RRQ Singkirkan DRX 2-0 di VCT Pacific Stage 2, Ini Statistiknya

Gelaran Valorant Champions Tour (VCT) Pacific Stage 2 Playoffs 2025 terus menghadirkan drama yang tak terduga. Salah satunya terjadi pada babak Lower Bracket round 2, di mana Rex Regum Qeon (RRQ) sukses menyingkirkan DRX dengan skor telak 2-0. Kesuksesan RRQ singkirkan DRX 2-0 di VCT Pacific Stage 2 menjadi salah satu momen paling penting bagi RRQ. Bukan hanya karena mereka berhasil mengalahkan salah satu tim raksasa Korea yang punya reputasi panjang di dunia VALORANT, tetapi juga karena mereka menunjukkan perkembangan pesat dalam hal konsistensi permainan tim dan kualitas individu pemainnya.
Pertarungan ini berlangsung dalam atmosfer menegangkan dengan kedua tim berusaha menampilkan strategi terbaik. Namun, performa solid dari RRQ sejak awal pertandingan membuat DRX tidak bisa berbuat banyak. Dalam duel yang mempertemukan dua tim papan atas Asia ini, publik dibuat terkesima dengan permainan disiplin sekaligus agresif dari RRQ. Statistik pertandingan pun menunjukkan dominasi jelas dari tim asal Indonesia ini, terutama lewat penampilan gemilang Kushy dan Monyet yang benar-benar menjadi motor kemenangan.
1. Icebox jadi milik RRQ berkat dominasi Kushy

Map pertama yang dimainkan adalah Icebox, salah satu peta yang sering menghadirkan permainan cepat dengan tempo tinggi. RRQ langsung mengawali dengan performa penuh percaya diri, menekan DRX sejak ronde pistol. Strategi agresif yang dipadukan dengan utility usage rapi membuat DRX tampak kesulitan mencari celah untuk menyerang balik. Di sisi RRQ, peran Kushy benar-benar vital dalam menjaga tempo dan memberikan informasi yang sangat menentukan arah serangan maupun pertahanan.
Secara statistik, Kushy mencatat Average Combat Score (ACS) sebesar 306, dengan torehan 23 kill, 12 death, serta 7 first kills. Tidak hanya tajam dalam mengeksekusi duel, ia juga mampu memanfaatkan kemampuan agen Sova secara maksimal, mulai dari recon bolt hingga shock dart yang sukses menghalau pergerakan lawan. Kombinasi akurasi tembakan dan penguasaan peta yang matang membuat RRQ mengamankan kemenangan di Icebox dengan meyakinkan, sekaligus memberi tekanan mental besar pada DRX yang dipaksa berada dalam posisi tertekan sejak awal.
2. Monyet jadi bintang di Map Corrode

Berlanjut ke map kedua, Corrode, RRQ tetap mempertahankan momentum positif. Meski DRX sempat mencoba bermain lebih sabar dengan gaya default play, RRQ tidak kehilangan kendali. Kali ini giliran Monyet yang tampil menonjol, menjadi bintang utama dalam pertandingan berkat kemampuan mekanik dan keputusan duel yang brilian. Setiap kali RRQ membutuhkan pemain yang bisa membuka ruang, Monyet selalu hadir dengan entry kill yang memberi keuntungan numerik sejak awal ronde.
Monyet menutup map dengan ACS mencapai 307, tertinggi dalam pertandingan ini. Ia mencatat 24 kill, 15 death, dan 6 first kills yang sangat berpengaruh dalam mengunci jalannya laga. Konsistensi tembakan serta timing yang presisi membuat DRX benar-benar tidak bisa menemukan celah. Bahkan ketika DRX mencoba melakukan comeback dengan strategi retake, Monyet berulang kali mematahkan upaya mereka dengan aksi individu yang luar biasa. Hasil ini memastikan RRQ mengakhiri pertandingan dengan skor 2-0 tanpa perlawanan berarti dari DRX.
3. DRX gagal mengimbangi, ini statistiknya

Meskipun harus tersingkir, DRX sebenarnya masih memiliki beberapa momen positif dari individu pemain mereka. Flashback dan Hyunmin tercatat sama-sama mengoleksi 32 kill, yang menunjukkan bahwa kualitas mekanik mereka masih sangat bisa diandalkan. Dalam beberapa ronde, Flashback bahkan sempat menjadi pilar penting dengan aksi multi-kill yang membuat DRX bisa bertahan lebih lama di ronde-ronde krusial. Sayangnya, upaya itu tidak cukup ketika tim secara keseluruhan tidak mampu menutup celah di sisi pertahanan.
Di sisi lain, performa Estrella justru menjadi titik lemah besar bagi DRX. Dengan hanya mencatat 13 kill berbanding 34 death, ia mencatat kill/death difference -21 yang menjadi yang terburuk di antara semua pemain di laga ini. Statistik tersebut menunjukkan betapa besarnya tekanan yang berhasil diberikan RRQ, hingga membuat salah satu pemain penting DRX tidak mampu tampil sesuai kapasitasnya. Kondisi inilah yang dimanfaatkan RRQ secara cerdas untuk terus menekan area pertahanan DRX, sehingga kemenangan bisa diraih dengan cukup meyakinkan.
Kemenangan RRQ atas DRX di VCT Pacific Stage 2 Lower Bracket bukan hanya sekadar angka di papan skor, tetapi juga sebuah pembuktian besar bahwa tim asal Indonesia ini semakin matang di level internasional. Performa mereka kali ini menunjukkan bagaimana strategi yang terstruktur, disiplin dalam eksekusi, serta kepercayaan antar pemain bisa menjadi kunci sukses dalam menghadapi tim raksasa sekelas DRX. Dengan kontribusi luar biasa dari Kushy yang bersinar di Icebox dan Monyet yang tampil dominan di Corrode, RRQ benar-benar mampu membalikkan prediksi banyak orang yang sebelumnya lebih menjagokan DRX.
Keberhasilan RRQ singkirkan DRX 2-0 di VCT Pacific Stage 2 memberikan kepercayaan diri tinggi bagi RRQ untuk menghadapi laga berikutnya di Lower Bracket yang semakin ketat. Lebih dari itu, kemenangan tersebut juga sekaligus memastikan bahwa RRQ resmi mengamankan tiket menuju Valorant Champions 2025 di Paris, turnamen terbesar dan paling bergengsi dalam ekosistem Valorant. Fakta bahwa tiket bersejarah ini mereka dapatkan setelah menyingkirkan DRX membuat pencapaian tersebut terasa jauh lebih spesial, seolah menjadi simbol kebangkitan tim Asia Tenggara di kancah global. Dengan hasil ini, RRQ kini benar-benar sudah menegaskan diri sebagai salah satu tim yang pantas berada di panggung dunia.