Seleksi Timnas U-16 Tidak Merata karena Geografis

Jakarta, IDN Times - Manajer Timnas Indonesia U-16, Ahmad Zaki Iskandar, mengakui seleksi Timnas U-16 itu tidak maksimal. Hal itu didasari geografis Indonesia yang sangat luas dan ketiadaan kompetisi reguler.
"Kami belum maksimal seleksi, terutama di Timnas U-16 ke bawah, kenapa? Karena Indonesia luas sekali, dari Sabang sampai Merauke. Tidak ada juga kompetisi reguler usia dini," ujar Zaki dalam acara Locker Room by IDN Times: Menatap Masa Depan Timnas Indonesia.
1. Asprov harus sering gelar kompetisi usia muda

Zaki meminta agar Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI lebih sering menggelar kompetisi usia muda, mulai dari U-12, U-15, dan U-17. Dengan banyaknya kompetisi, maka talenta-talenta yang berpotensi masuk Timnas akan bertambah.
"Kami berharap Asprov PSSI menggulirkan turnamen U-12, U-15, dan U-17, agar punya stok pemain yang banyak. Makanya, Ketum PSSI (Erick Thohir) mewajibkan Asprov punya kalender kompetisi buat kelompok umur," kata Zaki.
2. Target 100 pemain untuk setiap Timnas kelompok umur

Zaki punya target tersendiri soal stok pemain untuk setiap Timnas kelompok umur. Dia ingin ada minimum 100 pemain untuk setiap Timnas kelompok umur, dengan syarat kompetisi usia muda berjalan reguler.
"Indonesia ini negara besar, sebetulnya kita bisa punya stok pemain Timnas untuk setiap kelompok umur itu minimum 100 orang. Kalau tadi, turnamen kelompok umurnya reguler," ujar Zaki.
3. Semua punya kesempatan masuk Timnas

Lebih lanjut, Zaki menegaskan semua pemain punya peluang yang sama untuk membela Timnas. Baik itu lokal, keturunan, dan dari klub atau akademi manapun, semua bisa main untuk lambang Garuda, asal merupakan warga Indonesia.
"Kami buka seluas-luasnya kesempatan pemain untuk masuk Timnas, termasuk diaspora. Intinya, kami terbuka untuk semua aset masuk ke Timnas, baik itu Timnas U-16, U-19, U-23, hingga senior," kata Zaki.