[REVIEW] Imagine Earth—Jalankan Misi Kolonial Antarplanet

Ada perasaan campur aduk saat memainkannya

Ada sebuah game murah berjudul Imagine Earth yang dijual oleh Steam—setelah diskon—seharga Rp71.999 dan Rp.106.398 untuk tambahan OST-nya. Ya, game tentang kolonisasi antarplanet ini sebetulnya telah dirilis oleh Serious Bros. pada 25 mei 2021 lalu. Namun, penulis baru saja iseng membeli dan memainkannya karena harga diskonnya yang cukup murah.

Well, apakah game ini memberikan sesuatu yang berbeda dibandingkan dengan banyak game sejenis? Bagaimana ulasan dari penulis? Kalau penasaran dengan game garapan Serious Bros. ini, segera saja simak review Imagine Earth di bawah, ya.

1. Menjalankan misi kolonial di banyak planet

[REVIEW] Imagine Earth—Jalankan Misi Kolonial AntarplanetImagine Earth menugaskan kita untuk mengelola lingkungan di banyak planet. (dok. Serious Bros./Imagine Earth)

Sebenarnya Imagine Earth merupakan game yang sederhana sekaligus rumit. Apa maksudnya? Di satu sisi, ia menawarkan hal yang sama layaknya game sejenis. Namun, di sisi yang lain, tugas yang ada dalam game ini bisa dikatakan cukup rumit. Plot atau jalan cerita dalam game ini sangat berhubungan dengan tanggung jawab kita sebagai pengatur lingkungan di sebuah planet.

Ada beberapa planet yang bisa kita olah dan kembangkan menjadi sebuah peradaban kecil yang maju. Tentu saja planet-planet yang ada digambarkan secara berbeda dan membutuhkan teknis penanganan yang berbeda pula. Sebagai pengatur lingkungan luar angkasa (space colony manager), kita akan terlibat aktif dengan berbagai aktivitas untuk merencanakan tata letak kota, sumber daya, dan distribusi suplai untuk warga planet.

Mengelola planet yang satu tidak akan sama dengan mengelola planet yang lain. Jika di satu planet kamu bisa mengandalkan pertanian sebagai hasil bumi, misalnya, di planet lain mungkin hanya tambang batuan angkasa yang bisa dijadikan sumber daya utama bagi kehidupan. Yang jelas, bagi penulis, plot dan latar utama dalam game ini sebenarnya sudah cukup bagus dan kreatif meskipun tidak ada kedalaman cerita sama sekali.

2. Gameplay cukup membosankan

[REVIEW] Imagine Earth—Jalankan Misi Kolonial AntarplanetMembangun pusat perbekalan di Imagine Earth terasa sangat repetitif. (dok. Serious Bros./Imagine Earth)

Tutorial akan menjadi pemandu kita pada saat awal mula campaign dimainkan. Mungkin untuk yang masih benar-benar pemula di dunia RTS, sandbox, dan konsep pembangunan kota, game ini akan terasa sangat membingungkan. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, kamu bisa dengan mudah mengoperasikan tiap-tiap perintah dan item yang ada.

Pada intinya, gameplay dalam Imagine Earth terpusat pada pembangunan kota atau peradaban kecil. Ada banyak istilah teknologi yang akan terdengar awam bagi gamer. Ada banyak pula hal-hal remeh yang terasa sangat repetitif dalam game ini. Jika familier dengan SimCity, Anno, atau Cities Skyline, jelas bahwa kamu akan merasakan aura yang sama meskipun hal ini dilakukan di planet asing dan terpencil.

Satu hal yang paling membuat penulis merasa jenuh adalah konsep pembangunan kota yang harus dilakukan secara berulang-ulang. Dalam mode campaign, saat berada di level atau planet yang baru, kamu hanya akan memainkan game secara berulang dan cepat. Hal inilah yang mungkin membuat Imagine Earth tidak bisa menjadi game strategi yang bakal dimainkan secara intens dan dalam.

Oh, ya, tidak disertakan pula sistem perdagangan atau hubungan khusus antara satu planet dengan planet yang lain. Padahal, sistem berkesinambungan macam ini akan membawa kita pada sebuah mekanisme yang mengasyikkan untuk dimainkan. Bagi kamu pemain baru di dunia RTS dan pembangunan kota, mungkin Imagine Earth akan terasa menantang dan mengasyikkan untuk dimainkan. Namun, untuk sekelas gamer PC veteran, game ini tidak lebih dari permainan yang sangat repetitif dan berpotensi membuat jenuh.

Baca Juga: [REVIEW] Valheim—Bangun Kejayaan Epik di Dunia Viking

3. Kualitas visual cukup bagus meskipun dirasa kurang solid

[REVIEW] Imagine Earth—Jalankan Misi Kolonial AntarplanetImagine Earth tampil dengan grafis yang bagus, tetapi tak solid. (dok. Serious Bros./Imagine Earth)

Planet-planet yang digambarkan dalam Imagine Earth bisa dieksekusi dengan baik oleh developer. Meskipun tidak pada level memesona, kualitas grafis yang disajikan dalam game ini sudah cukup bagus, terlebih jika kita melihat spesifikasi PC yang cukup rendah untuk memainkan game ini. Dengan RAM 4 GB, prosesor Intel i3, dan GPU kelas menengah saja kita sudah bisa memainkan Imagine Earth dengan layak.

keunikan lainnya adalah sistem zoom atau memperbesar peta yang kita miliki secara detail. Yup, pengembang rupanya memasukkan visual yang bisa memperlihatkan pulau atau zona kita secara keseluruhan. Semuanya terasa cukup ringan, lancar, dan tidak ada glitch atau bug yang mengganggu. Namun, sekali lagi, kualitas visual game ini belum mencapai level yang sangat memesona atau mengagumkan layaknya game AAA kelas atas lainnya.

4. Audionya ringan dan gak garing di telinga

[REVIEW] Imagine Earth—Jalankan Misi Kolonial AntarplanetAudio dalam Imagine Earth tampil secara ringan. (dok. Serious Bros./Imagine Earth)

Kapasitas ruang simpan yang dibutuhkan untuk Imagine Earth hanya sebesar 1 GB. Itulah kenapa segala hal tentang game ini akan terasa ringan, tetapi tampak bahwa developer sangat mempertahankan kualitas visual dan audionya. Nah, berbicara soal audio, penulis merasa bahwa Serious Bros. sebagai pengembang sudah bekerja dengan sangat baik.

Memainkan Imagine Earth selama berjam-jam tidak akan membuat telinga kepanasan atau penat akibat suara yang sumbang. Sebaliknya, ia masih bisa terdengar lembut, ringan, dan sesuai pada porsinya. Nah, ada sebuah tindakan dari developer berkenaan dengan musik dalam game ini. Kabarnya, sebagian penghasilan dari penjualan musiknya akan disumbangkan untuk konservasi alam dan penghijauan Bumi. Keren, kan!

5. Membeli game ini sebagai wujud cinta pada lingkungan Bumi

[REVIEW] Imagine Earth—Jalankan Misi Kolonial AntarplanetImagine Earth adalah game yang peduli pada lingkungan hidup. (dok. Serious Bros./Imagine Earth)

Seperti yang sudah penulis singgung di atas bahwa harga game ini cukup murah. Jika kamu membeli game ini di Steam, sesuai dengan klaim developer, sebagian dari profitnya akan didonasikan untuk konservasi alam di Bumi kita tercinta. Jadi, gak ada salahnya kamu ikut turut andil dalam menyelamatkan lingkungan hidup di planet ini, bukan?

Imagine Earth sendiri telah hadir dengan plot yang menarik dan dengan kualitas visual bagus serta audio yang enak didengar. Namun, harus dengan jujur penulis sampaikan bahwa gameplay dalam game ini sangat membosankan. Itu sebabnya, ada perasaan campur aduk ketika penulis memainkan game ini. Ia tampil dengan plot yang dibalut visual dan audio apik, tapi harus penulis kritik pada mekanisme permainannya.

So, bagaimana penilaian akhirnya? Skor 3,5/5 penulis berikan untuk Imagine Earth sebagai sebuah game yang berani tampil beda di tengah maraknya banyak game sejenis. Harapan penulis, jika membuat seri selanjutnya, ada baiknya developer juga memperhatikan sisi gameplay agar tidak terlalu berulang dan berpotensi membuat jenuh.

Baca Juga: [REVIEW] Kena: Bridge of Spirits—Kisah Fantasi sang Pemandu Roh

https://www.youtube.com/embed/tn5A4n43YHA
Dahli Anggara Photo Verified Writer Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya