Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Cari Laptop Nyaman untuk Mahasiswa Keperawatan? Ini Panduannya! 

ilustrasi mahasiswa keperawatan (freepik.com/DC Studio)
Intinya sih...
  • Laptop yang cocok untuk mahasiswa keperawatan harus memiliki prosesor Intel Core i5 atau i7 generasi ke-6 ke atas agar responsif dan stabil dalam menjalankan aplikasi tambahan seperti Zoom, Microsoft Office, dan software asuhan keperawatan.
  • RAM minimal 8GB diperlukan agar laptop dapat bekerja lancar saat membuka banyak aplikasi sekaligus, seperti Zoom, Word, PowerPoint, dan browser untuk menelusuri artikel ilmiah.
  • SSD dengan minimal kapasitas 256GB direkomendasikan untuk efisiensi waktu dalam menyimpan dokumen besar serta layar minimal 13 inci dengan resolusi 1024x768 agar nyaman saat membaca artikel ilmiah dan media pembelajaran kesehatan.

Menjadi seorang mahasiswa atau calon mahasiswa keperawatan bukan hanya soal praktik di rumah sakit dan menghafal istilah medis yang begitu rumit. Ada banyak momen di mana kamu harus menyusun laporan, mengakses artikel ilmiah, ikut kuliah daring, hingga mengerjakan ujian berbasis komputer. Di tengah padatnya jadwal kuliah dan praktik klinik, laptop yang nyaman dan bisa diandalkan adalah kebutuhan utama.

Panduan laptop yang cocok untuk mahasiswa keperawatan ini merujuk pada spesifikasi dari Case Western Reserve University School of Nursing. Rekomendasi laptop ini bisa kamu jadikan sebagai referensi, baik saat membeli laptop baru untuk kuliah maupun ketika ingin mengganti perangkat lama yang performanya mulai menurun. Nah, agar tidak salah pilih, berikut panduan lengkap memilih laptop yang nyaman untuk mahasiswa keperawatan. Simak dan pertimbangkan setiap spesifikasinya sesuai kebutuhan kamu, ya!

1. Gunakan prosesor minimal Intel Core i5 atau i7

Prosesor Intel® Core™ i5-13400F (intel.co.id)

Dalam keseharian mahasiswa keperawatan, laptop bukan hanya untuk mengetik laporan. Ia akan digunakan untuk mengakses e-learning kampus, membuka berbagai file artikel ilmiah format PDF berukuran besar, serta menjalankan aplikasi tambahan seperti Zoom, Microsoft Office, dan terkadang software asuhan keperawatan. Semua itu menuntut performa yang responsif dan stabil. Prosesor Intel Core i5 atau i7 generasi ke-6 ke atas dirancang untuk menangani berbagai tugas berat secara bersamaan tanpa membuat sistem menjadi lambat atau nge-lag.

Mungkin kamu merasa bahwa laptop yang dibekali prosesor Core i3 sudah cukup. Namun, jangan lupa bahwa perkuliahan di jurusan keperawatan tidak sebentar. Kurang lebih jika dihitung-hitung masa studinya bisa empat tahun (bahkan bisa lebih) di tengah tugas yang semakin kompleks tiap semesternya. Laptop yang sudah dilengkapi prosesor Core i5/i7 akan lebih tahan terhadap perkembangan kebutuhan software. Selain itu, kamu juga akan lebih siap menghadapi ujian berbasis komputer (CBT) atau presentasi tugas tanpa harus cemas laptop hang di tengah-tengah.

2. RAM minimal 8GB

ilustrasi mahasiswa keperawatan sedang mengoperasikan laptop (freepik.com/DC Studio)

RAM (Random Access Memory) adalah komponen penting yang menentukan seberapa mulus laptop kamu bekerja saat membuka banyak aplikasi sekaligus. Mahasiswa keperawatan kerap menghadapi situasi di mana mereka harus membuka Zoom untuk kuliah daring, sambil mencatat di Word, membuka PowerPoint presentasi, dan menelusuri artikel ilmiah di browser. RAM 8GB adalah batas minimum agar semua berjalan lancar.

Jika RAM terlalu kecil (sekitar 4GB) kamu akan sering mengalami keterlambatan atau bahkan crash saat berpindah antar aplikasi. Ini tentu sangat mengganggu, apalagi jika kamu sedang menyusun laporan kasus yang harus dikumpulkan hari itu juga. RAM 8GB atau lebih bukan lagi kemewahan, melainkan kebutuhan dasar bagi kamu yang ingin tetap produktif dan tidak stres karena performa laptop yang lambat.

3. SSD minimal 256GB—512 GB

ilustrasi komponen perangkat keras laptop (freepik.com/freepik)

Solid State Drive (SSD) adalah jenis penyimpanan yang jauh lebih cepat daripada hard disk drive (HDD) biasa. Ketika kamu menggunakan laptop dengan SSD, proses booting hanya memakan waktu beberapa detik, membuka file terasa instan, dan menyimpan dokumen besar bisa dilakukan tanpa delay. SSD sangat cocok untuk mahasiswa keperawatan yang memiliki banyak file penting. Mulai dari laporan praktik, rekaman pembelajaran, hingga dokumen PDF medis yang ukurannya sering kali besar.

Minimal kapasitas SSD yang direkomendasikan adalah 256GB. Namun, jika kamu memiliki anggaran lebih, SSD 512GB akan jauh lebih lega untuk jangka panjang. Laptop dengan SSD memberikan efisiensi waktu. Tentu saja, spesifikasi SSD juga merupakan hal yang sangat krusial ketika kamu harus menyelesaikan tugas sambil bergantian shift praktik di rumah sakit. SSD bukan hanya soal kapasitas, tapi soal kecepatan dan keandalan yang akan memudahkan masa studimu selama menjadi mahasiswa keperawatan.

4. Ukuran 13 inci dan resolusi layar minimal 1024x768

ilustrasi mahasiswa keperawatan sedang menunjukkan layar laptop (freepik.com/azerbaijan_stockers)

Layar minimal 13 inci memberikan kenyamanan visual saat membaca artikel ilmiah, kumpulan jurnal kesehatan, mengerjakan laporan, atau mengikuti ujian online. Layar terlalu kecil akan membuatmu harus sering scrolling dan memperbesar tampilan, yang pada akhirnya melelahkan mata. Ukuran ini juga tetap ringkas dan mudah dibawa ke kampus atau rumah sakit untuk praktik klinik.

Resolusi layar minimal 1024x768 penting agar teks dan grafis tampil tajam serta mudah dibaca. Dunia keperawatan sarat akan banyak variasi media pembelajaran seperti diagram anatomi, tabel medis, dan laporan penuh istilah teknis. Resolusi yang layak membuatmu bisa lebih fokus dalam memahami materi tanpa terganggu tampilan buram.

5. Kamera wajib ada dan pertimbangkan juga konektivitas WiFi

ilustrasi aplikasi Zoom (unsplash.com/Iyus Sugiharto)

Dalam perkuliahan hybrid atau daring, kamera laptop bukan lagi fitur pelengkap. Kamera yang tersedia di laptop dapat mendukungmu mengikuti kelas, bimbingan dosen, hingga presentasi kelompok secara online. Mahasiswa keperawatan kerap menyampaikan laporan kasus via Zoom atau Google Meet, sehingga fitur kamera yang baik bisa menunjang komunikasi secara efektif.

Selain kamera, pastikan laptop memiliki dukungan konektivitas WiFi dengan standar minimal 802.11ac. Jaringan WiFi di kampus atau rumah sakit kadang tidak selalu stabil, sehingga perangkat yang mendukung koneksi cepat dan stabil sangat penting agar kamu tidak terputus saat mengakses materi atau mengikuti ujian daring. Jika memungkinkan, cari laptop yang juga menyediakan port LAN atau mendukung adaptor Ethernet sebagai cadangan.

6. Baterai bertahan minimal 4 jam

ilustrasi laptop sedang diisi daya (pexels.com/Engin Akyurt)

Laptop yang memiliki daya tahan baterai minimal empat jam sangat dianjurkan bagi mahasiswa keperawatan yang sering berpindah-pindah lokasi. Dari ruang kelas, perpustakaan, kantin, hingga rumah sakit tempat praktik. Apalagi, tidak semua tempat memiliki colokan listrik yang mudah dijangkau. Maka dari itu, baterai yang awet adalah penyelamat saat kamu harus menyelesaikan laporan atau ikut webinar sambil menunggu giliran skill lab.

Perlu diingat juga bahwa performa baterai akan menurun seiring waktu. Laptop yang kapasitas baterainya pas-pasan di awal bisa jadi hanya mampu bertahan 1–2 jam setelah beberapa tahun. Oleh karena itu, memilih laptop dengan baterai tahan lama adalah investasi jangka panjang. Kamu akan merasa lebih bebas dan lebih produktif di mana pun kamu belajar. Tidak lagi bergantung pada colokan di sana-sini.

7. Sistem operasi Windows 10 atau MacOS 10.12 ke atas

MacOS Monterey (versi 12.7.5) (apple.com)

Sistem operasi yang up-to-date sangat penting untuk menjamin keamanan data, kompatibilitas aplikasi, dan performa laptop secara keseluruhan. Windows 10 (bukan edisi Home) atau MacOS 10.12 ke atas adalah standar minimum karena versi sebelumnya sudah tidak mendapatkan pembaruan keamanan dari Microsoft maupun Apple. Artinya, sistem lama berisiko terkena virus, error, atau tidak bisa membuka aplikasi terbaru yang dibutuhkan dalam perkuliahan.

Banyak aplikasi akademik termasuk sistem ujian CBT dan platform pembelajaran digital dari kampus hanya mendukung sistem operasi tertentu. Kalau kamu menggunakan OS lama, bisa jadi kamu tidak bisa mengakses fitur-fitur penting. Selain itu, dosen atau teman-temanmu mungkin tidak bisa membantu jika laptopmu mengalami kendala, karena semua sudah pakai sistem operasi yang lebih update. Melalui OS terbaru, kamu bisa belajar lebih tenang tanpa khawatir soal kompatibilitas.

Spesifikasi laptop minimal untuk mahasiswa keperawatan bisa kamu gunakan sebagai panduan awal saat memilih perangkat yang tepat guna mendukung kuliahmu hingga tuntas. Laptop ini akan menjadi sahabat setia selama proses belajar, teman lembur saat menyusun laporan dan skripsi, dan saksi bisu perjuanganmu di skill lab maupun rumah sakit. Maka dari itu, penting memilih laptop yang nyaman digunakan, tangguh, dan awet hingga masa kelulusan.

Meski begitu, kamu tak perlu terpaku sepenuhnya pada spesifikasi yang disebutkan di artikel ini. Anggap saja sebagai acuan dasar, lalu sesuaikan sesuai kebutuhan dan gaya belajarmu. Ingat, mahasiswa keperawatan dituntut multitasking. Mulai dari teori, praktik, membuat laporan, hingga presentasi, semuanya harus seimbang. Jangan biarkan produktivitasmu terganggu hanya karena salah pilih laptop. Semoga kamu menemukan pilihan yang pas, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us