TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Tools di Resto Pope Jai Thai, Simple Tapi Membantu Pegawai Difabel

Mereka juga bisa kreatif dan berkontribusi maksimal

IDN Times/Bayu D. Wicaksono

Singapore, IDN Times - Singapura memang terkenal dengan kemajuan teknologi dan perekonomiannya, tapi di balik itu semua, salah satu yang menjadi nilai lebihnya bisa dilihat di SCAPE. SCAPE adalah sebuah mall di daerah 2 Orchard Link yang berisikan usaha-usaha lokal milik anak muda di sana. Beberapa perhelatan terkait kreasi anak muda juga sering diadakan di sana. Yang lebih menarik lagi, beberapa usaha di sana menerima pegawai difabel dan berkebutuhan khusus, salah satunya restoran Pope Jai Thai.

 IDN Times berkesempatan untuk mengunjunginya langsung dalam acara Multilateral Journalist Visit Programme (MJVP) yang diadakan oleh Singapore International Foundation (SIF). Berikut ini ulasan selengkapnya!

1. Pope Jai Thai adalah sebuah restoran Thailand yang sebagian besar pegawainya adalah orang berkebutuhan khusus

IDN Times/Bayu D. Wicaksono

Pope Jai Thai adalah salah satu bentuk usaha di bawah naungan PopeJai, Pte., Ltd., yang dimulai dengan model bisnis sosial. Perusahaan ini merupakan anggota dari Singapore Centre for Social Enterprise (raiSE) dan bekerja sama dengan VWO serta badan-badan pemerintahan Singapura. Pope Jai Thai  bertujuan untuk menyediakan penyajian makanan yang nyaman sepenuh hati, dengan kesempatan setara pada pekerja berkebutuhan khusus, difabel serta masyarakat dari berbagai latar belakang.

2. Sebelumnya mari mengenal lebih dekat founder dari Pope Jai Thai, Daniel Teh

IDN Times/Bayu D. Wicaksono

Daniel Teh adalah founder dan direktur eksekutif Pope Jai Thai, usaha sosial di bidang makanan dan minuman. Teh membangun PopeJai pada tahun 2012 dan perusahan ini mencakup 3 usaha: Pope Jai Thai, restoran kasual; Kopi Cart, layanan “gerobak” kopi untuk berbagai acara dan Tao Chew, pusat pelatihan kopi tradisional Nanyang. PopeJai memenangkan President’s Challenge Youth Social Enterprise of The Year Award di tahun 2017, pada sebuah upacara di The Istana, Singapura.

Bisnis milik Daniel yang satu ini bisa menghilangkan gap antara mereka yang berkebutuhan khusus dengan masyarakat pada umumnya, kita semua bisa tetap berkomunikasi satu sama lain di resto ini. Jangan khawatir, bahkan ada panduan bahasa isyarat di mejanya lho!

IDN Times/Bayu D. Wicaksono

Kami bukan memperkerjakan mereka yang berkebutuhan khusus atas dasar mengasihani, tapi dengan tujuan menghilangkan gap yang terjadi akibat keterbatasan fisik maupun mental. Sehingga harapannya, apapun kekurangan mereka, mampu siap mandiri dan sepenuhnya menjadi pribadi yang kuat serta kreatif di masyarakat.” Menurut Daniel Teh, Founder Pope Jai Thai.

Baca Juga: MusimPanen, Startup Indonesia Memenangkan Pendanaan YSE 2018 dari SIF

3. Ada tombol yang terhubung ke lampu tertentu, agar pegawai tunarungu dapat dengan mudah melayani pelanggan

IDN Times/Bayu D. Wicaksono

Tombol yang berbeda akan memberikan fungsi perintah kerja yang berbeda kepada pegawai tunarungu yang bersangkutan. Pegawai resto ini akan segera melaksanakan kerja yang harus diselesaikan, sesuai warna lampu yang menyala.

4. Kubus kayu yang dilubangi, khusus untuk juru masak yang hanya menggunakan satu tangan

IDN Times/Bayu D. Wicaksono

Kubus kayu ini merupakan hasil karya pribadi dari salah satu juru masak difabel. Teh bercerita bahwa awal juru masak ini melamar kerja sebagai koki, juru masak tersebut diuji pemilik resto untuk menemukan cara memotong sayur dengan baik. Esoknya, juru masak ini mengajukan pembuatan balok berlubang dan mempresentasikan cara pemotongan sayur, dengan cara menancapkan sayurnya (misalnya wortel) kemudian mengguntingnya secara rapi hanya dengan satu tangan.

5. Talenan yang ada di Pope Jai Thai mempermudah para pegawai berkebutuhan khusus untuk bisa memotong bahan makanan dengan seragam

IDN Times/Bayu D. Wicaksono

Ada pembatas khusus dari besi dengan jarak yang sudah ditentukan satu sama lain, yang bisa mempermudah proses pemotongannya. Dengan ini, sayur yang akan dimasak dapat terpotong dengan rapi dalam bentuk yang seragam.

6. Desain penempatan kursi dan meja yang bersahabat banget untuk para pegawai berkebutuhan khusus

IDN Times/Bayu D. Wicaksono

Kursi dan meja hanya ditempatkan dalam satu bagian resto, tidak ada yang tersembunyi. Ini akan memudahkan para pegawai dalam memantau kebutuhan pelanggan. Selain itu, jarak antar satu bangku dengan lainnya juga cukup lebar bagi pengguna kursi roda untuk berpindah tempat dengan mudah.

Baca Juga: Ini 7 Filosofi Kehidupan Singapura dari GUI & SIF yang Perlu Kita Tahu

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya