Apakah Harga GTA 6 Melonjak karena Tarif Trump?

- Rumor harga GTA 6 mencapai lebih dari $100 USD atau sekitar Rp1.686.500, jauh di atas standar game AAA saat ini.
- Lonjakan harga memunculkan spekulasi tarif impor Donald Trump sebagai biang keladi, meski belum ada konfirmasi resmi dari Rockstar Games.
- Harga yang bervariasi di berbagai wilayah dunia membuat gamer khawatir, dengan dugaan biaya distribusi dan pajak regional sebagai penyebabnya.
Kabar terbaru seputar Grand Theft Auto VI (GTA 6) tengah menggemparkan dunia gaming. Namun, kali ini bukan karena bocoran gameplay atau tanggal rilisnya yang dinanti-nanti, melainkan karena isu harga yang mencuat ke permukaan.
Rumor menyebutkan bahwa GTA 6 bisa saja dijual dengan harga lebih dari 100 dolar AS (sekitar Rp1.686.500), sebagaimana dilaporkan oleh Hindustan Times pada 8 April 2025. Harga ini jauh melampaui standar game AAA saat ini. Bocoran harga dari sebuah retailer asal Swiss memicu spekulasi panas di kalangan fans. Banyak yang merasa terkejut sekaligus khawatir. Satu pertanyaan besar pun mencuat. Benarkah tarif impor Donald Trump (Trump's tariff) menjadi biang keladi di balik lonjakan harga ini? Simak ulasannya berikut!
1. Bocoran harga yang bikin heboh

Semuanya bermula dari sebuah leaked listing di toko Swiss yang memajang GTA 6 dengan harga preorder sekitar 112 dolar AS (sekitar Rp1.888.880). Jika 1 dolar = Rp16.865, maka harga preorder GTA 6 sebesar 112 dolar AS atau sekitar Rp1.888.880. Lonjakan harga ini memunculkan kekhawatiran bahwa GTA 6 bisa menjadi game termahal dalam sejarah rilis mainstream. Harga ini jauh melampaui standar harga game next-gen yang umumnya dipatok di angka 70 dolar AS (Rp1.180.550). Meski daftar tersebut segera ditarik dari peredaran, tangkapan layarnya sudah lebih dulu menyebar ke berbagai forum dan media sosial.
Bocoran ini pun langsung memicu diskusi hangat di kalangan komunitas gamer. Banyak yang bertanya-tanya apakah ini benar-benar harga resmi atau hanya placeholder semata? Ketidakpastian ini justru membuka ruang bagi berbagai spekulasi, termasuk dugaan bahwa lonjakan harga disebabkan oleh faktor eksternal seperti kebijakan tarif yang diberlakukan oleh pemerintahan Donald Trump baru-baru ini.
2. Pemberlakuan Trump's Tariff dan dampaknya ke dunia game

Di tengah kehebohan soal harga GTA 6 yang meroket, muncul dugaan bahwa tarif impor yang diberlakukan oleh pemerintahan Donald Trump menjadi salah satu penyebabnya. Kebijakan tarif ini menyasar berbagai komoditas dari luar negeri, termasuk perangkat elektronik dan komponen teknologi yang menjadi tulang punggung industri gaming. Imbasnya, biaya produksi game mulai dari pengembangan hingga distribusi fisik berpotensi mengalami kenaikan signifikan.
Jika biaya-biaya tersebut dibebankan kepada konsumen, bukan hal yang mustahil harga game pun ikut melonjak. Melansir Times of India, GTA 6 bisa saja menjadi salah satu “korban” pertama dari kebijakan ekonomi tersebut di sektor hiburan digital. Meski Rockstar Games belum mengonfirmasi apa pun, para pengamat menilai bahwa gejolak ekonomi global dan kebijakan tarif jangka panjang bisa berkontribusi terhadap kenaikan harga game secara global.
3. Industri game tak kebal dari gejolak ekonomi

Meski Rockstar Games belum memberikan pernyataan resmi, spekulasi soal pengaruh tarif terhadap harga game bukan tanpa dasar. Kebijakan tarif impor yang diberlakukan Donald Trump memang berdampak luas pada berbagai sektor industri, termasuk teknologi dan hiburan digital. Biaya komponen, perangkat keras, hingga logistik berpotensi melonjak. Pada akhirnya, pengembang game seperti Rockstar bisa saja meneruskan beban biaya tersebut kepada konsumen.
Di sisi lain, krisis rantai pasokan global dalam beberapa tahun terakhir juga ikut memperparah kondisi. Gangguan produksi, kenaikan harga bahan baku, dan biaya distribusi yang meningkat secara global menjadikan industri game tak kebal terhadap gejolak ekonomi. Jika rumor harga GTA 6 yang tinggi ini benar, besar kemungkinan game tersebut menjadi salah satu contoh nyata bagaimana dinamika politik dan ekonomi bisa langsung berdampak pada isi dompet para gamer.
4. Variasi harga global semakin menambah bahan bakar spekulasi yang berkembang
Tak hanya bocoran dari Swiss, sejumlah laporan dari wilayah lain juga menunjukkan lonjakan harga yang cukup signifikan. Di Amerika Serikat, GTA 6 dirumorkan akan dijual seharga 114.99 dolar AS. Apabila dikonversi ke kurs saat ini (1 USD = Rp16.865) maka dibanderol harga Rp1.938.000.
Sementara itu, di Inggris harganya disebut mencapai 99.99 poundsterling atau sekitar Rp2.162.000 (kurs 1 GBP = Rp21.632). Di kawasan Eropa, harga diperkirakan sekitar 104.99 euro atau kurang lebih Rp1.949.000 (1 euro = Rp18.574). Angka-angka ini jelas melampaui harga standar game AAA saat ini, bahkan hampir dua kali lipat dari harga Grand Theft Auto V saat rilis. Hal ini membuat para gamer makin waswas, apakah perilisan GTA 6 nanti benar-benar akan menguras kantong?
Perbedaan harga antar wilayah ini memunculkan beragam teori di kalangan komunitas gamer. Ada yang menduga biaya distribusi, pajak regional, hingga efek lanjutan dari tarif impor menjadi penyebab variasi tersebut. Spekulasi pun semakin liar. Apalagi Rockstar Games belum memberikan klarifikasi resmi terkait kisaran harga yang sebenarnya.
Hingga pengumuman resmi diluncurkan, gamer di seluruh dunia masih menahan napas. Apakah kebijakan ekonomi seperti tarif impor Trump benar-benar akan berimbas pada harga game masa depan? Lantas, apakah GTA 6 akan menjadi tolok ukur baru dalam industri game, bukan hanya dari segi kualitas, tetapi juga dari segi harga?
Jika harga GTA 6 benar-benar tembus 100 dolar AS, Rockstar Games harus memastikan bahwa setiap sen yang dikeluarkan gamer setimpal dengan pengalaman yang mereka dapatkan. Kalau kamu termasuk yang nunggu GTA 6, bagimana menurutmu soal harga ini? Masih optimis worth it atau mulai berpikir dua kali? Tulis pendapat kamu di kolom komentar.!