Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Sebab RRQ Gugur dari EWC Valorant 2025, Tersingkir di Fase Grup

RRQ VALORANT gagal melaju ke playoff EWC (youtube.com/EsportsWorldCup-VOD)
Intinya sih...
  • RRQ gugur dari EWC Valorant 2025 setelah kalah telak 0-2 dari Team Heretics di decider match
  • Performa inkonsisten RRQ sejak awal fase grup menunjukkan ketidakkonsistenan tim dalam menghadapi tekanan tinggi
  • Grup C terlalu ketat dan diisi tim berpengalaman, serta lemahnya adaptasi RRQ di format Best of 3 menjadi faktor utama kegagalan mereka

Perjalanan RRQ di ajang Esports World Cup (EWC) 2025 cabang Valorant harus berakhir lebih cepat dari harapan. Sebagai satu-satunya tim asal Indonesia yang tampil di ajang prestisius ini, RRQ datang ke Riyadh dengan semangat tinggi dan tekad besar untuk bersaing di panggung dunia. Namun sayangnya, mereka gagal melaju ke babak playoff usai menelan dua kekalahan penting di Grup C, termasuk dari Team Heretics yang menjadi laga penentuan nasib mereka.

Grup C memang bukan tempat yang mudah untuk dilewati. RRQ harus menghadapi tiga tim kuat, yakni Titan Esports Club dari Tiongkok, NRG Esports dari Amerika Utara, dan Team Heretics dari kawasan EMEA. Hanya dua tim teratas yang berhak melaju ke babak playoff, membuat tekanan di setiap pertandingan menjadi sangat tinggi. Berikut ini adalah empat penyebab utama RRQ gugur dari EWC Valorant 2025 yang wajib disorot oleh para penggemar esports Indonesia.

1. Kekalahan telak 0–2 dari Team Heretics di decider match

RRQ VALORANT gagal melaju ke playoff EWC (instagram.com/teamrrq)

RRQ harus menghadapi Team Heretics dalam laga hidup-mati atau decider match untuk memperebutkan tiket terakhir menuju babak playoff. Pertandingan tersebut digelar pada Selasa, 9 Juli 2025, dan menjadi ajang penentuan antara dua tim yang sebelumnya sama-sama mencatatkan satu kemenangan dan satu kekalahan. Sayangnya, RRQ tampil di bawah tekanan dan harus mengakui keunggulan Team Heretics dengan skor telak 0–2.

Kekalahan ini menunjukkan bagaimana Heretics tampil jauh lebih siap secara strategi dan mental. Tim asal Spanyol tersebut berhasil mendominasi jalannya pertandingan sejak map pertama, membuat RRQ kesulitan melakukan retake dan kontrol map. Heretics tak hanya unggul dari segi aim, tetapi juga rotasi cepat dan keputusan taktis yang selalu membuat RRQ bermain reaktif. Kekalahan ini menjadi pukulan telak sekaligus akhir dari perjalanan RRQ di EWC 2025.

2. Performa inkonsisten sejak awal fase grup

RRQ VALORANT gagal melaju ke playoff EWC (instagram.com/teamrrq)

RRQ sebenarnya membuka turnamen dengan hasil yang cukup meyakinkan. Mereka berhasil menumbangkan Titan Esports Club dengan skor dominan 13–6 di laga pembuka Grup C. Kemenangan ini sempat memberi harapan bahwa RRQ mampu bersaing dengan tim-tim top dunia, apalagi permainan mereka saat itu terlihat disiplin dan rapi dalam eksekusi strategi. Namun sayangnya, momentum tersebut tidak berhasil dipertahankan di laga-laga berikutnya.

Pada pertandingan Winner’s Match menghadapi NRG, RRQ justru tampil tertekan dan harus kalah 0–2. Hasil tersebut mengirim mereka ke decider match melawan Heretics yang akhirnya juga berujung kekalahan. Performa inkonsisten dalam tiga pertandingan menjadi sinyal bahwa RRQ belum cukup stabil untuk menghadapi tekanan tinggi dari lawan yang secara pengalaman dan reputasi lebih matang.

3. Grup C terlalu ketat dan diisi tim berpengalaman

RRQ menempati peringkat 3 di grup C (liquipedia.net)

Grup C menjadi salah satu grup tersulit di babak penyisihan EWC Valorant 2025. Di sana, RRQ harus bersaing dengan tiga tim dari region kuat yakni, NRG dari Amerika Utara, Heretics dari EMEA, dan Titan dari China. Dengan hanya dua slot menuju playoff, persaingan sangat ketat dan setiap kekalahan sangat menentukan. RRQ berada di posisi sulit karena lawan-lawan mereka memiliki pengalaman lebih banyak di turnamen internasional sebelumnya.

NRG sendiri merupakan finalis VCT Masters beberapa musim lalu dan selalu tampil solid di turnamen global. Sementara Heretics dikenal sebagai tim dengan rotasi cepat dan strategi makro yang rumit. Ketika menghadapi dua tim tersebut, RRQ terlihat kesulitan untuk mengimbangi level permainan. Kemenangan atas Titan belum cukup untuk menyelamatkan mereka dari kerasnya grup ini.

4. Lemahnya adaptasi di format Best of 3 (Bo3)

RRQ VALORANT gagal melaju ke playoff EWC (youtube.com/EsportsWorldCup-VOD)

Salah satu kelemahan yang cukup terlihat dari performa RRQ di EWC adalah adaptasi mereka saat memasuki format Best of 3. Dalam dua laga penentu melawan NRG dan Heretics, RRQ selalu kalah dengan skor bersih 0–2. Hal ini menandakan bahwa tim belum siap secara penuh untuk melakukan perubahan strategi di tengah pertandingan, terutama saat harus menyesuaikan diri dengan gaya main lawan yang berbeda-beda di setiap map.

Bo3 membutuhkan fleksibilitas, kedalaman taktik, serta komunikasi yang solid antar pemain untuk membaca permainan lawan dan melakukan penyesuaian cepat. Sayangnya, RRQ terlihat kaku dalam adaptasi dan sering tertinggal dari sisi rotasi maupun utility usage. Kelemahan ini menjadi salah satu evaluasi penting ke depan jika RRQ ingin kembali bersaing di level internasional.

Meskipun RRQ gugur dari EWC Valorant 2025 lebih awal, pengalaman ini tetap menjadi pelajaran berharga bagi mereka dan komunitas esports Indonesia. Dengan evaluasi menyeluruh dan peningkatan dari sisi adaptasi serta konsistensi, bukan tidak mungkin RRQ akan tampil lebih matang di turnamen berikutnya. Kita nantikan kiprah mereka selanjutnya di VCT Pacific dan turnamen internasional lainnya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us