feyenoord, dan itu jadi terakhir kalinya fans tandang diperbolehkan datang.

Karena setelah itu, fans terlibat keributan, dan setelahnya, pemerintah melarang laga Ajax lawan Feyenoord dihadiri fans tandang. Tapi saya beruntung pernah merasakan atmosfer laga itu, dan tensinya memang begitu terasa, tak terdefinisikan.

Ya, kau tahu, sejarah laga ini memang sangat panjang, dan laga ini juga terbilang besar bagi fans dan juga para pemain kedua tim, sampai saat ini.

Lalu kamu memutuskan pindah ke Aston Villa, alasannya?

[WANSUS] Kisah Manis Belanda di Piala Dunia 2014Ron Vlaar. (skysports.com)

Ya tentunya, apalagi ambisi saya waktu itu adalah masuk skuad Piala Dunia (2014). Saya baru merasakan main di Piala Eropa pada 2012, dan merasa harus menempuh langkah baru dalam karier.

Main di Premier League adalah langkah bagus bagi peningkatan karier saya. Aston Villa datang mengetuk pintu, dan mereka memang menginginkan saya. Akhirnya, saya main di sana.

Bedanya main di Belanda dan Inggris?

[WANSUS] Kisah Manis Belanda di Piala Dunia 2014Ron Vlaar (skysports.com)

Main di Liga Belanda itu penuh dengan teknik, dan kamu tahu, dengan main di Inggris, ada peningkatan yang saya rasakan. Apalagi main di Inggris benar-benar mengandalkan fisik, dan banyak juga pemain bagus di sana.

Jadi, main di Inggris penting untuk meningkatkan kemampuan saya. Kalau diingat-ingat lagi, ya pindah ke Aston Villa adalah keputusan tepat bagi saya saat itu.

Pindah ke Aston Villa ingin main di Piala Dunia, bayar kegagalan tampil di 2010?

[WANSUS] Kisah Manis Belanda di Piala Dunia 2014Ron Vlaar, legenda Timnas Belanda. (IDN Times/Gilang Pandutanaya)

Ya pada 2010, saya baru sembuh dari cedera ACL dan main semusim penuh bersama Feyenoord. Jadi saat itu, ya, kondisi saya masih dianggap meragukan apakah bisa main di level tinggi lagi atau tidak.

Nama saya memang masuk ke dalam skuad bayangan Belanda untuk Piala Dunia 2010. Namun, dalam masa persiapan tim jelang Piala Dunia 2010 di Austria, saya terkena cedera ringan dan akhirnya gagal main di ajang itu. Sedikit tidak beruntung memang.

Namun, saat itu saya bisa menerimanya karena juga baru kembali dari cedera parah. Tapi, itu juga jadi momen bagi saya menetapkan tujuan baru di masa depan, jadi meski tidak masuk skuad 2010, itu justru bagus.

Akhirnya, pada 2014 kesampaian main di Piala Dunia, Belanda peringkat tiga, bisa diceritakan pengalamannya?

[WANSUS] Kisah Manis Belanda di Piala Dunia 2014Ron Vlaar. (thehindu.com)

Benar-benar luar biasa. Kami tampil bagus, di saat orang-orang tidak menyangka Belanda bisa main sebaik itu setelah penampilan buruk di Piala Eropa 2012. Kami punya banyak pemain muda saat itu di 2014.

Tentunya, jangan lupa ada Louis van Gaal sebagai pelatih. Dia adalah sosok penting juga di tim kami. Benar-benar hal yang hebat, mengalami atmosfer Piala Dunia 2014 di Brasil, apalagi di sana sepak bola sangat digandrungi orang-orang.

Stadion-stadion megah, fans yang selalu bersuara lantang, dan kami mengalahkan banyak tim, sampai akhirnya kami dapat peringkat ketiga. Saya kadang kerap tersenyum sendiri ketika mengingat momen di Piala Dunia 2014. Momen indah dalam karier saya.

Momen baik dan buruk di Piala Dunia 2014?

[WANSUS] Kisah Manis Belanda di Piala Dunia 2014Belanda melawan Argentina (fifa.com)

Ya, sejauh yang saya ingat hanya momen indah. Mimpi saya, ingin jadi juara dunia, dan percaya itu. Tentu kamu tahu di semifinal lawan Argentina, saya gagal mengeksekusi penalti. Ya, mengesalkan memang.

Saat itu saya juga sempat frustrasi dan kecewa, dan juga kamu tahu, ada perasaan bahwa saya sudah mengecewakan rekan satu tim setelah main baik sepanjang laga, tetapi tim kalah di babak adu penalti karena kegagalan eksekusi. Kami pun harus finis di peringkat tiga.

Kami sempat mengalahkan Spanyol, Australia, dan Chile, di babak grup. Kemudian, kami mengalahkan Meksiko dan Kosta Rika juga, dan di semifinal kami kalah lawan Argentina.

Saya ingat menonton laga itu, sangat ketat sampai perpanjangan waktu?

[WANSUS] Kisah Manis Belanda di Piala Dunia 2014Argentina tembus final Piala Dunia 2014 usai bekuk Belanda lewat drama adu penalti (mlssoccer.com)

Ya setuju, laga sangat ketat. Kami sudah menjalani laga hingga adu penalti lawan Kosta Rika, kami menang, lalu melawan Argentina yang diisi pemain-pemain bagus. Kami harus menjaga fokus kami sepanjang 120 menit.

Saat itu, pikiran dan tenaga saya sudah terfokus pada laga, karena semifinal Piala Dunia tentu jadi salah satu yang terbaik dalam karier pesepak bola. Saya juga tidak merasakan lelah. Kami terus berusaha, tetapi memang itu tidak cukup.

Kamu juga ketemu Messi, bertarung dengannya, bagaimana?

[WANSUS] Kisah Manis Belanda di Piala Dunia 2014potret Lionel Messi melawan Paraguay (goal.com)

Ya, Messi salah satu yang terhebat. Memang ada Cristiano Ronaldo, tapi Messi tetap salah satu yang terbaik. Sungguh kesempatan besar bagi saya bisa menghadapinya. Namun, saya memilih fokus pada permainan sendiri.

Harus diakui, Messi adalah pemain yang sangat cerdas. Dari sudut pandang saya sebagai pemain bertahan, dia memang tidak banyak bergerak di lapangan. Ketika bola berada di kaki kami, matanya selalu sibuk mencari ruang kosong.

Nantinya, ruang kosong itu dia manfaatkan saat bola berada di kakinya atau rekan setim. Jadi, kami harus fokus menjaganya sepanjang laga, karena jika menerima bola, dia bisa tiba-tiba berputar dan melewatimu. Jika sudah begitu, situasi bakal jadi sulit.

Jadi, dalam laga semifinal itu, kami sebisa mungkin tidak membiarkan Messi memegang bola, dan kami melakukan itu dengan baik di laga itu. Namun ya pada akhirnya kami tidak menang, dan pengalaman yang bagus bagi saya menghadapi Messi.

Sudah banyak yang menanyakan saya soal ini, dan hal itu membuat saya bangga, bahwa saya pernah menghadapi Messi

Pendapat kamu tentang skuad Belanda di Piala Dunia 2022? Banyak pemain muda dan ada Van Gaal?

[WANSUS] Kisah Manis Belanda di Piala Dunia 2014Pemain Belanda, Cody Gakpo, melakukan selebrasi bersama Daley Blind saat Belanda bentrok dengan Ekuador dalam laga lanjutan Grup A Piala Dunia 2022. (Twitter/@WorldCup2022).

Ya benar, banyak pemain muda yang baru memainkan turnamen besar pertamanya di Piala Dunia 2022. Saya rasa, Van Gaal adalah pelatih yang bisa membuatmu yakin, kamu adalah pemain bagus.

Namun itulah kualitas dari Van Gaal. Dia membentuk tim dengan dasar tim harus meraih kesuksesan. Saya bisa melihat beberapa kemiripan skuad ini dengan 2014 lalu, dan itu adalah sesuatu yang bagus.

Apalagi tim ini sudah memenangi laga perdana lawan Senegal, dan itu penting. Firasat saya bagus akan tim ini, dan banyak juga keluarga atau kerabat pemain yang datang menonton ke stadion, bisa jadi pendorong motivasi bagi pemain, dengan kondisi pemain yang jauh dari kampung halaman.

Pemain pasti akan merasa senang bisa melihat anak dan istrinya, dan akan ada energi bagi para pemain untuk laga-laga selanjutnya.

Dengan pemain-pemain seperti Dumfries, Cody Gakpo, akankah Belanda melaju jauh ke semifinal dan final?

[WANSUS] Kisah Manis Belanda di Piala Dunia 2014Denzel Dumfries. (planetfootball.com)

Ow, saya justru yakin Belanda akan meraih gelar sekarang. Karena, saya percaya skuad ini bisa melakukannya. Rasa percaya ini harus ada, karena jika percaya saja tidak, bagaimana mau jadi juara?

Terlepas dari apakah ini realistis atau tidak, saya percaya dengan kualitas tim ini, dan yakin mereka bisa melaju jauh di ajang ini. Ya mari kita lihat bersama-sama, sejauh apa tim ini bisa melangkah.

Apakah kamu lihat pemain-pemain potensial dari Belanda di tim ini?

[WANSUS] Kisah Manis Belanda di Piala Dunia 2014Striker Belanda, Cody Gakpo, usai cetak gol ke gawang Qatar di Piala Dunia 2022 (Twitter @FIFAWorldCup)

Banyak pemain bagus di tim ini. Memphis (Depay) belum 100 persen fit, tapi bisa membawa perubahan di tim. Van Dijk tentu bek berkualitas, sudah menunjukkannya bersama Liverpool. Banyak sekali pemain bagus yang main di tim besar dalam skuad ini.

Jadi, para pemain ini sudah terbiasa main di level tinggi, dengan pengalaman melimpah, dan ya ini adalah saatnya bagi mereka untuk juara.

Kalau untuk pemain muda bagaimana?

https://www.youtube.com/embed/3Tvm9zbuEW4

Jika kamu melihat lagi ke 2014, saat itu Depay masih muda, sama seperti Xavi Simmons di 2022. Dia bisa jadi pemain muda yang memberi pengaruh penting di tim, sama seperti Depay yang sukses bikin dua gol pada 2014.

Namun ya, Van Gaal memang memilih pemain yang benar-benar dia percayai sebagai yang terbaik. Mungkin mereka bukan pemain yang bagus secara individu, tapi pemain-pemain ini bisa main secara tim. Dia benar-benar memikirkan itu, dan saya percaya pada tim ini.

Baca Juga: Head to Head Belanda Vs Argentina: Laga Klasik yang Ketat

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya