My Child Lebensborn, Game Berlatar Tragedi Perang Dunia II

Bikin mata berkaca-kaca!

Perang Dunia II merupakan salah satu peristiwa yang sulit untuk dilupakan. Itu karena peristiwa tersebut meninggalkan trauma dan pengalaman pahit bagi sebagian masyarakat di dunia. Bahkan, berakhirnya Perang Dunia II bukanlah akhir dari masalah karena sebagian orang masih menanggung dosa dari orangtua mereka yang dianggap sebagai penjahat perang.

Hal ini dialami oleh anak-anak Lebensborn yang mengalami diskriminasi setelah Perang Dunia II karena kebencian terhadap warga keturunan Jerman. Kisah tragis tersebut memunculkan simpati dari sekelompok developer asal Norwegia, yaitu Teknopilot. Mereka berhasil mengekspresikan keprihatinan mereka melalui sebuah game yang berjudul My Child Lebensborn.

Artikel ini mengandung sedikit spoiler yang mungkin akan mengganggu kamu yang belum memainkan My Child Lebensborn. Jadi, bijak-bijaklah dalam membaca, ya.

1. Kamu bisa memilih anak laki-laki atau perempuan

My Child Lebensborn, Game Berlatar Tragedi Perang Dunia IIKarin dan Klaus (instagram.com/mychildlebensborn)

Game ini bercerita tentang kamu sebagai seorang orangtua tunggal yang mengadopsi seorang anak berdarah Jerman pasca-Perang Dunia II. Namun, anak ini ternyata tidak mendapat sambutan yang baik dari penduduk lokal. Itu sebabnya, karakter anak ini menjadi korban diskriminasi di sekolah.

Sebagai orangtua, tentu saja hal ini menjadi suatu tantangan besar. Kamu harus bisa mendidik, menghibur, dan mencari nafkah sendiri untuk anakmu.

Dalam game ini, kamu diberikan opsi untuk mengadopsi anak laki-laki atau perempuan. Bagi kamu yang menginginkan anak laki-laki, kamu bisa mengadopsi Klaus. Sementara, kalau kamu menginginkan anak perempuan, kamu bisa mengadopsi Karin.

Namun, siapa pun karakter yang kamu pilih, alur cerita game ini akan tetap sama. Kamu juga bisa kembali ke chapter awal setelah menyelesaikan game ini untuk mengganti anak adopsimu.

2. Sikapmu berpengaruh pada nasib dan karakter anakmu

https://www.youtube.com/embed/zTrZ_B8Ugdo

Game ini didominasi oleh percakapan antara kamu dengan anakmu. Kamu bisa memilih untuk menjadi orangtua yang lembut ataupun tegas sesuai dengan percakapan yang kamu pilih. Namun, kamu juga harus pandai dalam memilih kata-kata karena hal itu dapat membentuk karakter anakmu.

Sebagai contoh, apabila kamu terlalu banyak memberikan harapan palsu, kepercayaan anakmu akan semakin berkurang terhadapmu. Sementara, kalau kamu terlalu jujur, anakmu akan semakin pesimistis dalam menjalani kehidupan barunya.

Selain itu, perlakuanmu juga akan berpengaruh pada ending dari game ini. Kamu bisa menyelesaikan game ini hingga akhir kalau kamu dapat mengasuh anakmu dengan layak atau anakmu akan kabur dari rumah karena merasa tidak diperhatikan.

Baca Juga: 10 Game Terbaik di Xbox Game Pass, Bisa Cloud Gaming!

3. Berdasarkan kisah nyata

https://www.youtube.com/embed/ALEENKmQidc

Game ini ternyata mengandung unsur historis. Dari judulnya, My Child Lebensborn, tampak jelas bahwa game ini berhubungan dengan program Lebensborn yang pernah dikembangkan oleh Nazi pada masa Perang Dunia II. Program ini bertujuan untuk memurnikan gen unggul ras Arya, terutama mereka yang berkulit putih, berambut pirang, dan bermata biru. Oleh karena itu, banyak sekali perempuan di Eropa yang melahirkan anak di luar hubungan pernikahan dengan pria Jerman, khususnya tentara Nazi.

Kaum Lebensborn tersebar di sebagian wilayah Eropa, terutama di negara-negara bekas wilayah Nazi pada masa Perang Dunia II. Bilamana kamu berhasil menamatkan game ini, kamu akan membaca testimoni dari beberapa Lebensborn mengenai pengalaman pahit mereka pada masa kanak-kanak.

4. Memberi dukungan langsung kepada anak-anak korban perang

My Child Lebensborn, Game Berlatar Tragedi Perang Dunia IIPertemuan para aktivis dengan pengurus yayasan The Children Born of War Project. (twitter.com/CBOWProject)

Game ini juga merupakan program dari suatu Yayasan bernama The Children Born of War Project. Yayasan asal Norwegia tersebut didirikan oleh sekelompok peneliti mengenai anak-anak korban perang yang berkolaborasi dengan tim developer yang terlibat langsung dalam pembuatan game My Child Lebensborn.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar semakin peduli terhadap hak asasi manusia bagi anak-anak korban perang dan menghapus stigma negatif terhadap mereka. Bahkan, mereka juga memberikan dukungan finansial kepada anak-anak korban perang di seluruh dunia. Jadi, kalau kamu membeli game ini, kamu sama saja telah memberikan donasi kepada para korban perang khususnya anak-anak.

5. Bisa dimainkan melalui berbagai konsol dengan beberapa opsi bahasa

My Child Lebensborn, Game Berlatar Tragedi Perang Dunia IIopsi bahasa dalam My Child Lebensborn (twitter.com/MyChildGame)

Game ini bisa dimainkan, baik melalui PlayStation, PC, maupun HP. Kalau kamu adalah seorang pencinta layar lebar, kamu bisa membeli game ini melalui PlayStation Store atau Steam. Kamu juga bisa memainkan game ini di mana pun karena game ini tersedia di Google Play Store bagi para pengguna Android atau App Store bagi para pengguna iOS. Dalam versi mana pun, kamu bisa bermain game ini dengan berbagai bahasa, seperti bahasa Inggris, Jepang, Italia, dan lain-lain. Bahkan, game ini sudah bisa dimainkan dalam bahasa Indonesia.

Kamu memang perlu mengeluarkan sedikit uang saku untuk membeli game asal Norwegia ini, tetapi banyak sekali pelajaran berharga yang akan kamu dapatkan. Selain itu, game ini juga bisa menambah empati kita semua terhadap anak-anak terutama mereka yang menjadi korban perang, diskriminasi, dan bullying.

Baca Juga: Tak Banyak Orang Tahu, 7 Game Ini Awalnya Merupakan Game Arcade

Enrico Nataniel Photo Writer Enrico Nataniel

Sarjana Hubungan Internasional

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya