Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Apple Tidak Pernah Bikin iPhone Murah?

iPhone 16
iPhone 16 (unsplash.com/@amanz)
Intinya sih...
  • Apple punya reputasi sebagai brand premium, menjaga eksklusivitas dan status sosial.
  • Apple fokus pada pengalaman pengguna dan kualitas, bukan harga murah.
  • Strategi bisnis Apple dengan margin keuntungan tinggi, menjaga konsistensi ekosistem, dan mencegah kanibalisasi produk sendiri.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Berbeda dari banyak produsen smartphone lain, Apple tampak tidak tertarik bermain di pasar kelas bawah atau entry level. Dari generasi pertama hingga kini, semua seri iPhone selalu diposisikan sebagai produk premium yang harganya tidak bisa dibilang terjangkau bagi semua kalangan. Bahkan, ketika Apple merilis versi seperti iPhone SE, tetap saja harga dan kualitasnya berada di atas rata-rata HP entry level.

Langkah ini sering memunculkan pertanyaan, kenapa Apple tidak pernah membuat iPhone versi murah? Padahal jika dilihat dari potensi pasar, segmen entry level merupakan yang terbesar di dunia. Namun ternyata ada alasan kuat di balik keputusan bisnis yang konsisten ini. Apa saja alasan tersebut?

1. Apple punya reputasi sebagai brand premium

potret iPhone
potret iPhone (unsplash.com/@onurbinay)

Apple membangun reputasi sebagai simbol kualitas dan eksklusivitas. Jika mereka merilis iPhone murah, citra tersebut bisa rusak dan menurunkan persepsi kemewahan yang melekat pada mereknya. Menjaga posisi sebagai produk premium memastikan setiap pembeli merasa memiliki barang yang istimewa.

Eksklusivitas ini juga menciptakan efek psikologis di mana membeli iPhone menjadi tanda status sosial. Itulah kekuatan branding Apple yang tidak dimiliki banyak pesaing. Mereka lebih memilih menjual lebih sedikit dengan margin besar daripada menjual banyak tapi kehilangan prestise.

2. Berfokus pada pengalaman, bukan harga

iPhone Air dan iPhone 17 Pro
iPhone Air dan iPhone 17 Pro (apple.com)

Apple selalu menekankan pengalaman pengguna di atas segalanya. Mereka tidak ingin menurunkan standar kualitas hanya demi menekan harga jual. Semua produk iPhone dirancang agar berjalan lancar, mulus, dan bebas dari kompromi yang sering ditemukan pada ponsel murah.

Pendekatan ini menjadikan ekosistem Apple tetap konsisten dan solid. Setiap pengguna, baik yang membeli model terbaru maupun lawas, merasakan pengalaman premium yang serupa. Karena itu Apple lebih memilih mempertahankan kualitas daripada memangkas fitur demi harga murah.

3. Strategi bisnis dengan margin keuntungan tinggi

potret iPhone 15 Pro
potret iPhone 15 Pro (unsplash.com/@govizlora)

Produsen Android umumnya mengejar volume penjualan, sedangkan Apple mengandalkan margin keuntungan besar dari setiap unit. Strategi tersebut terbukti efektif menjaga kestabilan finansial perusahaan selama bertahun-tahun. Menjual lebih sedikit produk dengan laba tinggi membuat Apple tetap menjadi salah satu perusahaan paling bernilai di dunia.

Masuk ke pasar entry level berarti margin keuntungan akan jauh lebih kecil. Dampaknya, Apple harus mengorbankan kontrol kualitas dan desain yang selama ini menjadi kebanggaan. Itulah sebabnya Apple tidak tertarik mengejar harga murah, karena mahal merupakan bagian dari strateginya.

4. Konsistensi ekosistem dengan dukungan jangka panjang

potret iPhone 16
potret iPhone 16 (unsplash.com/@ort)

Apple ingin semua perangkatnya beroperasi pada standar tinggi agar tetap kompatibel dalam satu ekosistem. iPhone murah dengan spesifikasi rendah bisa menghambat performa dan kestabilan sistem iOS yang sangat terintegrasi. Karena itu Apple lebih memilih menjaga kualitas perangkat agar seluruh pengalaman pengguna tetap maksimal.

iPhone juga dikenal karena dukungan pembaruan software yang panjang, bahkan hingga 5 tahun lebih. Jika Apple membuat ponsel murah dengan hardware terbatas, dukungan seperti ini sulit dipertahankan. iPhone murah justru akan mengganggu filosofi harmoni antara perangkat keras dan perangkat lunak.

5 . Mencegah kanibalisasi produk sendiri

potret iPhone X
potret iPhone X (unsplash.com/@jessbaileydesigns)

Apple berhati-hati agar tidak menciptakan produk yang memakan penjualan produk lainnya. Jika ada iPhone entry-level berharga terlalu rendah, konsumen akan meninggalkan model lama yang masih dijual. Hal ini bisa mengacaukan strategi produk yang sudah dibangun selama bertahun-tahun.

Alih-alih menciptakan versi murah, Apple memilih menurunkan harga seri lama setiap kali iPhone baru diluncurkan. Strategi ini menjaga citra premium tanpa kehilangan konsumen dari berbagai kalangan. Apple bisa menarik pasar lebih luas tanpa harus menciptakan produk murah.

Kesimpulannya, Apple mungkin tidak ingin menjadi perusahaan teknologi yang ikut-ikutan dalam perang harga. Mereka tahu nilai sejati iPhone bukan pada label harganya, melainkan pada pengalaman dan kebanggaan yang dirasakan pemiliknya. Justru karena itulah iPhone tidak perlu murah, sebab orang tetap ingin membeli walaupun harganya setinggi langit.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us

Latest in Tech

See More

6 Tips Foto Landscape dengan Kamera Android biar Lebih Hidup

19 Okt 2025, 17:18 WIBTech