Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sevilla FC, Jagoan Europa League yang Makin Terpuruk di LaLiga

logo Sevilla (pixabay.com/jorono)
logo Sevilla (pixabay.com/jorono)

Sevilla FC dikenal sebagai klub yang memiliki kemampuan spesial ketika berlaga di Europa League. Sejak 2009/2010, mereka menjadi klub dengan gelar juara terbanyak, yaitu lima kali. Bahkan, mereka sempat meraih gelar juara selama 3 musim beruntun pada 2013—2016.

Musim 2022/2023 menjadi momen terakhir kali Sevilla menjuarai Europa League. Gelar juara tersebut tak diraih dengan mudah. Mereka melawati adangan Manchester United di perempat final, Juventus di semifinal, dan melibas AS Roma di partai puncak.

Sayangnya, capaian apik di Europa League tak dibarengi dengan performa apik di LaLiga Spanyol. Selama 2 musim terakhir, mereka tak mampu mengakhiri musim di peringkat sepuluh besar. Bahkan, hingga pekan Ke-18 Laliga 2024/2025, Los Palanganas tercecer di peringkat ke-14.

1. Menguasai Europa League dengan koleksi lima trofi juara sejak 2009/2010

Europa League memang hanya kompetisi kasta kedua antarklub Eropa. Meski begitu, bukan berarti lawan-lawan yang pernah dihadapi Sevilla merupakan klub-klub kecil atau medioker. Sejarah mencatat, Los Palanganas hampir selalu punya cara untuk menumbangkan klub-klub besar Eropa dan meraih trofi juara di ajang tersebut.

Pada 2015/2016, Sevilla berhak atas trofi juara setelah menumbangkan Liverpool di final. The Reds yang saat itu diperkuat oleh Roberto Firmino dan Philippe Coutinho hanya mampu mencetak satu gol. Di sisi lain, Los Palanganas tampil apik dengan mencetak tiga gol meski sempat tertinggal lebih dahulu.

2. Tampil konsisten di LaLiga pada 2019—2020

Sevilla juga menorehkan capaian apik di Laliga. Bahkan, kiprah mereka pada 2019--2022 merupakan prestasi terbaik sejak 1950. Selama 3 musim beruntun, Los Palanganas selalu finis di peringkat keempat.

Musim 2019/2020 layak disebut sebagai salah satu musim terbaik Sevilla. Selain finis di peringkat keempat LaLiga, mereka juga memenangi titel juara Europa League. Mereka mengalahkan Manchester United di semifinal sebelum akhirnya meraih trofi juara dengan menumbangkan Inter Milan dengan skor 3-2 di final. 

3. Performa di LaLiga menurun sejak 2022/2023

Sevilla kembali menjuarai Europa League pada 2022/2023. Setelah tersingkir dari fase grup Liga Champions Eropa, mereka menunjukkan tajinya di Europa League. Perlawanan dari Manchester United dan Juventus mampu mereka lewati di perempat final dan semifinal. Kemudian, di partai puncak, mereka mengalahkan AS Roma asuhan Jose Mourinho lewat drama adu penalti.

Sayangnnya, penampilan apik Sevilla di kancah Eropa tak dibarengi dengan performa apik di liga domestik. Mereka tercecer di peringkat kesebelas. Torehan negatif tersebut menjadi lebih buruk pada musim berikutnya. Di LaLiga 2023/2024, Los Palanganas finis di peringkat ke-13 dengan hanya meraih 41 poin dari 38 laga.

4. Tak ada tanda-tanda kebangkitan di LaLiga 2024/2025

Setelah tak mampu menembus sepuluh besar selama 2 musim sebelumnya, Sevilla seharusnya menjadikan LaLiga 2024/2025 sebagai momen bangkit. Sayangnya, menjelang pertengahan musim, belum ada tanda-tanda kebangkitan dari anak asuh Xavier García Pimienta. Hingga pekan ke-15, mereka masih tercecer di peringkat ke-14 dengan torehan 22 poin.

Performa buruk Sevilla telah terlihat sejak awal musim. Mereka bahkan tak mampu meraih kemenangan dalam empat laga pertama. Bahkan, mereka selalu meraih kekalahan dalam dua laga kandang pertama.

Sevilla harus segera menemukan cara untuk bangkit dan menunjukkan performa yang lebih baik di LaLiga. Kegagalan untuk finis di papan atas LaLiga tentu saja menutup kans Sevilla untuk tampil di kompetisi Eropa, khususnya, Europa League.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Atqo Sy
EditorAtqo Sy
Follow Us