Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Yuk, Mengenal Sejarah Esports!

esportsnesia.com

Jakarta, IDN TImes - Apa itu esports? Mengacu pada techterms.com, esports merupakan rujukan umum yang biasa digunakan untuk menggambarkan kompetisi video gim. Sedangkan mengacu pada Whitepaper yang dikeluarkan oleh esports.com, esports merupakan kompetisi video gim di ranah profesional.

Esports sendiri sebenarnya telah hadir cukup lama. Mengacu pada Bequipe, salah situs esports internasional, menyebutkan bahwa turnamen esports pertama berlangsung di Universitas Standford pada 19 Oktober 1972.

Kala itu, judul gim yang dipertandingkan adalah Spacewar! dengan tajuk turnamen Intergalactic Spacewar Olympic. Turnamen tersebut dimenangkan oleh Stewart Brand, seorang mahasiswa jurusan biologi. Hadiah dalam turnamen tersebut juga terbilang unik, yaitu mendapatkan langganan majalah Rolling Stone selama satu tahun.

1. Atari gelar turnamen Esports terbesar pertama

AtariAge

Pada 1980, Atari mengadakan The National Space Invaders Championship yang mempertandingkan gim Space Invaders. Pemenang dari turnamen yang diselenggarakan di Amerika Serikat tersebut adalah Rebecca Heinemen (nantinya juga dikenal sebagai salah satu perancang gim digital). Turnamen ini dikenal sebagai salah satu turnamen esports terbesar pertama dengan jumlah partisipan lebih dari 10.000 pemain.

Kala itu, esports menjadi bahan perbincangan, bahkan suguhan program di televisi. Salah satunya adalah Starcade yang disiarkan di Amerika Serikat. Starcade merupakan sebuah program televisi yang menyajikan pertarungan antara dua tim dalam permainan mesin arcade. Program yang ditayangkan di Superstation WTBS ini memiliki jumlah episode sebanyak 133 selama 1982—1984.

Pada 1990-an, skena esports mengalami pergeseran karena teknologi internet. Salah satu judul gim yang sering diperlombakan kala itu adalah Netrek, gim strategi yang memberi pemainnya misi menghancurkan pesawat luar angkasa musuh. Gim yang dikatakan sebagai cikal bakal MOBA ini dapat dimainkan oleh lebih dari 16 pemain dalam waktu bersamaan secara daring. Karena fenomena ini, Wired Magazine sampai mengatakan bahwa Netrek adalah “the first online sports game”.

2. Esports mewabah seiring berkembangnya internet

BT.com

Pada 1995, IndoNet muncul sebagai internet service provider (ISP) komersial pertama di Indonesia. Kehadiran internet membuat para pemain gim digital mendapatkan akses untuk merasakan permainan gim daring saat itu. Pertemuan teknologi ini menjadi penanda penting untuk kelahiran komunitas gamer di Indonesia nantinya melalui warung internet (warnet).

Warnet menjadi suatu fenomena besar di Indonesia. Permainan digital secara daring menjadi suatu keseruan yang menarik bagi anak muda Indonesia. Mulai muncul beberapa judul gim daring yang nantinya tidak asing untuk esports di Indonesia, seperti StarCraft, Counter-Strike, dan Warcraft. Bersamaan dengan itu, warnet juga menyajikan judul gim daring yang dirilis oleh penerbit lokal, seperti BolehGame atau pun Lyto.

Bersamaan dengan fenomena warnet, turnamen gim yang diadakan secara daring menjadi bentuk baru yang sangat populer kala itu. Defense of the Ancient (DotA) adalah contoh judul gim yang sangat populer dan kerap kali mengadakan turnamen daring. Turnamen DotA daring ini diadakan oleh para penyedia server yang berbeda-beda, seperti Indogamers (IDGS), Nusareborn, atau pun Neo MGI. Turnamen daring yang hadir pada era 2000-an ini marak dilakukan dan cukup sulit untuk dilacak karena informasinya hanya beredar di ruang obrolan dalam gim atau pun forum server yang saat ini sudah banyak ditutup. Bentuk turnamen seperti itu,hadir cukup lama di dunia esports Indonesia.

3. Turnamen esports berskala internasional digelar

todotvnews

Di awal 2000, International Cyber Marketing mengadakan turnamen esports dalam skala internasional, yaitu World Cyber Games (WCG). Turnamen yang dikenal sebagai “Esports Olympics” ini pertama kali diikuti oleh 17 negara dan 174 partisipan yang bertanding. Saat itu, judul gim yang dipertandingkan adalah Age of Empires II, FIFA 2000, Quake III Arena, StarCraft: BroodWar, dan Unreal Tournament.

Pada 2002, WCG hadir di Indonesia sebagai ajang penyisihan untuk mencari perwakilan negara. Kala itu, turnamen ini diadakan di Ballroom Hotel Ciputra, Jakarta, pada 21 September 2002. Judul gim yang dipertandingkan adalah Counter-Strike dan StarCraft. WCG 2002 tersebut hadir berkat kerja sama Indonesian Gamers dan Majalah Chip dengan Level sebagai pihak organizer serta Samsung, Intel, dan Asus sebagai sponsor resmi.

WCG menjadi suatu acara esports terbesar di Indonesia saat itu. Berkat turnamen WCG, Indonesia memiliki kesempatan untuk berlaga di kancah esports internasional. Salah satu tim asal Indonesia yang menarik perhatian dunia kala itu adalah XCN.

XCN merupakan tim yang memiliki raihan gemilang dalam turnamen esports di kancah nasional dan internasional. Dua judul gim andalah dari tim XCN adalah Counter-Strike dan DotA. Salah satu raihan prestasi yang cukup gemilang saat itu adalah juara keenam WCG Internasional yang diadakan di Seoul, Korea Selatan pada 2003.

Setelah adanya turnamen World Cyber Games pada 2002, Indonesia menjadi salah satu pasar turnamen esports. Hal tersebut terbukti lewat hadirnya beragam nama turnamen lain, seperti World GameMaster Tournament (WGT) pada 2006 dan Electronic Sport World Cup (ESWC) pada 2007.

4. DOTA 2 jadi gim paling diminati

dota2.com

Esports juga pada akhirnya mengalami perkembangan pesat di ranah internasional berkat gim Dota 2, StarCraft, dan League of Legends (LoL). Tiga judul gim tersebut memiliki raupan pasar yang cukup besar. Menurut, esportsforgamers.weebly.com, Dota 2, StarCraft, dan LoL menawarkan total hadiah paling besar di industri esports dibandingkan dengan judul gim lain.

Di Indonesia sendiri, Dota 2 merupakan judul gim esports yang cukup diminati pada 2013. Hal tersebut dapat kita lihat ketika legenda pemain DotA, Ritter dan kawan-kawan, kembali ke esports Dota 2 melalui tim Rex Regum Qeon (RRQ). Tidak hanya kemunculan RRQ, EVOS Esports juga hadir pertama kali untuk menjadi tim profesional Dota 2 di Indonesia.

Setelah Dota 2, tren permainan digital kembali mengalami pergeseran. Pada 2016, Mobile Legends mulai muncul di Google Play Store untuk regional Indonesia. Gim yang dikembangkan oleh Moonton ini menjadi salah satu fenomena besar. Berdasarkan keterangan tertulis dari Nimo TV yang diberitakan oleh tekno.tempo, jumlah pemain Mobile Legends mencapai 49,98 juta pengguna aktif di Indonesia per September 2018.

Pada 12 Januari 2018, Moonton selaku pihak pengembang dari gim Mobile Legends mengadakan turnamen bertajuk Mobile Legends Professional League (MPL) musim pertama yang dijuarai oleh tim NXL>. MPL musim kedua diadakan pada 7 September 2018 dengan RRQ O2 yang keluar sebagai pemenang. MPL merupakan turnamen esports yang diadakan melalui sistem liga yang diikuti oleh 10 tim profesional. Turnamen yang memberikan total hadiah Rp1,3 miliar ini menjadi salah satu turnamen esports yang cukup menyita perhatian karena besarnya fenomena Mobile Legends.

Di tahun yang sama, muncul organisasi penyedia liga esports terbesar di Indonesia, yaitu Indonesia Esports Premiere League (IESPL). IESPL berhasil mengadakan liga pertama mereka, Tokopedia Battle of Friday (TBOF), dengan empat cabang permainan, yaitu Dota 2, Mobile Legends, Counter-Strike: Global Offensive (CS:GO), dan Point Blank. Liga TBOF musim pertama diadakan pada 10 Agustus 2018 dan menyajikan laga dari 12 tim esports profesional Indonesia.

5. Esports jadi pertandingan eksebisi di Asian Games 2018

ANTARA Foto

Esports juga semakin dilirik oleh banyak pihak ketika hadir menjadi permainan ekshibisi di Asian Games 2018. Kala itu, Asian Games menyajikan enam judul gim, yaitu Arena of Valor, Clash Royale, Hearthstone, StarCraft 2, PES 2018, dan LoL.

Pada awal 2019, IESPL kembali mengadakan turnamen esports di Indonesia, yaitu Piala Presiden Esports. Piala Presiden Esports 2019 menjadi turnamen nasional yang diselenggarakan berkat kerja sama IESPL dengan Badan Ekonomi Kreatif, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kantor Staf Kepresidenan, dan Kementerian Komunikasi dan Informatika. Turnamen ini menyajikan lomba tunggal Mobile Legends.

Piala Presiden Esports 2019 menggunakan format kualifikasi regional yang sangat bermanfaat untuk menjaring para pemain daerah di Indonesia. Format tersebut diharapkan dapat memajukan esports Indonesia dan memberikan peluang bagi para pemain di daerah terpencil. Selain itu, Piala Presiden Esports 2019 juga diharapkan dapat membuka peluang baru untuk memperkenalkan esports ke audiens Indonesia yang lebih luas, seperti masyarakat di luar Pulau Jawa.

Esports Indonesia sedang mengalami perkembangan yang sangat baik saat ini. Kehadiran Piala Presiden Esports 2019 diharapkan dapat membuat masyarakat Indonesia tidak lagi asing dengan dunia esports yang sebenarnya sudah lama hadir di Indonesia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us