Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Smartphone Lipat Masih Mahal? Ini Alasannya

Samsung Galaxy Z Fold (unsplash.com/@kommumikation)
Intinya sih...
  • HP lipat punya teknologi layar yang kompleks
  • Sistem engsel yang rumit dan mahal
  • Biaya riset dan pengembangan yang tinggi

Smartphone lipat kini makin menarik perhatian dengan desain futuristik dan kemampuan multifungsi layaknya tablet. Namun, di balik daya tariknya, harga HP lipat masih jauh lebih tinggi dibandingkan smartphone biasa. Banyak orang bertanya-tanya, kenapa harga perangkat ini belum juga ramah di kantong?

Meski beberapa merek mulai merilis versi lebih terjangkau, HP lipat tetap identik dengan barang mewah. Ada berbagai faktor yang membuatnya belum bisa dinikmati oleh semua kalangan. Berikut ini alasan utama kenapa HP lipat masih mahal hingga saat ini.

1. HP lipat punya teknologi layar yang kompleks

potret Samsung Galaxy Flip 6 (unsplash.com/@n3gve)

Layar lipat menggunakan panel fleksibel OLED yang jauh lebih rumit daripada layar biasa. Teknologi ini harus mampu menahan ribuan kali lipatan tanpa merusak kualitas gambar atau meninggalkan bekas lipatan. Proses pembuatannya sangat presisi dan memerlukan bahan khusus yang mahal. Karena masih baru dan belum umum, biaya produksinya pun belum bisa ditekan secara massal.

2. Sistem engsel yang rumit dan mahal

OPPO Find N3 Flip (oppo.com)
OPPO Find N3 Flip (oppo.com)

Bagian engsel pada HP lipat bukan sekadar mekanisme buka-tutup biasa. Engsel harus dirancang agar kuat, tahan lama, dan tidak menimbulkan celah yang bisa dimasuki debu atau kotoran. Ini membutuhkan material berkualitas tinggi dan teknik manufaktur presisi. Karena itulah, sistem engsel menjadi salah satu komponen termahal dalam HP lipat.

3. Biaya riset dan pengembangan yang tinggi

Samsung Galaxy Z Flip (unsplash.com/@zana_qaradaghy?

Produsen perlu menginvestasikan dana besar untuk meneliti dan mengembangkan teknologi HP lipat. Mulai dari uji daya tahan, desain ergonomis, hingga integrasi software agar antarmuka berjalan mulus di dua mode berbeda. Semua proses itu memakan waktu bertahun-tahun dan memerlukan banyak tenaga ahli. Biaya R&D ini akhirnya dibebankan ke harga jual produk.

4. Produksi massal belum efisien

Oppo Find N2 Flip, salah satu HP Android kelas flagship (oppo.com)
Oppo Find N2 Flip, salah satu HP Android kelas flagship (oppo.com)

Berbeda dengan HP biasa yang sudah diproduksi jutaan unit per model, HP lipat masih diproduksi dalam skala terbatas. Produksi dalam jumlah kecil membuat biaya per unit tetap tinggi karena belum mencapai skala ekonomi. Selain itu, tingkat kegagalan dalam produksi HP lipat juga lebih tinggi, meningkatkan biaya produksi keseluruhan. Hal ini membuat produsen sulit menekan harga jual secara signifikan

5. Segmentasi pasar premium

potret Samsung Galaxy Z Fold (unsplash.com/@onurbinay)

Saat ini, HP lipat lebih difokuskan untuk pasar kelas atas dan pengguna yang ingin tampil beda. Produsen sengaja menetapkan harga tinggi untuk mempertahankan kesan eksklusif dan mewah. Ini juga merupakan strategi bisnis agar produk terlihat lebih premium dan tidak bersaing langsung dengan pasar HP murah. Selama masih menjadi simbol status, harga HP lipat kemungkinan akan tetap tinggi.

6. Produsen seperti Xiaomi sebenarnya telah merilis HP lipat

Xiaomi Mi Mix Fold 3 (mi.co.id)

Produsen smartphone kelas menengah seperti Xiaomi sebenarnya sudah mulai memproduksi HP lipat, namun, masih terbatas. Xiaomi merilis seri Mi Mix Fold yang menyasar segmen premium dengan harga tinggi. Produk ini tidak dirilis secara luas seperti lini Redmi atau POCO karena target pasarnya berbeda. Meski Xiaomi dikenal sebagai produsen HP terjangkau, untuk teknologi lipat mereka masih mengikuti pola eksklusif seperti brand besar lainnya.

Oleh karena teknologi yang masih terus berkembang dan biaya produksi masih tinggi, tidak heran jika HP lipat masih menjadi barang mewah saat ini. Meski begitu, beberapa produsen seperti Xiaomi dan TECNO mulai merintis versi lebih terjangkau. Ini memberi harapan bahwa HP lipat suatu saat bisa dinikmati lebih luas. Menariknya, untuk membuat satu layar fleksibel berukuran 7 inci, dibutuhkan proses manufaktur lima kali lebih rumit dibanding layar biasa. Ini adalah sebuah fakta yang menunjukkan betapa kompleksnya teknologi di balik HP lipat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us