Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Samsung Bakal Pensiunkan Seri Plus di Galaxy S26, Ini Alasannya!

Samsung Galaxy S25 (samsung.com)
Intinya sih...
  • Samsung S26 Edge bakal sepenuhnya menggantikan model Plus
  • Simplifikasi lineup menjadi faktor utama untuk menyediakan diferensiasi dalam satu seri
  • Tren konsumen semakin terpolarisasi dalam menentukan pilihan

Setelah hampir satu dekade menjadi bagian dari lini flagship, Samsung kabarnya bakal memensiunkan model “Plus” dari jajaran Galaxy S mulai tahun depan. Laporan dari media Korea, The Elec, menyebut bahwa Samsung tengah menyiapkan tiga varian untuk Galaxy S26 Series. Menariknya, tak satu pun dari ketiganya menyertakan embel-embel “Plus” dalam namanya.

Jika informasi ini akurat, maka model “Plus” yang selama ini menjadi bagian dari lini Samsung Galaxy S20 hingga Galaxy S25 akan resmi ditinggalkan. Sebagai gantinya, Samsung diperkirakan akan tetap mempertahankan varian Edge dalam lineup-nya kali ini. Seri Galaxy S26 disebut akan terdiri dari Galaxy S26, Galaxy S26 Edge, dan Galaxy S26 Ultra.

Model Edge kemungkinan besar akan mengambil peran sepenuhnya pada seri Galaxy S26 mendatang, seperti halnya Galaxy S25 Edge yang sempat mencuri perhatian belakangan ini. Lalu, apa yang melatarbelakangi keputusan ini? Berikut adalah ulasan awal tentang kemungkinan di balik hilangnya model Galaxy S Plus pada peluncuran Galaxy S26 Series mendatang.

1. Samsung S26 Edge bakal sepenuhnya menggantikan model Plus

Samsung Galaxy S25 Edge (samsung.com)
Samsung Galaxy S25 Edge (samsung.com)

Samsung tampaknya akan mengakhiri episode panjang keberadaan model “Plus” dalam lini produk flagship mereka. Pada Galaxy S26 mendatang, peran yang selama ini dimainkan oleh varian Plus sepenuhnya akan digantikan oleh model Edge. Mengutip The Elec, Selasa (15/7/2025), Galaxy S26 Edge membawa layar 6,66 inci serta desain ramping sehingga menjadi pilihan tengah konsumen yang menyeimbangkan antara model standar dan seri Ultra.

Sebelumnya, varian Edge telah diperkenalkan pada seri Galaxy S25 sebagai eksperimen pasar. Respons positif terhadap desain tipis dan layar melengkung tampaknya memberikan Samsung kepercayaan diri untuk menjadikannya penerus resmi dari model Plus di tahun 2026 mendatang. Tidak seperti Plus yang cenderung hanya versi diperbesar dari model standar, Edge tampil melalui identitas desain dan karakter visual yang lebih kuat. Pendekatan ini diharapkan mampu menarik pengguna yang menginginkan perangkat flagship bergaya elegan tanpa harus berkompromi pada dimensi besar seperti varian Ultra.

2. Simplifikasi lineup menjadi faktor utama untuk menyediakan diferensiasi dalam satu seri

Samsung Galaxy S25 Ultra (samsung.com)
Samsung Galaxy S25 Ultra (samsung.com)

Dalam beberapa tahun terakhir, lini flagship Samsung kerap dianggap terlalu kompleks oleh sebagian konsumen. Misalnya pada Samsung Galaxy S25, tersedia empat model sekaligus yaitu standar, Plus, Edge, dan Ultra. Banyaknya varian berspesifikasi mirip justru membingungkan pembeli. Mereka kesulitan menentukan pilihan karena perbedaan ukuran atau fitur sering kali tidak sebanding dengan selisih harga. Inilah salah satu alasan Samsung mulai menyederhanakan struktur produknya pada Galaxy S26.

Tiga model baru yaitu Galaxy S26, Galaxy S26 Edge, dan Galaxy S26 Ultra diharapkan memiliki perbedaan lebih jelas satu sama lain. Varian Edge ke depan tak lagi sekadar versi lebih besar dari model standar, melainkan hadir membawa identitas desain tersendiri. Penyederhanaan ini memberi ruang bagi Samsung untuk membidik tiga segmen konsumen secara lebih terarah yaitu pengguna umum, pencinta smartphone yang punya desain tipis, dan mereka yang menginginkan fitur terbaik melalui varian Ultra. Alhasil, proses produksi maupun pemasaran menjadi lebih efisien dan terfokus.

3. Tren konsumen semakin terpolarisasi dalam menentukan pilihan

Galaxy S25 dan Galaxy S25+ (samsung.com)

Polarisasi preferensi semakin nyata di kalangan pengguna smartphone saat ini. Mayoritas konsumen cenderung memilih antara model dasar yang lebih terjangkau atau varian Ultra yang menawarkan teknologi paling canggih. Sementara itu, varian menengah seperti Plus mulai kehilangan pamor karena dianggap kurang menarik dibanding Ultra dan kurang efisien secara harga dibanding model standar. Konsumen kini semakin kritis dan selektif, sehingga opsi "di tengah" seperti model Plus dianggap tidak memberikan nilai tambah yang signifikan.

Samsung melihat perubahan tren ini sebagai peluang untuk menyusun ulang strategi produknya. Alih-alih mempertahankan model Plus, mereka lebih memilih menghadirkan Galaxy S26 Edge. Sekilas, posisinya memang tampak berada di tengah-tengah dan terkesan nanggung. Namun, jangan salah, varian Edge hadir dengan daya tarik visual yang lebih menonjol serta desain ergonomis yang lebih ramping. Karena itulah, setiap varian dalam Galaxy S26 harapannya dirancang untuk menjawab gaya hidup dan kebutuhan pengguna yang berbeda, sesuai preferensi masing-masing segmen pasar.

4. Perubahan lineup sejalan dengan pergeseran strategi rantai pasok Samsung

ilustrasi soldering sirkuit (pexels.com/Quang Nguyen Vinh)
ilustrasi soldering sirkuit (pexels.com/Quang Nguyen Vinh)

Di luar aspek desain dan dinamika pasar, perubahan lineup Galaxy S26 juga mencerminkan transformasi dalam manajemen rantai pasok Samsung. Salah satu perubahan besar terjadi pada penyedia komponen HDI (High Density Interconnect), yakni papan sirkuit utama smartphone. Jika sebelumnya Fastprint dari China mendominasi, kini peran utama beralih ke Korea Circuit dan DAP, dua perusahaan lokal yang menggarap lebih dari separuh komponen HDI untuk Galaxy S26. Pergeseran ini mencerminkan fokus baru Samsung pada mitra produksi yang lebih responsif dan fleksibel.

Vendor lokal dinilai lebih mudah diajak bekerja sama dalam hal jadwal produksi, penyesuaian teknis, serta dinamika pasar yang cepat berubah. Dengan mengurangi ketergantungan pada satu pihak seperti Fastprint, Samsung mampu menghindari risiko keterlambatan dalam proses produksi massal, terutama menjelang peluncuran besar. Penyederhanaan varian produk juga mempermudah pengelolaan logistik dan kontrol kualitas secara menyeluruh. Ini memperkuat posisi Samsung sebagai produsen yang siap merespons tantangan pasar secara cepat.

Samsung sendiri secara aktif mengatur distribusi suplai agar tidak ada satu vendor yang mendominasi pengadaan komponen. Jika terdapat dua vendor dengan kondisi teknis serupa, Samsung cenderung memilih perusahaan lokal yang dinilai lebih cepat merespons perubahan kebutuhan. Produksi yang fleksibel memungkinkan Samsung menyesuaikan kapasitas sesuai kondisi pasar.

Di sisi lain, menjadi first vendor lebih menguntungkan dibanding second vendor. Vendor utama berkesempatan mengembangkan komponen secara langsung bersama Samsung, sementara vendor kedua harus mengikuti spesifikasi yang telah ditetapkan. Jika pengembangan dan produksi berjalan lancar, posisi sebagai first vendor juga dapat berdampak positif terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan. Produksi massal untuk komponen Galaxy S26 sendiri dijadwalkan dimulai pada kuartal keempat 2025.

5. Galaxy S26 bakal memakai chipset Snapdragon 8 Elite 2

Snapdragon 8 Elite for Galaxy hadir di Galaxy S25 Series (qualcomm.com)
Snapdragon 8 Elite for Galaxy hadir di Galaxy S25 Series (qualcomm.com)

Samsung Galaxy S26 akan menjadi seri pertama yang ditenagai oleh Snapdragon 8 Elite 2, chipset terbaru dari Qualcomm. Prosesor ini dirancang untuk memberikan peningkatan signifikan dalam performa CPU, grafis, serta efisiensi daya. Berkat arsitektur mutakhir dan proses fabrikasi terbaru, Snapdragon 8 Elite 2 mampu menghadirkan pengalaman premium, mulai dari kecepatan multitasking, pemrosesan AI yang canggih, hingga performa gaming setara konsol.

Keputusan Samsung untuk memensiunkan seri Plus pada Galaxy S26 merupakan bagian dari strategi menyederhanakan lini produk, meningkatkan efisiensi, sekaligus menyesuaikan diri dengan dinamika pasar. Galaxy S26 Series sendiri diperkirakan akan meluncur pada awal 2026, mengikuti tradisi peluncuran flagship Samsung setiap kuartal pertama. Melalui hadirnya Galaxy S26 Edge sebagai pengganti penuh model Plus, konsumen tetap memiliki opsi smartphone kelas atas tanpa harus bingung memilih dari terlalu banyak varian.

Perlu diingat, informasi ini masih bersifat spekulatif karena bersumber dari laporan media Korea. Keputusan Samsung bisa saja berubah menjelang peluncuran resmi. Nah, menurut kamu, apakah langkah Samsung ini sudah tepat? Atau justru kamu termasuk pengguna yang merasa model Plus masih layak dipertahankan, meski dianggap “nanggung” dan kurang menonjol dibanding varian lainnya?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us