Kenapa realme GT8 Rilis di Shenzhen, Basis Kota Transsion Holding?

- Shenzhen sebagai kawasan ekonomi khusus memberikan keuntungan strategis bagi realme dalam hal logistik, akses bahan baku, dan biaya produksi.
- Klaster industri elektronik yang lengkap di Shenzhen memungkinkan realme untuk mempercepat pengembangan produk dan merespons perubahan tren pasar dengan cepat.
- Realme menjadikan Shenzhen sebagai tempat laboratorium inovasi untuk memperkuat riset di bidang AI serta menguji beragam konsep baru sebelum diluncurkan secara global.
Setelah melalang buana di pasar Eropa lewat peluncuran realme GT6 series dan realme GT7 series, kini giliran realme GT8 series yang bersiap debut di tanah kelahirannya, China. Peluncuran globalnya dijadwalkan berlangsung antara akhir Oktober 2025 atau November 2025. Konon, Shenzhen dipilih sebagai lokasi utama acara tersebut. Menariknya, kota ini bukanlah tempat yang asing bagi industri teknologi. Shenzhen dikenal luas sebagai salah satu pusat manufaktur dan inovasi terbesar di dunia.
Namun, keputusan realme memilih Shenzhen juga memunculkan rasa penasaran. Sebab, kota tersebut kerap dikaitkan dengan basis Transsion Holdings, perusahaan besar yang menaungi merek, seperti Infinix, TECNO, dan itel. Di sisi lain, realme sendiri berada di bawah payung BBK Electronics bersama vivo, OPPO, iQOO, dan OnePlus. Lantas, mengapa realme justru memilih kota yang identik sebagai “markas besar” Transsion untuk memperkenalkan smartphone flagship terbarunya? Apakah ada alasan strategis di balik penentuan lokasi peluncuran kali ini? Berikut ulasan lengkapnya.
1. Salah satu kawasan ekonomi khusus di China

Sejak ditetapkan sebagai zona ekonomi khusus (Special Economic Zone/SEZ) pertama di China pada 1980, Shenzhen berkembang pesat menjadi magnet bagi perusahaan teknologi dan manufaktur global. Status tersebut memberi ruang bagi pemerintah setempat untuk menerapkan kebijakan ekonomi yang lebih adaptif, mulai dari keringanan pajak, kemudahan perizinan usaha, hingga fasilitas ekspor-impor yang efisien. Melansir China Daily Global, kebijakan ini dirancang untuk menarik investasi asing sekaligus mendorong pertumbuhan sektor industri berteknologi tinggi. Dalam kurun waktu kurang dari setengah abad, Shenzhen pun bertransformasi dari kota nelayan sederhana menjadi salah satu pusat industri teknologi terbesar di Asia.
Bagi realme, keberadaan Shenzhen sebagai kawasan ekonomi khusus menawarkan keuntungan strategis. Proses logistik dapat berjalan lebih efisien, akses terhadap bahan baku semakin mudah, dan biaya produksi bisa ditekan tanpa menurunkan standar kualitas. Selain itu, kebijakan yang mendukung inovasi membuat realme leluasa mengembangkan produk berbasis riset seperti realme GT8 yang membutuhkan kolaborasi lintas industri serta koneksi cepat dengan pemasok lokal. Ekosistem yang mendorong kreativitas dan eksperimen inilah yang menjadikan Shenzhen bukan sekadar lokasi operasional, melainkan representasi dari semangat “leap-forward” yang menjadi DNA realme sejak awal berdiri.
2. Salah satu klaster industri elektronik paling lengkap di dunia

Shenzhen dikenal sebagai kota dengan rantai pasokan elektronik paling lengkap dan efisien di dunia. Di kawasan ini, perusahaan dapat menemukan hampir semua kebutuhan produksi, mulai dari pabrik chip, penyedia layar OLED, modul kamera, hingga perakit akhir smartphone. Berdasarkan studi dari Research Institute of Economy, Trade, and Industry (RIETI), keunggulan tersebut menjadikan Shenzhen sebagai klaster manufaktur elektronik paling kompetitif secara global. Ekosistem yang saling terintegrasi ini memberi keuntungan besar bagi produsen seperti realme untuk mempercepat pengembangan produk sekaligus memangkas waktu time-to-market secara signifikan.
Kepadatan rantai pasokan yang dimiliki kota ini turut mendorong realme berani berinovasi lebih cepat, termasuk dalam pengembangan seri GT8. Akses langsung ke berbagai produsen komponen dan teknologi terbaru membuat realme mampu merespons perubahan tren dan kebutuhan pasar menjadi lebih gesit. Laporan dari FDI China bahkan mencatat bahwa di Shenzhen, proses pembuatan prototipe perangkat baru bisa dilakukan hanya dalam hitungan hari. Bagi realme, efisiensi seperti ini bukan sekadar keunggulan operasional, tetapi juga sumber daya saing utama untuk tetap unggul di segmen flagship yang bergerak sangat cepat.
Selain nilai simbolik, kecepatan produksi juga menjadi pertimbangan penting dalam keputusan realme memilih Shenzhen sebagai lokasi peluncuran GT8. Laporan Android Authority menyebut bahwa kedekatan antara fasilitas manufaktur dan pusat desain di kota tersebut memungkinkan proses dari tahap konsep hingga produksi massal berlangsung jauh lebih singkat. Efisiensi semacam ini menjadi faktor krusial di pasar smartphone flagship sehingga tempat inovasi dan pembaruan teknologi harus dilakukan lebih cepat dibandingkan para kompetitor.
3. Tempat laboratorium inovasi realme untuk memperkuat riset di bidang AI

realme menjadikan Shenzhen sebagai markas bagi Global Institute of Leap-forward Technology, pusat riset yang difokuskan pada pengembangan teknologi masa depan. Didirikan pada 2023, laboratorium ini menaungi berbagai bidang penelitian, mulai dari Artificial Intelligence (AI), fotografi komputasional, sistem pendinginan, hingga efisiensi daya baterai. Mengutip laporan Tech-ish, fasilitas ini berperan sebagai mesin utama inovasi di balik seri flagship realme yang membawa peningkatan besar pada performa chipset serta kemampuan kamera berbasis AI. Ditunjang oleh lingkungan riset yang terbuka dan kolaboratif, realme juga dapat menjalin kemitraan strategis dengan berbagai perusahaan teknologi di Shenzhen untuk mempercepat proses uji coba dan pengembangan teknologi baru.
Kehadiran laboratorium ini menandai pergeseran strategi besar realme, dari produsen smartphone terjangkau menjadi pemain teknologi yang berorientasi pada riset. Berbasis di kota yang dikenal sebagai pusat pertumbuhan start-up dan inovasi, realme memiliki kesempatan untuk menguji beragam konsep baru sebelum diluncurkan secara global. Sinergi antara tim R&D dan fasilitas manufaktur di Shenzhen menciptakan rantai inovasi yang nyaris tanpa jeda sehingga kota ini bukan sekadar pusat produksi, melainkan “otak” di balik arah masa depan realme.
4. Shenzen dikenal sebagai “Silicon Valley-nya China"

Julukan “Silicon Valley-nya China” memang layak disematkan untuk Kota Shenzen. Pasalnya, Shenzhen menjadi tempat lahirnya banyak raksasa teknologi, seperti Huawei, Tencent, dan DJI. Menurut Research Institute of Economy, Trade, and Industry (RIETI), Shenzhen adalah satu dari sedikit kota di dunia yang berhasil mengombinasikan antara penelitian, manufaktur, dan pasar teknologi dalam satu ekosistem yang saling memperkuat satu sama lain.
Di sisi lain, julukan tersebut juga memberikan nilai simbolik bagi brand positioning realme. Peluncuran realme GT8 yang berlangsung di pusat inovasi China menjadi penegasan bahwa realme tidak lagi sekadar “pemain” di pasar smartphone mid-range, tetapi sudah siap naik kelas menjadi merek premium yang berbasis teknologi canggih. Dari perspektif branding, asosiasi dengan kota berstatus “Silicon Valley-nya China” memberi daya tarik tersendiri di mata konsumen global yang haus akan teknologi mutakhir.
5. Salah satu kota yang memiliki tingkat pertumbuhan PDB di atas 6 persen

Shenzhen juga dikenal sebagai salah satu kota dengan tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tertinggi di China. Berdasarkan data pemerintah kota yang dikutip oleh China Daily Hong Kong, laju pertumbuhan ekonominya stabil di kisaran 6–7 persen per tahun dalam beberapa tahun terakhir. Angka tersebut mencerminkan daya saing tinggi sektor industri dan teknologi yang menjadi motor utama roda perekonomian. Pertumbuhan ekonomi yang stabil ini membuat Shenzhen mampu menyediakan infrastruktur digital, transportasi, dan energi yang mendukung ekspansi industri teknologi berskala global.
Bagi realme, kekuatan ekonomi ini menciptakan ekosistem bisnis yang stabil sekaligus menjanjikan keberlanjutan jangka panjang. Kota dengan pertumbuhan cepat biasanya juga melahirkan masyarakat yang adaptif dan haus akan inovasi. Hal tersebut jelas terlihat di Shenzhen, di mana penduduknya kerap menjadi pengguna awal berbagai teknologi baru. Lingkungan seperti ini menjadi lahan ideal bagi realme untuk menguji sekaligus mempopulerkan inovasi terbarunya.
Pemilihan Kota Shenzen, China, sebagai basis dari peluncuran realme GT8 tentu tidak biasa dan mengejutkan. Meski bukan kota yang lazim digunakan untuk merilis smartphone flagship, langkah ini sarat makna strategis. Shenzhen mencerminkan filosofi “Leap-forward for Future” yang diusung realme. Kota ini merepresentasikan kombinasi antara kecepatan pertumbuhan, kekuatan manufaktur, dan atmosfer inovasi yang berkelanjutan.
Maka tak mengherankan bila realme memilih kota ini untuk memperkenalkan lini GT terbarunya sebagai langkah strategis untuk memperkuat posisi di segmen smartphone premium. Apalagi rekam jejak panjang dari kota ini menyandang sebagai rumah bagi para raksasa teknologi dunia. Sungguh tidak sabar untuk menantikan gebrakan dan inovasi yang dibawa realme pada lini GT terbaru mereka.