Penjualan Galaxy S25 Anjlok, Laba Q2 Samsung 2025 Merosot!

- Laba bersih Samsung periode April — Juni 2025 diperkirakan berada di kisaran 5 triliun won
- Galaxy S25 bukan jadi satu-satunya faktor yang membebani laporan keuangan Samsung
- Samsung diperkirakan lebih agresif dalam memasarkan perangkat foldable generasi baru demi pemulihan performa laba
Menjelang peluncuran produk terbaru dalam ajang Galaxy Unpacked pada 9 Juli 2025, tak ada salahnya menoleh sejenak performa laba produk Samsung yang lebih dulu hadir di pasar, yakni Samsung Galaxy S25 Series. Kabarnya, Samsung tengah menghadapi tekanan berat di kuartal kedua 2025. Dilansir Android Headlines, Rabu (2/7/2025), setelah mencatat rekor laba pada Q1 2025, Samsung tersebut justru melaporkan penurunan profitabilitas yang signifikan di kuartal berikutnya. Salah satu penyebab utamanya diduga berasal dari kinerja mengecewakan lini flagship terbarunya yaitu Galaxy S25.
Diluncurkan dengan antusiasme tinggi pada awal tahun, Samsung Galaxy S25 hadir mengusung desain baru dan fitur canggih yang sempat mendorong angka penjualan yang solid di awal peluncurannya. Namun, momentum tersebut tidak bertahan lama. Memasuki kuartal kedua 2025, laporan menunjukkan penurunan tajam dalam minat pasar bahkan lebih rendah dibanding pencapaian Galaxy S24 di periode yang sama tahun lalu.
Laporan dari The Korea Economic Daily (Hankyung) menyebut bahwa varian terbaru seperti Galaxy S25 Edge, yang digadang-gadang menjadi daya tarik berkat bodinya yang tipis, justru gagal memenuhi ekspektasi pasar. Penjualannya bahkan disindir "setipis bodinya" karena tercatat jauh di bawah proyeksi awal. Kondisi ini mendorong Samsung untuk memangkas produksi demi menghindari penumpukan stok (overstock).
Di tengah merosotnya performa profitabilitas dari lini flagship Galaxy S25, publik kini menanti langkah besar berikutnya dari Samsung. Mampukah lini smartphone lipat generasi terbaru yang akan segera diumumkan tak lama lagi bisa menjadi juru selamat untuk memulihkan kinerja laba di paruh kedua 2025? Simak analisis lengkapnya berikut!
1. Laba bersih Samsung periode April — Juni 2025 diperkirakan berada di kisaran 5 triliun won

Melansir PhoneArena, Samsung diperkirakan hanya mencatatkan laba bersih sekitar 5 triliun won atau setara 3,67 miliar dolar AS atau sekitar Rp61,3 pada kuartal kedua 2025. Angka ini mencerminkan penurunan tajam dibandingkan dengan ekspektasi awal analis pasar yang memproyeksikan laba mencapai 7 triliun won. Bahkan, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, tren ini menunjukkan penurunan hampir 50 persen. Sebagai perbandingan, pada April—Juni 2024, Samsung berhasil membukukan laba lebih dari 10 triliun won atau Rp118,7 triliun. Kondisi tersebut menjadikan Q2 2025 sebagai salah satu titik terlemah dalam performa keuangan Samsung dalam beberapa tahun terakhir, terutama setelah sebelumnya sempat mencetak rekor pendapatan pada Q1 2025.
Meski secara nominal laba sebesar 5 triliun won masih tergolong tinggi, skala bisnis Samsung yang sangat luas dan ekspektasi besar terhadap perannya sebagai pemimpin pasar global membuat pencapaian ini terasa mengecewakan. Perusahaan ini tidak hanya bergantung pada divisi ponsel, tetapi juga pada sektor semikonduktor, televisi, dan peralatan rumah tangga yang selama ini menjadi penopang utama profitabilitasnya. Oleh karena itu, penurunan laba bersih yang jauh di bawah proyeksi analis tidak hanya mengguncang kepercayaan investor, tetapi juga menimbulkan pertanyaan besar mengenai efektivitas strategi jangka pendek perusahaan dalam merespons dinamika pasar global yang semakin cepat dan kompleks.
2. Galaxy S25 bukan jadi satu-satunya faktor yang membebani laporan keuangan Samsung

Secara historis, smartphone flagship umumnya mencatatkan volume penjualan tinggi dalam 3 bulan pertama setelah peluncuran. Namun, pola tersebut tampaknya tidak berlaku untuk Galaxy S25 Edge. Berdasarkan laporan Android Headlines, seluruh lini Galaxy S25 justru menunjukkan performa yang lebih buruk pada kuartal kedua dibandingkan dengan pendahulunya, Galaxy S24, pada periode yang sama tahun lalu, khususnya di pasar-pasar utama seperti Amerika Serikat.
Penurunan ini juga tercermin di hampir semua wilayah pemasaran Samsung. Hanya negara India saja yang masih menunjukkan angka penjualan positif. Tren ini mengindikasikan bahwa minat konsumen terhadap Galaxy S25 menurun drastis setelah antusiasme awal peluncuran. Kondisi tersebut memberikan dampak langsung terhadap kinerja divisi mobile Samsung, yang berujung pada penurunan profitabilitas secara keseluruhan.
Meski performa Galaxy S25 yang kurang memuaskan menjadi sorotan utama dalam laporan keuangan terbaru Samsung, kenyataannya beban keuangan perusahaan tidak hanya berasal dari lini smartphone. Divisi semikonduktor yang selama ini menjadi tulang punggung utama pendapatan juga tengah menghadapi masa sulit. Permintaan chip menurun, terutama dari sektor smartphone dan PC global yang sedang mengalami pelemahan. Selain itu, Samsung dilaporkan mengalami keterlambatan dalam pengiriman produk-produk memori canggih kepada mitra strategis yang turut menghambat pemasukan dari sektor ini.
Masalah lain yang memperburuk kondisi adalah lonjakan biaya logistik global serta tekanan dari kebijakan tarif, khususnya yang diberlakukan oleh Amerika Serikat terhadap produk teknologi asal Asia. Kondisi ini menyebabkan peningkatan biaya operasional di hampir seluruh lini bisnis, mulai dari perangkat mobile hingga peralatan rumah tangga. Secara keseluruhan, kombinasi faktor eksternal seperti perlambatan ekonomi global dan faktor internal seperti stagnasi inovasi di sejumlah produk telah menciptakan tekanan yang signifikan sehingga kinerja keuangan Samsung jauh dari ekspektasi pasar.
3. Samsung diperkirakan lebih agresif dalam memasarkan perangkat foldable generasi baru demi pemulihan performa laba

Dalam upaya membalikkan keadaan dan memulihkan performa laba pada paruh kedua 2025, Samsung diperkirakan akan mengambil langkah strategis dengan lebih agresif memasarkan perangkat foldable generasi terbaru. Pasar smartphone lipat masih dianggap sebagai segmen unggulan yang mampu menarik perhatian konsumen global, terlebih dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan pertumbuhan pesat di kategori premium. Peluncuran model terbaru seperti Galaxy Z Fold dan Z Flip generasi selanjutnya diprediksi akan disertai dengan strategi pemasaran yang masif, termasuk diskon menarik, penawaran bundling, serta kolaborasi dengan operator dan retailer besar di pasar-pasar utama. Jika strategi ini berhasil menarik kembali minat konsumen dan memperluas pangsa pasar di segmen flagship, bukan tidak mungkin Samsung akan kembali mencatatkan pertumbuhan laba yang lebih sehat menjelang akhir tahun.
Untuk kembali mendapatkan momentum dan menghidupkan laju penjualan yang sehat seperti pada kuartal pertama 2025, Samsung diperkirakan akan lebih gencar menarik minat konsumen melalui peluncuran HP lipat serta terobosan di bidang teknologi semikonduktor pada paruh kedua tahun ini. Samsung akan memperkenalkan perangkat terbarunya dalam acara Galaxy Unpacked kedua yang dijadwalkan pada 9 Juli 2025 di Brooklyn, New York. Bagi konsumen di Indonesia, sesi prapesan akan dibuka secara serentak pada 9 Juli 2025 pukul 21.00 WIB. Akankah peluncuran perangkat lipat terbaru ini menjadi titik balik bagi Samsung? Mari nantikan bersama!