Assassin's Creed Shadows Dapat Beragam Kritik sebelum Rilis

- Ubisoft akan merilis Assassin's Creed Shadows dengan tokoh utama samurai berkulit hitam bernama Yasuke.
- Sebagian penggemar di Jepang mengkritik keputusan tersebut karena menganggap Yasuke tidak cocok sebagai tokoh utama dan tidak akurat secara historis.
- Ubisoft juga menuai kritik terkait materi promosi yang dianggap menyinggung komunitas Jepang.
Assassin's Creed telah menjadi waralaba game terkenal sejak debutnya pada 2007 silam. Pamornya sebagai action-adventure stealth game memang mampu menarik perhatian. Game terbarunya yang sudah rilis, Assassin's Creed Mirage (2023), juga mendapat ulasan yang rata-rata positif.
Saking terkenalnya, Ubisoft selaku pengembang game akan mengeluarkan judul baru berjudul Assassin's Creed Shadows. Game itu bahkan sudah sangat ditunggu-tunggu. Sebab, ia mengusung sejarah berlatar Jepang masa lampau.
Sayangnya, belum sempat rilis, Assassin's Creed yang akan hadir pada 15 November 2024 itu sudah menuai kritik. Ini kebanyakan datang dari penggemar di Jepang. Apa saja kiranya yang membuat mereka mengkritik? Berikut hal-hal yang bikin Assassin's Creed Shadows dapat kritik sebelum rilis.
1. Tokoh utama berkulit hitam dianggap tidak tepat secara historis
Ubisoft membuat gebrakan dengan mengeluarkan tokoh utama samurai berkulit hitam bernama Yasuke untuk Assassin's Creed Shadows (2024). Padahal, latar sejarah game itu sendiri adalah Jepang pada masa lampau. Orang berkulit hitam tentu tidak umum sebagai samurai.
Sebagian penggemar Assassin's Creed menganggap Yasuke tidak cocok untuk menjadi tokoh utama. Mereka berharap Assassin's Creed Shadows berisi protagonis asal Jepang. Beberapa bahkan menyebut samurai berkulit hitam tidak akurat secara historis.
Meski begitu, sejarawan Jepang bernama Yu Hirayama menyebut Yasuke sebagai samurai lewat cuitannya di X (dahulu Twitter), seperti dikabarkan The Gamer dan Polygon. Dia mengatakan bahwa Yasuke diakui sebagai samurai oleh Nobunaga. Namun, lawannya tidak mengakui Yasuke sebagai samurai sehingga statusnya simpang siur.
Selain Yasuke, Assassin's Creed Shadows sebenarnya punya satu tokoh utama lagi. Kebetulan game tersebut menyediakan dua tokoh utama dengan latar belakang berbeda. Yasuke (karakter laki-laki) adalah seorang samurai. Sementara, Naoe (karakter perempuan) adalah seorang shinobi. Naoe merupakan orang asli Jepang. Ini tampak dari desain karakternya yang menyerupai kebanyakan orang Jepang (Asia).
2. Menggunakan materi promosi yang kontroversial

Tiap-tiap penerbit game umumnya punya cara sendiri untuk mempromosikan karya terbaru mereka. Hal yang sama terjadi kepada Ubisoft. Mereka mengeluarkan sejumlah materi promosi, termasuk yang belakangan ramai diperbincangkan.
Ubisoft sempat mengeluarkan concept art dengan desain bendera Sekigahara Teppo-tai, sebuah kelompok reka ulang sejarah yang terdiri dari para relawan yang tampil di depan publik dalam berbagai festival dan acara lainnya, tanpa sepengetahuan mereka. Ramai di media sosial, pihak developer lantas menurunkan materi promosi itu. Mereka juga meminta maaf secara resmi meski belakangan permintaan maaf itu dianggap tidak cukup.
Seperti dilaporkan media Jepang AUTOMATON, Sekigahara Teppo-tai mengeluarkan sebuah pernyataan di X yang mengatakan bahwa mereka juga ingin gambarnya dihapus dari buku seni cetak fisik yang ditampilkan dalam Assassin's Creed Shadows Collector's Edition. Ubisoft sendiri menjual edisi tersebut seharga 279,99 dolar AS (sekitar Rp4,5 juta).
3. Ubisoft sudah menanggapi semua masalah

Di tengah-tengah kritik, Ubisoft mencoba menjawab keresahan publik. Utamanya menyangkut ketepatan sejarah dalam cerita yang mereka usung. Dalam rilis resminya, Ubisoft menyebut Assassin's Creed sebagai cerita sejarah yang bertujuan untuk memantik ketertarikan orang akan sejarah tersebut.
"Sejak pengumuman Assassin's Creed Shadows, kami telah menerima banyak reaksi positif, tetapi juga beberapa kritik termasuk dari Anda, para pemain Jepang kami. Kami berbagi hasrat Anda terhadap sejarah dan sangat menghargai kepedulian Anda terhadap integritas sejarah serta budaya warisan Anda yang kaya," tulis Ubisoft dalam pernyataannya di X.
"Assassin's Creed Shadows, pertama dan terutama, dirancang untuk menjadi video game yang menghibur yang menceritakan cerita sejarah yang menarik yang berlatar di Jepang Feodal. Tim kami bekerja sama secara ekstensif dengan konsultan eksternal, sejarawan, peneliti, dan tim internal di Ubisoft Jepang untuk menginformasikan pilihan kreatif kami," tambah mereka.
Meski ada upaya berkelanjutan, Ubisoft mengakui bahwa beberapa elemen dalam materi promosi mereka telah menimbulkan kekhawatiran di komunitas Jepang. Namun, selaiknya game pada umumnya, Ubisoft menganggap semua materi cerita yang mereka gunakan untuk judul terbaru ini bagian dari misteri yang menarik.
Ubisoft sendiri menyatakan bahwa kehidupan misterius Yasuke justru membuatnya menarik untuk menjadi karakter utama Assassin's Creed Shadows. Kemunculannya dianggap dapat menciptakan cerita unik. Karena itu, entah akan laku atau tidak, akan begitu menarik menunggu perilisan game ini. Assassin's Creed Shadows bisa dimainkan di PlayStation 5, Xbox Series X/S, dan PC mulai 15 November 2024.