Hadapi Virus Corona, SHARP Ubah Pabrik TV Jadi Produksi Masker Medis

Bukan kesempatan dalam kesempitan

Seiring merebaknya virus corona baru (COVID-19) yang berasal dari Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok Tengah, masyarakat berlomba-lomba membeli berbagai bahan makanan dan persediaan alat kesehatan lainnya.

Salah satu yang paling dicari adalah masker! Saking mahalnya, beberapa pihak dengan tega menjualnya mahal. Entah demi apa.

"Keuntungan mungkin?"

Karena tingginya permintaan, salah satu produsen TV terkemuka di Jepang, SHARP, memasukkan masker dalam salah satu daftar produksinya selain TV.

1. Hingga 500 ribu masker per hari!

Hadapi Virus Corona, SHARP Ubah Pabrik TV Jadi Produksi Masker Medisasia.nikkei.com

Sharp menggunakan pabrik panel LCD dan perakitan TVnya di Kameyama, Prefektur Mie, untuk memproduksi masker besar-besaran demi memenuhi permintaan pasar.

Sebagai percobaan, SHARP mencoba untuk memproduksi 150 ribu masker per hari hingga akhir Maret. Lalu, jika berhasil, perusahaan TV yang berdiri pada 1912 tersebut akan menaikkan angkanya hingga 500 ribu per hari.

Mengenai harga dan distribusi masker, SHARP mengaku belum memikirkannya. Namun, angka tersebut sedikit dibandingkan dengan target yang ditetapkan oleh Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, yang ingin 600 juta masker tersedia tiap bulan.

Baca Juga: Anak 90-an Pasti Tahu, Ini 7 Gadget Lawas yang Masih Layak Kamu Beli

2. Foxconn juga melakukan hal yang sama

Hadapi Virus Corona, SHARP Ubah Pabrik TV Jadi Produksi Masker Medischinadaily.com.cn

Tahukah kalian, bahwa Sharp adalah anak perusahaan dari perusahaan elektronik asal Tiongkok, Foxconn, yang memproduksi komponen untuk ponsel cerdas Apple, iPhone, bahkan konsol gim Sony, PlayStation?

Bernama asli Hon Hai Precision Industry Co Ltd., Foxconn-lah yang memprakarsai langkah untuk secara sementara mengubah pabrik elektroniknya menjadi pabrik masker demi menjawab kebutuhan masyarakat di kala penyebaran COVID-19 di Tiongkok.

Tidak ragu-ragu, Foxconn akan memproduksi dua juta masker di akhir bulan! Dimulai dari pabrik flagship-nya di Shenzhen, Tiongkok Selatan. Bagi Foxconn,

"Dalam memerangi epidemi, setiap detiknya berharga."

3. Jerome Adams: "Kalau sehat, ngapain beli masker?!"

Kesal dengan fenomena hoarding masker, di mana masyarakat berbondong-bondong membeli masker dengan jumlah besar seolah-olah paranoid tertular COVID-19.

Melalui cuitan Twitter, Wakil Laksamana Jerome Adams untuk Korps Dinas Kesehatan Publik Amerika Serikat (PHSCC) menyuluhkan bahwa penggunaan masker SEHARUSNYA ditujukan kepada orang sehat yang merawat pasien atau suspect COVID-19, bukan yang sehat dan duduk manis saja!

Selain tidak efektif dalam melindungi diri dan memerangi COVID-19, budaya hoarding tersebut membahayakan apabila tenaga medis yang justru membutuhkan malah tidak kebagian. Hal tersebutlah yang menyebabkan COVID-19 dapat menyebar lebih jauh.

Jadi, STOP beli masker jika memang tidak perlu-perlu banget!

Selain vaksin influenza, Adams kemudian menyarankan untuk menanggulangi penyebaran COVID-19, kamu yang sedang tidak sehat dapat tetap di rumah dan rutin mencuci tangan sebelum dan sesudah keluar rumah.

Baca Juga: Penuh Inovasi, Ini 7 Gadget Baru Terkeren yang Dipamerkan di CES 2020!

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono
  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya