5 Fakta Scratch, Bantu Kamu Bikin Aplikasi Jadi Lebih Mudah

Ramah untuk anak yang pengin belajar bikin aplikasi

Scratch merupakan salah satu dari beberapa bahasa pemrograman visual (Visual Programming Language). Scratch rilis tahun 2002 dengan menawarkan fitur yang cukup gampang. Program ini cukup simpel sehingga pemula tidak direpotkan dengan beberapa syntax yang rumit. 

Walau tak sekomplek pemrograman tingkat profesional, namun sang developer, Scratch Foundation merancang dan mengembangkan bahasa ini untuk melatih anak berpikir kreatif, sistematis dan bekerja secara kolaboratif. 

Sebelum memakai Scratch, alangkah baiknya mengenal beberapa aspek tentang Scratch terlebih dahulu. Yuk, simak!

1. Mudah digunakan oleh anak kecil 

5 Fakta Scratch, Bantu Kamu Bikin Aplikasi Jadi Lebih Mudahilustrasi halaman Create (dok. Scratch)

Scratch merupakan bahasa pemrograman yang ramah terhadap anak 8 tahun ke atas. Berbeda dari bahasa pemrograman lain yang cukup sulit untuk dipahami. Scratch hanya menggunakan metode Bulding Block yang berarti menarik blok ke kode area.

Dengan menggunakan model Building Block, membuat Scratch mudah dimengerti oleh anak kecil. Pada bahasa pemrograman ini, orang tua dapat mengenalkan pada anak-anak mereka untuk melatih berpikir kreatif.

2. Tidak perlu mempelajari bahasa pemrograman lain 

5 Fakta Scratch, Bantu Kamu Bikin Aplikasi Jadi Lebih Mudahilustrasi halaman Tutorial (dok. Scratch)

Setiap kalangan dapat menggunakan Scratch dengan mudah. Maka dari itu, bahasa ini cocok untuk digunakan untuk membantu beberapa tugas maupun media pembelajaran pada semua kalangan.

Saking mudahnya Scratch, pengguna tak perlu mempelajari tentang bahasa pemrograman lain. Dan cukup fokus dengan fitur-fitur yang disediakan, karena memang programmer tak perlu susah-susah menulis kode yang rumit untuk membuat aplikasi.

3. Program yang bisa dibuat 

5 Fakta Scratch, Bantu Kamu Bikin Aplikasi Jadi Lebih Mudahilustrasi halaman Starter Projects (dok. Scratch)

Scratch dapat digunakan untuk membuat program sendiri tanpa harus menggunakan jasa expert. Untuk sementara, bahasa ini tidak bisa digunakan untuk program yang begitu rumit.

Namun dengan Scratch, pengguna dapat membuat program cerita, game, animasi, dan alat untuk membantu menyelesaikan tugas secara sederhana. Karena dengan menggunakan konsep Visual Programming Language, maka Scratch dapat digunakan pemula dan anak-anak secara mudah.

Baca Juga: Scala Vs. Python, Mana Bahasa Pemrograman yang Lebih Efektif?

4. File yang bisa digunakan 

5 Fakta Scratch, Bantu Kamu Bikin Aplikasi Jadi Lebih Mudahilustrasi mengunggah gambar di halaman Create (dok. Scratch)

Pengguna Scratch tak bisa asal memasukan file karena terdapat beberapa klasifikasi file yang hanya bisa digunakan. Jadi, pengguna tidak serta merta bisa memakai semua file untuk digunakan begitu saja.

Dalam file gambar, pengguna tidak bisa menggunakan RAW, GIF, BMP, dan gambar lainnya, kecuali JPG, JPEG, PNG, dan SVN. Sedangkan untuk audio, hanya bisa menggunakan Windows WAV dan MP3.

5. Memiliki batasan file 

5 Fakta Scratch, Bantu Kamu Bikin Aplikasi Jadi Lebih Mudahrambu lalu-lintas dengan batas maksimal 50 (Pexels.com/Igor Miličević)

Meskipun Scratch mudah untuk digunakan, tetapi bahasa ini memiliki kelemahan. Salah satunya ialah batas ukuran file dengan maksimal 50 MB pada setiap project aplikasi yang dibuat.

Batasan ini membuat Scratch tidak bisa menciptakan aplikasi yang kompleks. Tools, game, animasi, dan aplikasi lainnya hanya dapat dibuat sebagai aplikasi yang sederhana. Jadi bagi pengguna, Scratch tak memungkinkan untuk digunakan membuat aplikasi seperti Resident Evil 4, Grand Theft Auto, Troublemaker, God of War, dan game rumit lainnya.

Stratch Foundation bertujuan membuat Scratch sebagai alat pengkodean yang mudah digunakan untuk setiap kalangan tanpa harus mempelajari bahasa pemrograman yang cukup rumit. Meskipun Scratch memiliki fitur serta ukuran file yang terbatas, tetapi cocok bagi pemula untuk mempelajari logika dalam komputer dan melatih berpikir kreatif dengan membuat eksperimen tertentu.

Baca Juga: 5 Bahasa Pemrograman yang Sudah Jarang Digunakan, Apa Saja?

Aditya Prakosa Photo Writer Aditya Prakosa

Pengusaha Mikro

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya