Apakah iPhone di Indonesia Bakal Bernasib seperti Blackberry?

Intinya sih...
- Pemerintah Indonesia menolak investasi Apple sebesar Rp1,5 triliun, membuat iPhone 16 tetap tidak bisa masuk ke pasar gadget nasional.
- Blackberry juga menolak membangun pabrik di Indonesia dan mengalami kejatuhan karena kalah saing dengan Android dan iPhone.
- Ditolaknya investasi Apple membuat iPhone 16 tidak bisa dipasarkan di Indonesia, meskipun permintaan tetap tinggi dan penjualan paralel melalui jalur impor masih memungkinkan.
Ditolaknya investasi Apple sebesar Rp1,5 triliun oleh pemerintah Indonesia bikin iPhone 16 tetap tidak bisa masuk pasar gadget nasional. Masalah Apple yang tetap tidak mau memenuhi TKDN memang menjadi perhatian karena menyangkut masa depan Apple di Indonesia. Meski bukan pemimpin pasar, para penggemar setia Apple di Indonesia cukup banyak.
Berbicara mengenai Apple yang tidak mau membangun pabrik atau setidaknya berinvestasi dalam jumlah besar, mengingatkan kita pada nasib Blackberry. Di era kejayaannya, Blackberry juga menolak membangun pabrik di Indonesia. Kejatuhan perusahaan yang dulunya bernama Research in Motion (RIM) itu dipicu oleh kalahnya persaingan karena terlambat berinovasi. Pertanyaannya, apakah iPhone di Indonesia akan bernasib sama seperti Blackberry? Tentu keduanya memiliki kasus berbeda, namun, ada sudut pandang menarik yang bisa kita bedah melalui artikel berikut!
1. Blackberry jatuh karena tidak menganggap iPhone dan Android sebagai ancaman
Perangkat Blackberry pertama kali diperkenalkan pada 1999 di bawah naungan RIM. Sejak saat itu, Blackberry berevolusi sebagai smartphone yang banyak dipakai kalangan pebisnis. Blackberry sempat menjadi fenomena karena digunakan kalangan atas, seperti para politisi dan selebritas.
Sejumlah perangkat seperti Blackberry Gemini, Davis, hingga Torch juga terkenal di kalangan anak muda. Pada 2007, iPhone diluncurkan. Setahun kemudian Android pun muncul. Blackberry menganggap keduanya bukan ancaman berarti meski menawarkan inovasi berupa layar sentuh penuh. Memasuki era 2010-an, Android dan iPhone makin populer sehingga membuat Blackberry mulai ditinggalkan. Sempat merilis HP Android, Blackberry tetap tak bisa meraih kembali kejayaannya. Faktor ini secara garis besar menjadi penyebab jatuhnya Blackberry murni kalah saing karena terlambat mengikuti tren inovasi.
2. Kebijakan TKDN menjadi faktor penentu nasib iPhone di Indonesia
Perbedaan konteks Blackberry dan iPhone di Indonesia adalah terkait kebijakan pemerintah. Sejak 2014, pemerintah memberlakukan Tingkat Kandungan dalam Negeri (TKDN) bagi smartphone yang masuk ke pasar Indonesia. Beberapa tahun belakangan iPhone mengakali TKDN lewat kerja sama dengan distributor lokal. Namun, saat ini pemerintah melakukan kebijakan lebih ketat pada Apple dengan meminta investasi lebih besar seperti yang dilakukan para produsen smartphone Android.
Ditolaknya investasi Apple membuat iPhone 16 tidak bisa dipasarkan di Indonesia. Meski ada larangan penjualan resmi, permintaan terhadap iPhone di Indonesia tetap tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen Indonesia sangat menyukai produk Apple. Adanya penjualan iPhone secara paralel melalui jalur impor atau barang bawaan penumpang juga memungkinkan konsumen di Indonesia memiliki iPhone meski harganya bakal melambung lebih mahal.
3. iPhone tetap bisa bertahan di Indonesia jika mematuhi TKDN
Jika Apple mampu memenuhi persyaratan TKDN dan memulai penjualan resmi di Indonesia, iPhone kemungkinan besar akan tetap populer dan mempertahankan pangsa pasarnya. Apple harus memenuhi permintaan dan kebijakan pemerintah, khususnya dalam hal investasi. Namun, jika penjualan resmi terus terhambat, iPhone akan menjadi barang mewah yang hanya bisa diakses oleh sebagian kecil masyarakat.
Hal ini bisa mengurangi pangsa pasar iPhone di Indonesia. Sebagian kalangan menengah atas mungkin akan beralih ke merek lain. Apple tampaknya harus memikirkan cara agar tetap mempertahankan pangsa pasarnya di Indonesia agar pangsa pasarnya tidak direbut oleh brand lain yang menggunakan sistem operasi Android.
Lalu, bagaimana kesimpulannya? Nasib iPhone di Indonesia masih belum bisa dipastikan. Banyak faktor yang akan memengaruhi, mulai dari kebijakan pemerintah, perilaku konsumen, hingga inovasi Apple. Namun, jika dibandingkan dengan Blackberry, iPhone memiliki beberapa keunggulan yang bisa membuatnya bertahan lebih lama. Bagaimana menurutmu?