Ujian FIFA Usai Iran Lolos ke Piala Dunia 2026, Bisa Masuk AS?
Jakarta, IDN Times - Kelolosan Iran ke Piala Dunia 2026 tentu menjadi ujian tersendiri bagi FIFA. Otoritas sepak bola dunia itu harus bisa mengambil posisi tawar yang kuat terhadap tuan rumah, Amerika Serikat, agar Iran bisa berkompetisi dengan nyaman.
Iran memang menjadi salah satu dari 41 negara yang mendapatkan larangan parsial atau penuh dari Amerika Serikat untuk masuk. Kebetulan, dalam memo yang dikeluarkan Presiden Donald Trump, Iran masuk ke dalam kategori merah. Artinya, warga Iran gak bisa memasuki wilayah Amerika Serikat.
Dengan situasi ini, tentunya para pemain Iran dan suporternya akan kesulitan buat memasuki wilayah Amerika Serikat.
1. Iran bisa main di Meksiko
The Guardian melansir, ada potensi Iran main di Meksiko dengan masuk ke Grup A, yang menjadi co-host bersama Kanada. Tapi, jika mereka berada dalam satu grup bersama Amerika Serikat, maka Iran harus memainkan laga di sana.
Iran bisa main terus di Meksiko, tapi harus menang dalam tiga laga beruntun fase grup. Karena, dengan begitu mereka mampu masuk ke bagan turnamen yang mewajibkannya main di Meksiko, baru pada perempat final harus ke Miami. Namun, ditinjau dari sejarahnya, Iran tak pernah lolos dari fase grup dalam enam partisipasi di Piala Dunia.
2. FIFA sudah negosiasi dengan AS
FIFA, dilansir beIN Sports, sudah berkomunikasi dengan pemerintah Amerika Serikat terkait potensi Iran main di sana. Mereka berharap ada solusi atas kelolosan Iran ke Piala Dunia 2026 agar bisa main dengan nyaman.
Sebelumnya, Presiden FIFA, Gianni Infantino, juga sudah menegaskan jika sepak bola tak seharusnya dicampur adukkan dengan urusan politik. Pernyataan itu dikeluarkan Infantino menyusul adanya potensi negara-negara seperti Iran lolos ke putaran final di Amerika Serikat.
3. Kedekatan Trump dan Infantino jadi kunci
Kedekatan Infantino dengan Trump bisa saja jadi kunci dalam negosiasi ini. Bukan gak mungkin, akan ada sejarah tercipta dengan Iran main di Amerika Serikat karena Piala Dunia 2026.
Apalagi, sudah seharusnya sepak bola menjalankan fungsi sebagai alat diplomasi yang lebih cair dan tidak kaku.
