[REVIEW] Amnesia: The Bunker—Masih Mencekam dan Penuh Teka-teki

Kadang masih saja membuat gamer pusing

Mendengar nama developer Frictional Games tentu akan mengingatkan penggemar horor kepada sebuah serial legendaris yang menyeramkan sekaligus membuat otak tegang. Ya, jika suka dengan tema horor psikologis, kamu pun pastinya tahu bahwa serial Amnesia patut dimasukkan sebagai salah satu karya terbaik di jagat game horor.

Developer game asal Swedia tersebut dinilai berhasil mengembangkan sekaligus memelihara waralaba milik mereka sejak 2007. Deretan judul horor mencekam, seperti Penumbra: Overture, Penumbra: Black Plague, Soma, Amnesia: The Dark Descent, dan Amnesia: Rebirth, sudah menjadi karya besar yang memuaskan dahaga pencinta horor psikologis.

Nah, kali ini, Frictional Games kembali merilis salah satu judul Amnesia dengan judul Amnesia: The Bunker. Game rilisan 6 Juni 2023 ini dijual di Steam denga harga yang tidak terlalu mahal, yakni Rp200 ribuan. So, penasaran dengan ulasannya, kan? Yuk, simak review Amnesia: The Bunker sebelum membeli dan memainkannya.

1. Gelap dan mencekam

[REVIEW] Amnesia: The Bunker—Masih Mencekam dan Penuh Teka-tekiAmnesia: The Bunker masih terkesan minim cahaya dan mencekam seperti biasanya. (dok. Frictional Games/Amnesia: The Bunker)

Tema dan latar yang diambil oleh developer kali ini terbilang unik. Ya, gamer akan masuk ke ruangan bawah tanah (rubanah) atau bunker luas yang dibangun pada era Perang Dunia I. Sebagai gamer, kamu akan ditinggal sendirian di bunker tersebut dan hanya memiliki bekal yang tak seberapa. Ironisnya, ada banyak hal aneh di sana yang tentunya menuntut kemampuanmu menjadi seorang penyintas.

Tentu bukan kali ini saja kisah horor dikaitkan dengan latar Perang Dunia. Ada judul lain, macam Trenches, NecroVisioN, dan Wolfenstein: The Old Blood, yang mungkin bisa dikatakan agak mirip meskipun tentu banyak perbedaan. Namun, di sini, Frictional Games lagi-lagi mampu menunjukkan sisi lain dari sebuah tema horor, yakni masuknya berbagai elemen yang membuat otak gamer berpikir lebih berat dari biasanya.

Di tengah kesendirianmu di bunker tersebut, lingkungan rupanya tidak cukup bersahabat denganmu di sana. Ada hal aneh yang memang betul-betul bakal kamu hadapi. Selain itu, keberadaan banyak monster dan teror makhluk absurd pun kerap menghantui seolah mereka tidak pernah lelah.

Game ini sangat cocok untuk dimainkan oleh gamer yang menyukai horor bersifat psikologis dan teka-teki menantang. Aura horor yang cukup intens juga bakal kamu rasakan di sini karena gamer akan dituntut untuk bertahan hidup dengan berbagai objek yang ada di depan mata. Oh, ya, jangan harap kamu dibekali dengan berbagai macam senjata layaknya Resident Evil.

Tantangan utama di sini adalah ketepatan waktu dan cara kita dalam mengombinasikan objek untuk menuntaskan sebuah misi. Kenapa waktu? Itu karena kamu bakal bergantung banget dengan cahaya. Dalam Amnesia: The Bunker, cahaya lampu atau apa pun itu sangat bernilai mahal karena semua ada batasnya.

Jika nekat memasuki ruangan yang gelap atau minim cahaya, bersiap saja menghadapi serangan monster yang bakal membuatmu kelabakan. Beratnya lagi, cahaya lampu tidak bersifat permanen karena bunker sangat bergantung pada generator yang wajib kamu isi bahan bakar. Jadi, atur jam untuk mencocokkan volume generator karena nyawamu sangat bergantung pada cahaya di dalam game ini.

2. Mekanisme permainan mampu memberikan sensasi horor yang intens

[REVIEW] Amnesia: The Bunker—Masih Mencekam dan Penuh Teka-tekiLorong yang penuh ceceran darah dalam game Amnesia: The Bunker mampu membuatmu cukup ngeri. (dok. Frictional Games/Amnesia: The Bunker)

Sudah sejak lama, Amnesia tampil dengan mekanismenya sendiri. Ia tergolong sebagai game horor yang unik sekaligus mampu menumbuhkan sensasi atau perasaan takut yang intens. Tentu saja pandangan first-person shooter atau FPS menjadi cara terbaik yang ada di game ini karena akan memberikan sudut pandang yang lebih luas.

Efek sampingnya tentu ada, yakni motion sickness alias sensasi pusing atau mual yang mungkin bakal dialami oleh gamer. Selain karena pandangan FPS yang cepat dan minim cahaya, tantangan puzzle pun lumayan menguras otak. Jadi, jika mudah pusing dan tidak suka dengan tantangan puzzle, sebaiknya kamu tidak perlu memainkan Amnesia: The Bunker.

Dalam game ini, kita dituntut untuk teliti dalam memeriksa sebuah ruangan. Pasalnya, tak menutup kemungkinan di sana ada objek-objek tersembunyi yang kita butuhkan untuk beberapa bahan penting. Ambil contoh, bahan bakar generator bisa saja tersembunyi di dalam lemari yang tampak usang dan reyot.

Bicara soal generator, kamu juga wajib memerhatikan waktu dan volume bahan bakarnya. Jika habis dan lampu padam, gamer hanya akan bergantung pada senter yang sayangnya juga tidak permanen. Monster dan makhluk buas dalam game ini sangat suka dengan gelap dan minimnya cahaya. Jadi, atur waktu dan gunakan objek apa pun sebaik mungkin untuk survive.

Baca Juga: [REVIEW] The Legend of Zelda: Tears of the Kingdom—Bernilai Sempurna!

3. Tidak semegah grafik AAA, tapi game ini masih mampu tampil solid

[REVIEW] Amnesia: The Bunker—Masih Mencekam dan Penuh Teka-tekiAmnesia: The Bunker masih terlihat solid meski tidak semegah game AAA. (dok. Frictional Games/Amnesia: The Bunker)

Amnesia: The Bunker memang bukanlah game AAA yang dibuat dengan bujet superbesar. Namun, ia masih memiliki tampilan yang solid dan nyaris tidak ada bug di dalamnya. Bahkan, dengan spesifikasi PC kelas menengah, game yang disutradarai oleh Fredrik Olsson dan Thomas Grip ini sudah mampu berjalan stabil pada angka 60 fps.

Penulis memuji bagaimana kualitas pencahayaan dalam game ini yang sudah ditampilkan dengan cara yang cukup realistis. Gambaran atau variasi monster pun sangat unik dan beragam. Bahkan, developer sanggup membuat semuanya terkesan sebagai game horor yang penuh dengan kengerian dan adegan gore.

Spesifikasi yang diminta oleh developer adalah RAM 8 GB, VGA setara GTX 1650 Super, prosesor Intel Core i5 generasi menengah, dan kapasitas HDD sebesar 35 GB. Tentu saja ini adalah deretan syarat yang masuk akal untuk game baru yang bukan berada pada level AAA. Artinya, Amnesia: The Bunker bisa dimainkan oleh lebih banyak orang di dunia.

4. Audio juga terdengar apik dan lantang di telinga

[REVIEW] Amnesia: The Bunker—Masih Mencekam dan Penuh Teka-tekiAmnesia: The Bunker punya audio yang mendukung sensasi horor. (dok. Frictional Games/Amnesia: The Bunker)

Menyusuri parit disertai hujan makin terasa epik ketika itu semua ditunjang dengan audio dan suara yang solid. Ya, rupanya Frictional Games sanggup meracik audio dan berbagai elemen suara menjadi lebih bagus terdengar di telinga. Selain itu, musik dan suara-suara kecil yang dilontarkan dalam game ini sudah sanggup mewakili suasana horor yang intens dan tentunya mencekam.

Bagi penulis, memainkan Amnesia: The Bunker sudah memberikan sensasi tersendiri tentang rasa takut ketika terlibat di dalam sebuah tema horor digital. Sekali lagi, game ini memang bukanlah permainan yang dibuat dengan bujet superbesar, tapi developer sangat serius dalam menggarapnya. Hal ini dibuktikan dengan adanya gameplay, grafik, dan audio yang solid, bahkan bisa menyamai game kelas atas lainnya.

5. Melengkapi jajaran horor Amnesia dengan skor tinggi

[REVIEW] Amnesia: The Bunker—Masih Mencekam dan Penuh Teka-tekiAmnesia: The Bunker tampil sebagai game horor yang sesuai ekspektasi. (dok. Frictional Games/Amnesia: The Bunker)

Well, kamu bisa membeli dan memainkan Amnesia: The Bunker jika memang suka dengan kisah horor psikologis mencekam. Lebih-lebih kalau kamu sudah memiliki serial Amnesia sebelumnya, tentu game ini bakal menjadi pelengkap yang sangat sayang untuk dilewatkan begitu saja. Karya dari Frictional Games ini wajib menjadi koleksi karena memiliki beberapa kelebihan, yakni:

  • Narasi horor yang dibuat mencekam sekaligus berbobot.
  • Mekanisme gameplay kompleks dan menuntut gamer untuk menjadi seorang penyintas yang mandiri.
  • Meski bukan tergolong game berlevel AAA, game ini sudah bisa tampil solid dan cukup detail dengan kestabilan di angka 60 fps.
  • Nyaris tidak ada bug atau eror yang mengganggu.
  • Kombinasi puzzle, waktu, dan berbagai macam objek yang menjadikannya makin masuk akal.
  • Kualitas pencahayaan yang bagus, terutama transisi dari gelap ke terang atau sebaliknya.
  • Audio dan musik terdengar apik dan mendukung sensasi horor.

Akan tetapi, kalau mudah pusing dalam memainkan game FPS dengan pergerakan cepat dan minim cahaya, ada baiknya kamu tidak perlu mencobanya terlalu intens. Ya, sama seperti game modern lainnya yang bergaya first-person shooter, game ini bakal menyajikan banyak transisi. Adapun, putaran kameranya mungkin bisa membuatmu merasa mual.

Selain itu, mekanisme yang dimuat dalam Amnesia: The Bunker tentu sangat berbeda dengan game horor lainnya. Game lain mungkin akan mengizinkanmu membawa banyak senjata kelas berat. Namun, Amnesia: The Bunker justru menekankan pada sisi manajemen stok barang (inventory) yang kita bawa.

Skor 4,5/5 penulis berikan untuk Amnesia: The Bunker yang sudah tampil solid dan menyeramkan. Game ini hadir dengan segudang premis yang mendukung sensasi horor di banyak area minim cahaya dengan latar Perang Dunia I. Jadi, semoga ulasan atau review Amnesia: The Bunker ini dapat kamu jadikan pertimbangan sebelum memainkannya, ya.

https://www.youtube.com/embed/5V3Si-MbUao

Baca Juga: [REVIEW] The Lord of the Rings: Gollum—Seharusnya Bisa Lebih Baik

Dahli Anggara Photo Verified Writer Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya