[REVIEW] Wo Long: Fallen Dynasty—Kisah Tiga Negara dalam Balutan Fiksi

Versi PC-nya masih perlu banyak perbaikan

Beberapa waktu belakangan ini, penulis lebih sering menyelipkan kegiatan selingan di tengah pekerjaan. Kegiatan selingan itu tak lain adalah memainkan game digital untuk memberikan ulasan atau review. Pasalnya, dari akhir Februari ke awal Maret ini, ada begitu banyak judul game bagus yang dijual di pasaran.

Nah, kali ini ada Wo Long: Fallen Dynasty yang menjadi sumber review dari penulis. Game yang dibuat oleh Team Ninja ini sudah dirilis pada 3 Maret 2023 untuk berbagai platform, mulai dari Microsoft Windows (PC), PS4, Xbox One, PS5, hingga Xbox Series X/S. Tentu saja penerbitnya masih Koei Tecmo, perusahaan yang menjadi induk dari Team Ninja sejak lama.

Jadi, apa kamu penasaran dengan judul game besar yang satu ini? Sebelum membeli dan memainkannya, simak dulu review Wo Long: Fallen Dynasty berikut ini, ya.

1. Kisah Tiga Negara dalam balutan fantasi yang gelap

[REVIEW] Wo Long: Fallen Dynasty—Kisah Tiga Negara dalam Balutan FiksiWo Long: Fallen Dynasty digarap dengan tema mengenai kisah Negeri China pada zaman kuno. (dok. Team Ninja/Wo Long: Fallen Dynasty)

Jika Jepang pernah mengalami zaman Bakumatsu atau akhir era Edo, jauh sebelumnya Negeri China pernah mengalami era yang dinamakan Tiga Negara atau Tiga Kerajaan. Pada zaman ini, China atau Tiongkok terbagi menjadi tiga kekuasaan terbesar yang saling bersaing untuk menduduki pucuk kepemimpinan, yakni kaisar.

Nah, tema macam ini cukup sering dijadikan model bagi narasi dan cerita dalam pembuatan game, seperti Total War: Three Kingdoms, Romance of Three Kingdoms, dan Dynasty Warriors. Uniknya, kisah tentang Tiga Negara zaman dulu rupanya juga menjadi konsep yang dibangun cukup epik oleh Team Ninja, developer asal Jepang.

Buktinya, mereka kini sukses merilis Wo Long: Fallen Dynasty dengan latar belakang sejarah yang dibalut dengan fantasi gelap. Di satu sisi, developer berhasil mengangkat game ini melalui sejarah Tiga Negara (Samkok) pada 180—280 M. Namun, di sisi lain, mereka pun memasukkan berbagai konsep fantasi yang tentu berada di luar sejarah aslinya.

Pada game ini, kita akan terlibat dengan berbagai peperangan dan pertempuran dengan iblis jahat yang kekuasaannya menyebar di hampir seluruh China daratan. Jika sejarah aslinya mencatat bahwa Tiga Kerajaan melibatkan kekuasaan besar yang berbeda—Cao Wei (milik keturunan Cao Cao), Shu Han (milik Liu Bei), dan Dong Wu (milik Sun Quan)—dalam game ini kekacauan justru terjadi akibat pengaruh kekuatan jahat.

Kamu akan berperan sebagai prajurit yang tak dikenal. Namun, sejalan dengan narasi permainan yang dihadirkan, ada banyak karakter yang bakal membantumu. Konsep RPG ini makin megah karena beberapa sosok asli Tiga Negara sengaja dimunculkan, seperti Liu Bei, Cao Cao, Zhao Yun, Zhang Fei, Guan Yu, Dong Zhuo, Sun Quan, dan seterusnya.

Sayangnya, alur cerita yang dipaparkan oleh developer masih tergolong sangat standar. Padahal, konsep RPG pada zaman Tiga Kerajaan seharusnya bisa dibuat lebih besar dan luas. Misi-misi yang ditampilkan pun juga selalu lekat dengan pertempuran kita melawan para iblis yang menguasai zaman Tiga Negara, sangat jarang yang ada di luar premis tersebut.

Mulai dari orang yang bukan siapa-siapa menjadi sosok pahlawan pada zaman Tiga Negara, rentetan cerita manis tersebut masih terasa datar dan kurang gereget. Tentunya hal ini yang bakal membuat Wo Long: Fallen Dynasty tidak terasa semegah dan seheboh RPG Barat pada umumnya. Beruntung game ini membawa nama besar Tiga Negara sebagai narasi utama untuk menarik banyak pemain.

2. Port PC yang berantakan

[REVIEW] Wo Long: Fallen Dynasty—Kisah Tiga Negara dalam Balutan FiksiWo Long: Fallen Dynasty versi PC masih jauh dari harapan. (dok. Team Ninja/Wo Long: Fallen Dynasty)

Sepertinya tidak ada masalah berarti untuk versi konsol PS5 atau Xbox Series X/S. Namun, versi PC-nya masih perlu beberapa perbaikan yang cukup serius. Bug dan glitch masih begitu terasa dan sangat mengganggu. Beberapa kali game yang dimainkan mengalami crash dan harus diulang dari awal.

Masih soal bug, ada banyak kasus di mana kekuatan dari lawan-lawan kita begitu timpang dari chapter yang satu ke chapter lainnya. Ketika melawan jenis musuh yang sama di tempat yang sama pula, kadang kemampuan mereka bisa sangat berbeda satu sama lain, bahkan masuk ke level yang tidak semestinya.

Oh, ya, sepertinya tutorial dalam game ini memang tidak bisa dilewati secara manual. Penulis masih belum tahu bagaimana cara kita melakukan skip pada tutorial dasar yang kerap mengganggu jalannya permainan. Mungkin kalau kamu mengetahui trik atau caranya, bisa tuliskan di kolom komentar, ya.

Lalu, ada beberapa hal teknis lainnya yang tak kalah mengganggu. Ambil contoh, tampilan yang tidak stabil meski sudah dijalankan pada PC berspesifikasi lebih dari cukup. Grafik pada Wo Long: Fallen Dynasty sering ambruk ke angka 30 fps meski sudah dimainkan dengan VGA RTX 3060 Ti dan prosesor Intel Core i7-11700. Tentu hal ini menjadi salah satu faktor teknis yang masih perlu dibenahi oleh developer.

Baca Juga: [REVIEW] Hogwarts Legacy—Bermain Sihir Ternyata Mengasyikkan!

3. Mekanisme gameplay yang cepat dan brutal

[REVIEW] Wo Long: Fallen Dynasty—Kisah Tiga Negara dalam Balutan FiksiWo Long: Fallen Dynasty mempunyai mekanisme gameplay yang cepat dan brutal. (dok. Team Ninja/Wo Long: Fallen Dynasty)

Terlepas dari banyaknya hal teknis yang cukup berantakan, Wo Long: Fallen Dynasty masih memiliki faktor lain yang membuatnya terasa tetap epik. Ya, mirip dengan Nioh, game ini juga bergerak di atas fondasi RPG aksi yang tentunya dipenuhi dengan gerakan hack and slash yang brutal.

Masih kurang puas? Developer bahkan sudah memasukkan banyak hal yang membuat game ini setingkat dengan game Soulslike lainnya. Kesulitannya kadang memang di atas rata-rata. Namun, secara umum, ia masih bisa dimainkan dengan cukup adaptif kendati ada begitu banyak lawan menantang di hadapan mata.

Combat dalam Wo Long: Fallen Dynasty bisa dikatakan cukup menarik, presisi, dan mengandung unsur yang lumayan gore. Selain pertarungan epik dan brutal, karakter yang kita mainkan bisa bergerak dengan bebas, mulai dari gerakan biasa hingga memanjat berbagai bangunan yang ada di sekeliling kita.

Nah, apakah pertarungan hanya difokuskan menggunakan senjata? Untungnya, Team Ninja juga memasukkan unsur sihir di dalamnya. Unsur yang satu ini gak boleh kamu sia-siakan karena developer justru menggarapnya dengan luas dan menarik. Ada berbagai elemen di sini, mulai dari Logam, Tanah, Api, Air, dan Kayu.

Kombinasi antara persenjataan fisik dengan sihir seperti ini tentu bakal membuat konsep permainan makin menarik untuk diikuti. Sayangnya, untuk versi PC, kita kadang bakal mengalami eror dan game ada dalam kondisi diam alias tidak bisa digerakkan sama sekali. Solusinya, ya, mau tak mau dimatikan paksa melalui Task Manager.

4. Tampilan identik dengan ciri khas Team Ninja

[REVIEW] Wo Long: Fallen Dynasty—Kisah Tiga Negara dalam Balutan FiksiTampilan dalam game Wo Long: Fallen Dynasty memang menjadi ciri khas dari developer. (dok. Team Ninja/Wo Long: Fallen Dynasty)

Jika pernah memainkan beragam game buatan Team Ninja dan Koei Tecmo, kamu tentu gak bakal asing dengan gaya visualisasi Wo Long: Fallen Dynasty. Di mata penulis, grafiknya cukup bagus meski bukan sampai ke taraf yang sangat memesona. Gerakan pertarungan dari masing-masing karakter sudah digambarkan dengan luwes.

Adegan dengan cipratan darah juga cukup meramaikan game ini. Jadi, kalau gak suka dengan tampilan yang cukup gore, kamu sepertinya tidak bakal cocok dengan game ini. Akan tetapi, pada beberapa titik lokasi, gambaran lingkungan yang dibuat seolah sangat linier dan apa adanya.

Untuk versi PC, game ini meminta spesifikasi RAM 16 GB, VGA minimal GTX 1660 atau di atasnya, prosesor Intel Core i5-8400, dan kapasitas SSD 65 GB. Namun, sebaiknya kamu memainkan versi PC ketika sudah ada perbaikan dan update dari developer untuk terhindar dari berbagai bug yang ada.

Di sisi lain, ada audio yang penulis rasa sudah sangat bagus. Tiap percakapan yang terdengar dalam game ini terasa pas dan tidak berlebihan. Meskipun berlatar pada zaman Tiga Negara, penggunaan percakapan dengan bahasa Inggris masih terdengar solid dan gak kaku. Lalu, ada musik dan suara lainnya yang bisa membuat game ini makin epik dan keren yang tentunya gak kalah dari Nioh.

5. RPG aksi yang menantang, tapi tidak dieksekusi maksimal di PC

[REVIEW] Wo Long: Fallen Dynasty—Kisah Tiga Negara dalam Balutan FiksiWo Long: Fallen Dynasty harus bisa tampil lebih baik lagi di PC. (dok. Team Ninja/Wo Long: Fallen Dynasty)

Wo Long: Fallen Dynasty sudah menjadi salah satu game yang masuk ke dalam daftar koleksi kita. Hanya saja, kamu harus memastikan update dari developer terlebih dahulu jika ingin membeli versi PC-nya. Adapun, beberapa kelebihan dari game ini:

  • narasi mengenai kisah Tiga Negara yang legendaris;
  • mekanisme gameplay yang cocok bagi penggemar RPG aksi;
  • sistem hack and slash yang adaptif dan keren;
  • tingkat kesulitan menantang ala Soulslike pada umumnya;
  • kualitas audio yang bagus ditambah gaya percakapan yang solid.

Namun, masih ada PR bagi developer karena game ini bukannya tanpa kekurangan sama sekali. Bagi penulis, Wo Long: Fallen Dynasty masih menampilkan beberapa kelemahan:

  • kualitas visual yang terkesan kurang memesona, padahal dapat dimainkan di PS5 dan Xbox Series X/S;
  • alur cerita yang tak seimbang dengan narasi atau tema utamanya;
  • khusus untuk versi PC, ada bug dan eror di mana-mana yang membuatnya sulit untuk berada di angka fps stabil;
  • AI dan kemampuan musuh yang sangat jomplang dalam satu chapter yang sama.

Terus, bagaimana kesimpulannya? Penulis memberikan skor 4/5 buat Wo Long: Fallen Dynasty. Jika saja versi PC-nya bisa semulus dan sebaik versi konsol, mungkin skor atau nilainya bisa lebih tinggi lagi. Oh, ya, Steam menjual game ini seharga Rp870 ribu. Semoga ulasan kali ini bisa dijadikan masukan dan pertimbangan sebelum kamu membelinya, ya.

https://www.youtube.com/embed/SRVpKHNjW4Q

Baca Juga: [REVIEW] Scars Above—Alur Cerita Menarik di Dunia Alien

Dahli Anggara Photo Verified Writer Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya