Kenapa Game Mobile Banyak yang Pay to Win? Ini Alasannya

- Model bisnis freemium membuat game mobile menerapkan sistem pay to win untuk menghasilkan pendapatan dari mikrotransaksi.
- Monetisasi lewat gacha, upgrade, dan energy system diciptakan untuk menciptakan ketimpangan antara pemain berbayar dan gratisan.
- Game mobile menargetkan pemain kasual yang cenderung impulsif, memanfaatkan psikologi dan desain manipulatif untuk mendorong pembelian.
Industri game mobile berkembang pesat dalam satu dekade terakhir. Namun, di balik kemudahan akses dan gameplay seru, banyak game mobile justru menerapkan sistem pay to win yang kontroversial. Istilah ini merujuk pada kondisi di mana pemain yang membayar memiliki keuntungan signifikan dibandingkan pemain gratisan.
Fenomena game mobile banyak yang pay to win menimbulkan pro dan kontra di kalangan gamer, karena merusak keseimbangan permainan dan mengurangi unsur keterampilan. Meski begitu, praktik ini tetap marak karena dianggap menguntungkan secara finansial bagi developer. Kenapa bisa begitu? Yuk, kita cari tahu!
1. Developer menerapkan model bisnis freemium

Mayoritas game Android dan iOS gratis untuk dimainkan. Ini berbeda sekali dengan di konsol atau PC. Oleh karenanya, para pengembang menerapkan model bisnis freemium. Model bisnis ini memungkinkan pemain mengunduh dan memainkan game secara gratis, tetapi menawarkan item premium yang hanya bisa dibeli dengan uang asli. Karena tidak ada pemasukan dari penjualan game di awal, pengembang biasanya mengandalkan mikrotransaksi sebagai sumber utama pendapatan.
Akibatnya, banyak game didesain untuk membuat pemain merasa perlu membayar agar bisa maju lebih cepat atau lebih kuat dari pemain lain. Hal ini menciptakan celah antara pemain gratisan dan pemain berbayar. Menariknya, model bisnis seperti ini mendatangkan lebih banyak keuntungan bagi pengembang ketimbang menjual game sekali bayar (premium).
2. Monetisasi lewat gacha, upgrade, dan energy system

Banyak game mobile menggunakan sistem seperti gacha, energy, dan upgrade berbayar untuk mengatur laju permainan. Pemain gratis biasanya terhambat oleh waktu tunggu, peluang acak, atau kesulitan meningkatkan karakter tanpa membayar. Sementara itu, pemain yang membayar bisa langsung mendapatkan item langka, mengisi ulang stamina, atau mempercepat progres. Desain seperti ini sengaja dibuat untuk menciptakan ketimpangan yang mendorong pemain membeli demi kenyamanan dan keunggulan.
3. Target pasar cenderung kasual dan impulsif

Game mobile umumnya menyasar para pemain kasual yang lebih suka kemudahan dan hasil instan daripada tantangan jangka panjang. Pemain tipe ini cenderung tidak terlalu peduli soal keadilan gameplay, selama mereka bisa menang atau mendominasi. Pengembang memanfaatkan perilaku ini dengan menawarkan fitur berbayar yang menjanjikan kemenangan cepat atau keunggulan dalam waktu singkat. Inilah sebabnya mengapa banyak game mobile didesain untuk menggoda pemain kasual agar membayar demi progres lebih cepat.
4. Persaingan ketat memaksa pemain untuk membayar

Fitur PvP dan sistem ranking dalam game mobile biasanya menciptakan persaingan antar pemain. Ini hampir terjadi di semua game kompetitif. Untuk bisa berada di peringkat atas atau menang dalam duel melawan pemain lain, sering kali dibutuhkan karakter atau item yang kuat. Sayangnya, banyak dari elemen kuat tersebut hanya bisa didapat dengan membayar, sehingga pemain merasa harus mengeluarkan uang agar bisa bersaing. Inilah yang membuat sistem kompetisi menjadi celah baru bagi praktik pay to win.
5. Pengaruh psikologi dan desain manipulatif

Tidak sedikit game mobile dirancang dengan strategi psikologis yang memanipulasi perilaku pemain, seperti fitur reward harian, event terbatas, atau diskon waktu terbatas. Teknik ini memanfaatkan FOMO dan dorongan impulsif untuk mendorong pemain melakukan pembelian. Ketika item atau keuntungan kuat hanya tersedia lewat mekanisme seperti ini, pemain merasa terdorong untuk membeli. Desain manipulatif semacam ini memperkuat sistem pay to win dengan cara yang halus tapi efektif.
Fenomena game mobile banyak yang pay to win bukan sekadar pilihan desain, tetapi strategi bisnis yang terbukti efektif. Tercatat bahwa industri mobile gaming mampu menghasilkan puluhan miliar dolar per tahun, sebagian besar dari mikrotransaksi. Selama pemain masih rela membayar demi keunggulan instan, sistem ini akan terus tumbuh. Meski begitu, tentu saja bukan berarti semua game mobile itu pay to win, ya!