Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi seorang data analyst (pexels.com/Karolina Grabowska)

Memiliki prinsip simplicity (kesederhanaan) merupakan salah satu hal yang perlu ditanamkan dalam jiwa data analyst saat melakukan proses analisis data. Mengutip kata bijak yang dipopulerkan oleh Leonardo Da Vinci, "Simplicity is the ultimate sophistication" mencerminkan bahwa melakukan proses analisis data yang sederhana hasil tetapi hasilnya efektif dapat dianggap lebih canggih daripada analisis yang rumit, namun, sulit untuk diinterpretasikan.

Prinsip ini memungkinkan bagi data analyst untuk pintar memilah metode mana yang bisa memberikan impact dalam proses pengambilan keputusan yang insightful dan actionable bagi kemajuan perusahaan. Lalu, kira-kira perlu atau tidak prinsip simplicity ini diterapkan dalam proses analisis data? Buat kamu yang ingin jadi data analyst, wajib cari tahu lebih dalam lewat ulasan berikut ini!

1. Mencegah risiko overfitting

ilustrasi model overfitting (analyticsvidhya.com)

Selalu ada potensi risiko overfitting saat seorang data analyst berusaha mengeksplorasi analisis data yang lebih kompleks. Overfitting terjadi ketika model atau analisis terlalu dipaksa untuk sesuai dengan data yang ada (data traning), tetapi tidak mampu menggeneralisasi informasi atas keadaan yang sebenarnya terjadi di lapangan. Dengan fokus pada prinsip simplicity, seorang data analyst dapat mencapai keseimbangan yang setara antara tingkat kompleksitas selama proses analisis dan kemampuan model untuk menghasilkan temuan yang dapat diandalkan dalam konteks situasi dunia nyata.

2. Mempercepat dalam proses pengambilan keputusan

Editorial Team

Tonton lebih seru di