Imbas Maraknya Kerusuhan Suporter, Pengamat Sentil PSSI 

Tragedi Kanjuruhan jadi sorotan lantaran PSSI tak tegas

Jakarta, IDN Times - Sepak bola Indonesia sedang menjadi sorotan imbas maraknya ulah dari para oknum suporter. Pengamat sepak bola nasional, Rikky Daulay menilai itu karena PSSI yang kurang sigap.

Terbaru, oknum suporter Persita melakukan pelemparan batu ke bus yang ditumpangi pemain Persi Solo, Sabtu (28/1/2023) lalu. Aksi tersebut sampai membuat Walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka berang di media sosial.

"Wajar saja Gibran bereaksi, karena itu klub kebanggaan masyarakat Solo. Dan beliau sebagai orang nomor satu di Solo tentu merasa memiliki tanggung jawab terhadap keselamatan pemain dan official klub Persis Solo. Bagi saya reaksi Gibran masih wajar-wajar saja," kata Rikky dalam keterangannya, Senin (30/1/2023).

1. Tugas berat bagi kepungurusan baru PSSI

Imbas Maraknya Kerusuhan Suporter, Pengamat Sentil PSSI Rapat Komite Eksekutif PSSI yang digelar di Kantor PSSI, Kamis (12/1/2023), hentikan kompetisi LIga 2 dan 3.(pssi.org)

Menurut Rikky, ini menjadi tugas berat bagi kepengurusan PSSI yang akan ditentukan lewat Kongres Luar Biasa (KLB) pada 16 Februari 2023 mendatang. Mereka harus membenahi seluruh aspek dalam sepak bola Indonesia, agar kerusuhan ini tak terulang kembali.

"Hal ini memang menjadi salah satu PR besar dan utama untuk siapapun yang akan memimpin PSSI. Aksi kekerasan suporter dari waktu ke waktu seakan menjadi tradisi yang tidak dapat dipisahkan dalam perjalanan sepakbola nasional," ujar Rikky.

Baca Juga: Persita Hukum Penyerang Bus Persis Solo Seumur Hidup

2. Sorot Tragedi Kanjuruhan

Imbas Maraknya Kerusuhan Suporter, Pengamat Sentil PSSI Ratusan orang dari berbagai kelompok suporter menggelar aksi berkabung atas tragedi Kanjuruhan di Titik Nol Kilometer, Kota Yogyakarta, Minggu (2/10/2022) malam. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Rikky juga menyinggung soal Tragedi Kanjuruhan. Sebab, karena insiden kelam pada 1 Oktober 2022 lalu tak diusut tuntas, menimbulkan potensi untuk memunculkan oknum lain.

"Memang salah satu isu yang muncul ke permukaan itu, bahwa ini rentetan dari ketidakpuasan suporter terhadap kasus tragedi Kanjuruhan. Tapi ini harus dibuktikan dulu, mungkin saja karena faktor yang lain. Pengusutan kasus Kanjuruhan itu memang harus transparan dan dibuka ke publik," kata Rikky.

Hal senada juga dilontarkan Gibran. Tidak adanya hukuman yang tegas kepada suporter membuat pendukung klub lain tidak jera.

"Kalau di Malang tidak dihukum, maka yang lain tidak akan takut berbuat serupa. Dan ini akan terus terjadi selama tidak ada ketegasan terhadap suporter," cuit Gibran di Twitternya.

3. Harap Ketum PSSI diisi orang yang tepat

Imbas Maraknya Kerusuhan Suporter, Pengamat Sentil PSSI Logo PSSI. (Website/pssi.org)

Eks pemain Persikota Tangerang itu pun berharap kursi Ketua Umum (Ketum) PSSI bisa diisi orang yang tepat. Bukan hanya posisi ketum, tapi seluruh jajarannya di Komite Eksekutif (Exco) demi meningkatkan kualtias sepak bola Indonesia.

"Memang tidak mudah, tetapi saya berharap siapapun nanti yang terpilih sebagai Ketum PSSI dapat mencari jalan keluar untuk menyelesaikan masalah ini," ujar Rikky.

Baca Juga: Lempari Bus Persis, 7 Suporter Dilarang Masuk Stadion Seumur Hidup

Topik:

  • Ilyas Listianto Mujib

Berita Terkini Lainnya