Pratama Arhan Berpeluang Besar Main Reguler di Tokyo Verdy

Theeraton Bunmathan bisa jadi inspirasi Pratama Arhan

Jakarta, IDN Times - Menarik untuk dinantikan bagaimana kiprah Pratama Arhan bersama klub barunya, Tokyo Verdy, yang main di J2 League. Melihat situasi di Tokyo Verdy, ada peluang buat Arhan untuk mengisi pos bek kiri utama.

Dikutip data J-League, persaingan di sektor bek kiri Tokyo Verdy terbilang cukup longgar. Hanya ada tiga pemain di sana, yakni Tatsuya Yamaguchi dan Yuta Narawa.

1. Skema Tokyo Verdy pas buat Pratama Arhan

Pratama Arhan Berpeluang Besar Main Reguler di Tokyo Verdypotret Pratama Arhan (instagram.com/pratamaarhan8)

Melihat potensi, Arhan kemungkinan hanya akan bersaing ketat dengan Yamaguchi, mengingat usia Narawa sudah terbilang uzur.

Pun, Yamaguchi bisa saja dilewati oleh Arhan. Sebab, pada pertandingan melawan V-Varen Nagasaki, baik Yamaguchi dan Narawa tak dibawa.

Justru, Daiki Fukazawa, yang pos aslinya sebagai bek kanan, dipaksakan main di kiri. Artinya kualitas keduanya kurang memenuhi harapan pelatih Takafumi Hori.

Lewat skema 4-3-3, saat Arhan datang, bukan tak mungkin posisi bek kiri langsung direbutnya. Sebab, dimainkannya Fukazawa sudah cukup membuktikan kalau sebenarnya Tokyo Verdy butuh pemain yang fasih berlaga sebagai bek kiri.

Apalagi, Tokyo Verdy punya persentase serangan yang begitu padat dari sisi kiri. Saat melawan V-Varen, Tokyo Verdy melepaskan 63 persen serangan dari kiri, sisanya berasal dari tengah dan kanan. Artinya, skema agresif dari kiri terbilang pas buat gaya main Arhan yang cukup ngotot dan spartan ketika menyerang dan bertahan.

Baca Juga: Pratama Arhan Wajib Waspadai Tekanan Mental di Jepang

2. Theeraton Bunmathan contoh ideal

Pratama Arhan Berpeluang Besar Main Reguler di Tokyo VerdyBek kiri Thailand, Theeraton Bunmathan, saat main buat Yokohama F Marinos / J League

Melihat stok bek kiri di Jepang, sebenarnya terbilang minim. Theeraton Bunmathan (Thailand) bahkan bisa bermain reguler di kompetisi J-League, yang merupakan kasta tertinggi.

Nasib Theeraton sangat kontras dengan Teerasil Dangda, yang membela Sanfreece Hiroshima dan Shimizu S-Pulse. Saat Teerasil harus bersaing dengan pemain asing dan lokal di sektor depan, Theeraton praktis tak memiliki saingan yang banyak.

Menariknya, Theeraton justru mampu berkembang. Ketika dipinjam Vissel Kobe pada 2018 dan bermain bersama Andres Iniesta, Theeraton berhasil mencatatkan 35 caps dari berbagai ajang, dengan dilengkapi empat assist.

Setahun berikutnya, Theeraton berlabuh ke Yokohama F Marinos dengan status pinjaman. Ternyata, performa Theeraton bersama Yokohama F Marinos terbilang luar biasa. Main 25 kali, Theeraton sukses menorehkan tiga gol dan empat assist. Dia juga berhasil membawa Yokohama F Marinos juara J-League.

Dengan catatan itu, Theeraton menegaskan diri sebagai orang Thailand pertama yang jadi juara J-League. Pencapaiannya itu diganjar kontrak permanen. Dia main di Yokohama F Marinos sampai 2021 dan kembali lagi ke Thailand.

 

3. Waspada tekanan mental di Jepang

Pratama Arhan Berpeluang Besar Main Reguler di Tokyo VerdyPemain PSIS Semarang, Pratama Arhan saat bermain di pertandingan Liga 1 2021/2022. (dok. PSIS Semarang)

Apa yang dicapai oleh Theeraton bisa menjadi inspirasi buat Arhan. Namun, Arhan juga patut waspada dengan tekanan mental yang diterimanya.

Sebab, pastinya ada stigma jelek yang menaungi Arhan, dengan statusnya sebagai pemain asal Indonesia. Ini harus bisa diatasi oleh Arhan, agar nasibnya tak sama dengan para pendahulunya seperti Irfan Bachdim, Stefano Lilipaly, hingga Ricky Yacobi, yang kesulitan beradaptasi.

"Arhan harus menyiapkan diri. Cerita dari saya, ketika datang ke Thailand, orang tak tahu Papua itu di mana. Padahal itu di Indonesia. Ketika mereka tahu saya orang Indonesia, dianggap remeh. Ini harus diantisipasi. Memang jadi kemungkinan terburuk, tapi kita harus mengakui kelas Indonesia belum tinggi," ujar bek yang malang melintang main di Thailand, Rudolof Yanto Basna, Space di Twitter @pssipers.

"Tapi, kalau saya, mengubah itu menjadi motivasi. Arhan harus bisa seperti itu agar bisa berkembang. Sebab, sebenarnya Jepang dan Korea Selatan itu lebih dekat buat karier pemain Indonesia, baru selebihnya bisa pikirkan Eropa," lanjutnya.

Baca Juga: Efek Pratama Arhan, Tokyo Verdy Jadi Klub Populer Kedua di Jepang

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya