Intip Spesifikasi dan Harga ZTE Blade A55 Resmi di Indonesia

Sisi depan ZTE Blade A55 dihiasi bezel yang cukup tebal di keempat sisi layar serta ada poni tetesan air. Layarnya berbentang 6,75 inci, tergolong cukup luas di kelasnya, sehingga memberikan kenyamanan lebih baik untuk kegiatan membaca maupun menonton video. Bahkan, layarnya memiliki refresh rate 90Hz, sehingga mampu menampilkan pergerakan objek yang lebih mulus dibandingkan para pesaingnya yang masih memakai layar 60Hz. Cukup disayangkan, resolusi layarnya hanya HD+, tetapi ini masih cukup wajar untuk sebuah smartphone entry level.

Nah, meski berstatus smartphone entry level, ZTE Blade A55 juga bisa tampil seolah-olah memiliki Dynamic Island iPhone. ZTE menamai fitur tersebut dengan Live Island. Serupa dengan Dynamic Island, Live Island adalah fitur interaktif yang mempermudah penggunanya untuk mengakses beberapa hal, seperti status kapasitas baterai, countdown timer, perekaman suara, koneksi ear buds, senter, panggilan telepon, dan pemutar lagu.

Poni tetesan air ZTE Blade A55 menjadi rumah dari kamera 8MP untuk mengambil swafoto maupun melakukan video call. Lalu, di sisi belakang, ada modul persegi dengan sudut-sudut melengkung, memuat empat lubang yang disusun membentuk persegi. Tiga di antaranya berisi kamera utama 13MP, kamera pelengkap dengan resolusi yang tidak diketahui, serta LED flash. Sementara itu, lubang yang satu lagi hanya sebagai hiasan.

Performa ZTE Blade A55 ditopang Unisoc SC9863A. Ini adalah prosesor berfabrikasi 28 nm yang rilis pada November 2018, memiliki empat Cortex-A55@1,6GHz dan empat Cortex-A55@1,2GHz. Smartphone ini tersedia dalam satu varian saja dengan RAM 4GB dan memori internal 128GB. Kapasitas RAM ternyata masih bisa ditambah 8GB lagi secara virtual dengan meminjam 8GB dari memori internalnya, sehingga secara total kapasitas RAM bisa mencapai 12GB. Lalu, bila kapasitas memori internal 128GB masih belum cukup, masih bisa ditambahkan media penyimpanan dengan memasang kartu microSD dengan kapasitas hingga 1TB.

ZTE Blade A55 dibekali dua sistem keamanan biometric dasar untuk membuka layar yang terkunci. Salah satunya ialah pemindai wajah yang terintegrasi dengan kamera depan. Yang satu lagi adalah pemindai sidik jari yang terintegrasi dengan tombol daya. Jadi, pengguna bisa memilih mengaktifkan salah satu atau kedua sistem keamanan biometric tersebut untuk menghindari orang tidak dikenal mengakses smartphone miliknya.

Di sektor energi, ZTE Blade A55 ditenagai baterai 5000 mAh yang sayangnya mendukung pengisian daya 10W saja. Meski begitu, proses pengisian ulangnya sudah melalui soket USb Type C yang juga bisa digunakan untuk transfer data. Di bingkai sisi bawah, selain soket USb Type C, juga ada audio jack 3,5 mm, speaker mono, dan mikrofon. Di bingkai sisi kanan, ada juga tombol pengatur volume speaker yang mendampingi tombol daya. Lalu, ZTE Blade A55 memiliki tiga slot kartu yag terletak di bingkai sisi kiri, sehingga pengguna bisa memasang dua kartu SIM dan satu kartu microSD secara bersamaan.

ZTE Mobile memasarkan smartphone ini dalam tiga pilihan warna menarik. Kamu bisa memilih antara sunset orange, starry black, dan water blue. Harga ZTE Blade A55 di Indonesia untuk satu-satunya varian 4/128GB ialah Rp1,149 juta.

Bila dicermati, spesifikasi ZTE Blade A55 nyaris tak mengalami perubahan drastis dari ZTE Blade A54. Meski begitu, ada dua perbedaan cukup mencolok terkait spesifikasinya, di mana ZTE Blade A54 memiliki kamera swafoto 2MP dan memori internal 64GB. Lalu, di sisi belakang, ada modul persegi panjang yang berwarna hitam apapun warna punggung yang dipilih yakni blue dan grey. Pada Maret 2024, ZTE Blade A54 ditawarkan dengan harga Rp100 ribu lebih murah dari ZTE Blade A55, tepatnya Rp1,049 juta untuk satu-satunya varian 4/64GB.

Secara umum, spesifikasi dan harga ZTE Blade A55 resmi di Indonesia cukup mencuri perhatian. Bagaimana tidak, dengan fitur yang mumpuni, smartphone ini hanya dihargai Rp1 jutaan saja. Satu-satunya hal yang sangat disayangkan ialah pemakaian prosesor berfabrikasi 28 nm yang sudah berusia 6 tahun. Ini jelas mmembuat performanya kalah bersaing dengan smartphone Rp1 jutaan lainnya yang memakai prosesor lebih baru.