Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Slovenia, Negara Kecil yang Serius Kembangkan Sepak Bolanya

Pemain Slovenia rayakan kelolosan perdana mereka ke babak gugur Euro. (instagram.com/euro2024)

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, tim nasional sepak bola pria Slovenia berhasil melaju ke babak gugur Euro. Pada edisi 2024 ini, mereka mengantongi 3 poin dari 3 seri. Poin, selisih gol, dan jumlah pelanggaran Slovenia sama persis dengan Denmark yang berstatus runner-up Grup C. Slovenia terpaksa berada di peringkat ketiga karena kalah head-to-head dengan Denmark pada fase kualifikasi. 

Meski performa mereka tak seberapa brilian bila dibanding Austria, keberhasilan Slovenia bisa jadi topik menarik untuk diulik lebih dalam. Ini karena negara pecahan Yugoslavia itu termasuk salah satu entitas politik terkecil di Eropa dari segi luas dan populasi. Hanya seluas 20.273 km persegi, terdiri dari sekitar 2,1 juta penduduk, lantas bagaimana cara mereka mengembangkan sepak bola?

1. Pengembangan sepak bola bertahap dan konsisten

Pemain Slovenia sapa penggemar usai pertandingan dengan Serbia di fase grup Euro 2024. (instagram.com/nzs_si)

Meski tak sebombastis Hungaria yang diproyeksi pengamat bisa menggelontorkan dana triliunan dolar Amerika Serikat sejak 2010 untuk merevolusi sepak bola, Slovenia melakukan perbaikan-perbaikan secara bertahap dan terstruktur. Slovenia memulainya pada era yang hampir sama dengan Viktor Orban di Hungaria, yakni pada awal 2010-an. Pertama, lewat perbaikan dan pembangunan infrastruktur berskala internasional yang bisa dipakai timnas untuk persiapan laga internasional maupun klub lokal dan klub luar negeri yang butuh tempat latihan pramusim. 

Ini disusul dengan kolaborasi strategis antara Asosiasi Sepak Bola Slovenia (NZS) dengan platform edukasi International Soccer Science and Performance Federation (ISSPF). Semuanya dilakukan untuk memastikan para aktor dan pegiat sepak bola di Slovenia punya modal ilmu yang baik. Tak hanya urusan teknikal, seperti kepelatihan dan scouting, sektor lain seperti bisnis dan manajemen serta kesehatan dan nutrisi juga ikut diperhatikan.

Sejak 2023/2024, NZS juga menetapkan regulasi baru yang mengharuskan tim-tim di liga utama dan divisi kedua Slovenia untuk menyertakan paling sedikit delapan pemain homegrown. Tak harus berkewarganegaraan Slovenia, yang jelas mereka harus merupakan alumnus akademi sepak bola klub yang bersangkutan. Setidaknya satu pemain berusia kurang dari 21 tahun juga harus ada di skuad utama tim.

2. Komposisi skuad di Euro 2024 diisi jebolan akademi sepak bola lokal

Timnas Slovenia di Euro 2024 (instagram.com/euro2024)

Bila melihat komposisi skuad Slovenia di Euro 2024, tak banyak sebenarnya yang berstatus pemain liga top Eropa. Mayoritas berlaga di liga lokal dan Eropa Timur. Namun, ada satu hal yang sama, yakni fakta semuanya pernah jadi murid akademi klub lokal Slovenia, bukan diaspora. Padahal, Slovenia juga salah satu negara Balkan yang ekonominya tak bagus-bagus amat. GDP per kapita mereka di bawah rata-rata Eropa dan angka penganggurannya mencapai 5,4 persen pada 2022. 

Penduduk yang tak seberapa dan ekonomi yang juga tak begitu kuat tertolong komitmen mereka untuk punya pemerintah yang bersih. Setidaknya berdasar penilaian Transparency International, tingkat korupsi mereka lebih rendah dibanding negara eks Yugoslavia lainnya, macam Serbia, Bosnia, bahkan Kroasia. Ini mungkin yang menjelaskan mengapa tak banyak penduduk Slovenia yang merantau ke negara lain karena muak dengan birokrasi di dalam negeri. Secara tak langsung, ini membantu pula pengembangan sepak bola domestik mereka. Tidak drastis, tetapi perlahan dan pasti. 

3. Lolos babak gugur Euro 2024, keberuntungan belaka?

Pemain Timnas Slovenia rayakan kelolosan mereka ke babak gugur Euro 2024 (instagram.com/nzs_si)

Beruntung mungkin kata yang tak adil buat Slovenia di Euro 2024. Ini karena mereka bahkan harus bermain tanpa pemain kunci macam Josip Ilicic. Sang pemain disertakan dalam daftar skuad, tetapi hanya dimainkan selama 15 menit oleh Matjaz Kek. Sejak 2019, Ilicic berjuang pulih dari isu kesehatan fisik dan mentalnya. IIicic bahkan terpaksa tidak dilibatkan Kek dalam proses kualifikasi karena alasan tersebut. 

Namun, Slovenia masih punya Jan Oblak di bawah mistar gawang dan beberapa pemain muda yang sedang moncer di klub seperti Benjamin Sesko dan Jaka Bijol. Ini adalah bendera hijau buat regenerasi sepak bola Slovenia. Tak hanya bertumpu pada satu pemain, Kek punya banyak opsi lain untuk mengisi line-up-nya di Euro 2024 dan turnamen-turnamen lain pada masa depan. 

Euro 2024 bakal jadi kenangan manis untuk Slovenia. Kans mereka untuk melaju jauh memang kecil, tetapi ini jadi satu hal progresif yang layak mereka pertahankan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Ayu Silawati
EditorDwi Ayu Silawati
Follow Us