4 Fakta Unik QWERTY yang Jarang Diketahui Orang

- QWERTY dibuat untuk mencegah mesin ketik macet
- Strategi bisnis Remington membuat QWERTY menjadi standar
- QWERTY lahir sebelum touch typing ditemukan
Pernah kepikiran kenapa huruf di keyboard disusun QWERTY, bukan ABCD seperti urutan alfabet yang kita hafal sejak kecil? Padahal, kalau urutannya alfabet, pasti lebih gampang diingat, apalagi buat pemula yang baru belajar mengetik. Tapi nyatanya, justru QWERTY yang jadi standar global di hampir semua perangkat: mulai dari komputer, laptop, sampai smartphone. Kok bisa, ya?
Ternyata, susunan QWERTY punya sejarah panjang dan alasan menarik yang jarang diketahui orang. Mulai dari masalah teknis mesin ketik zaman dulu, hingga strategi bisnis cerdik yang bikin QWERTY tetap bertahan sampai sekarang. Yuk, cari tahu sejumlah fakta unik QWERTY yang mungkin belum pernah kamu dengar sebelumnya!
1. QWERTY dibuat supaya mesin ketik tidak macet

Awalnya, susunan QWERTY bukan dibuat asal-asalan, lho! Justru ini solusi cerdas untuk mengatasi masalah teknis pada mesin ketik zaman dulu. Saat itu, mesin ketik masih memakai batang logam bernama typebars untuk mencetak huruf ke kertas. Kalau kamu mengetik terlalu cepat dan dua huruf yang sering dipakai letaknya berdekatan, batang logam tersebut bisa saling menyangkut dan bikin mesin macet.
Untuk menghindarinya, huruf-huruf yang sering dipakai bersamaan, seperti “T” dan “H” atau “E” dan “R”, sengaja dipisahkan dalam tata letak keyboard. Tujuannya supaya gerakan typebars tidak saling bertabrakan. Meskipun sekarang kita sudah memakai keyboard digital, susunan QWERTY tetap bertahan karena sudah terlanjur jadi standar dan kebiasaan global.
2. Strategi bisnis yang menguasai pasar

Christopher Sholes, penemu mesin ketik, awalnya merancang tata letak keyboard yang hampir mengikuti urutan alfabet. Tapi setelah bekerja sama dengan perusahaan senjata Remington, desain keyboard-nya mulai berubah. Remington melihat potensi besar di dunia bisnis dan pendidikan. Mereka bukan cuma menjual mesin ketik, tapi juga menjual sistem pelatihan mengetik yang memakai susunan QWERTY.
Menariknya, Remington bahkan memberikan mesin ketik secara gratis ke sekolah-sekolah dan lembaga pelatihan, asalkan mereka mau ikut kursus mengetik QWERTY. Strategi ini terbukti sukses besar. Orang-orang yang sudah terbiasa dengan sistem QWERTY jadi enggan pindah ke sistem lain. Lama-kelamaan, QWERTY pun menjadi standar universal, bukan karena paling efisien, tapi karena paling banyak dipakai dan diajarkan.
3. QWERTY lahir sebelum touch typing ditemukan

Saat QWERTY pertama kali diciptakan, teknik mengetik tanpa melihat keyboard alias touch typing belum ditemukan. Waktu itu, orang-orang masih mengetik dengan metode “buru dan patuk”, mencari huruf satu per satu sambil terus melihat ke keyboard. Jadi, belum ada kebutuhan untuk menyusun huruf secara efisien demi kecepatan mengetik.
Fokus utama Christopher Latham Sholes dan timnya saat itu adalah aspek mekanik, bagaimana agar batang huruf pada mesin ketik tidak mudah macet. Sayangnya, ketika touch typing akhirnya ditemukan, susunan QWERTY justru dinilai kurang efisien. Tapi karena sistem ini sudah telanjur dipakai secara luas dan diajarkan di mana-mana, mengubahnya jadi hal yang sangat sulit.
4. Efek domino yang sudah terlanjur jadi kebiasaan global

Begitu QWERTY ditetapkan sebagai standar di mesin ketik buatan Remington, sekolah-sekolah, kantor, hingga tempat pelatihan langsung mengikutinya. Efek domino pun terjadi, makin banyak orang terbiasa mengetik dengan QWERTY, makin sulit juga untuk menggantinya. Saat komputer hadir, QWERTY tetap dipertahankan karena sudah dianggap normal oleh publik.
Fenomena ini mirip dengan kebiasaan kita sekarang, meskipun ada aplikasi yang lebih baik, kita tetap memakai yang sudah familiar. Kekuatan kebiasaan dan kenyamanan ekosistem bikin perubahan terasa mahal dan berisiko. Susunan alfabet ABCD mungkin tampak lebih logis, tapi QWERTY tetap bertahan bukan karena paling efisien, tapi karena sudah telanjur jadi kebiasaan global.
Bagaimana, deretan fakta unik QWERTY yang mungkin belum pernah kamu tahu apakah sudah menjawab rasa penasaranmu? Meski banyak teknologi baru bermunculan, susunan ini masih tetap dipakai sampai sekarang. Menurut kamu, QWERTY masih relevan tidak di zaman sekarang? Jangan lupa share artikel ini ke teman-temanmu, ya!